Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Arca Dewi Durga "Mbah Kopek" di Demak, Tanpa Pengakuan di Tengah Pemakaman

Kompas.com - 15/01/2024, 10:37 WIB
Nur Zaidi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Dia menegaskan, penamaan Mbah Kopek juga tidak ada sangkut pautnya dengan tokoh Desa Pidodo zaman dahulu maupun penemu. Nama itu hanya sebutan saja yang entah sejak kapan.

"Tidak ada kaitannya yang membuat Mbah Kopek tidak ada. Tidak ada, kita tegaskan tidak sama sekali di sini namanya Mbah Kopek tidak ada," katanya.

Dihubungi terpisah, Analis Cagar Budaya dan Koleksi Museum Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Demak, Roni Sulfa Ali mengatakan, penamaan situs Mbah Kopek adalah penamaan masyarakat setempat.

"Nama Mbah Kopek sendiri itu nama yang diberikan oleh masyarakat. Mengenai asal-usul dinamai Mbah Kopek saya kira masyarakat yang lebih memahami itu," katanya.

"Cuman yang dari kami lihat di situs Mbah kopek sendiri itu kan ada beberapa arca dan artefak," sambung dia.

Baca juga: Sama-sama Peninggalan Masa Lampau, Ini Perbedaan Fosil dan Artefak

Kendati demikian, Roni memastikan bahwa situs Mbah Kopek adalah arca Dewi Durga dari ciri-ciri yang ada. Perkiraan peninggalan abad ke 5-8 M.

"Dugaan kami Dewi Durga dilihat dari hiasannya kemudian dari ornamen dan juga seperti memiliki sebuah lembu atau nandi. Kemudian ada yoni walaupun sudah ada bekas kerusakan," terangnya.

Belum tercatat resmi sebagai cagar budaya

Roni tidak menampik, situs Mbah Kopek sampai saat ini belum ditetapkan sebagai cagar budaya.

Menurutnya, untuk sampai ke tahap itu, pertama obyek diduga cagar budaya (ODCB) melakukan kajian penyusunan naskah rekomendasi yang nantinya ditandatangani oleh tim ahli cagar budaya.

"Mbah Kopek saat ini belum ada statusnya saat ini ODCB kami sendiri juga hanya menargetkan penetapan dua obyek tiap tahunnya jadi kita lihat skala prioritasnya dulu," katanya.

Baca juga: Viral, Video Hiu Paus Berenang di Perairan Semarang, Berbahayakah bagi Manusia?

Kata Roni, kendala lain penetapan cagar budaya adalah sumber daya manusia atau SDM yang cukup terbatas untuk melakukan kajian arca Dewi Durga di Desa Pidodo.

"Secara SDM kita kekurangan orang yang ahli dalam arkeologi kalau suka sejarah saya rasa banyak. Sejauh ini yang ahli di bidang ke arkeologi secara akademis belum ada," terangnya.

Roni menambahkan, untuk tetap melindungi situs Mbah Kopek dari pengrusakan orang-orang yang tidak bertanggung jawab, maka tetap disebut cagar budaya.

"Kita tidak bisa serta merta menyatakan sebuah benda, bangunan, sebagai cagar budaya. Namun untuk memudahkan dan juga melindungi benda tersebut kadang langsung disebut sebagai cagar budaya," katanya.

Baca juga: Kota Semarang Lama Ditetapkan Menjadi Kawasan Cagar Budaya Nasional

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Kronologi Pria di Majalengka Bakar Rumah dan Mobil Mantan Istri Lantaran Ditolak Rujuk

Kronologi Pria di Majalengka Bakar Rumah dan Mobil Mantan Istri Lantaran Ditolak Rujuk

Regional
Terima Laporan Rektor Universitas Riau ke Mahasiswanya, Polda: Kami Coba Mediasi

Terima Laporan Rektor Universitas Riau ke Mahasiswanya, Polda: Kami Coba Mediasi

Regional
Maju Pilkada 2024, Anak Mantan Bupati Brebes Ikut Penjaringan 3 Parpol Sekaligus

Maju Pilkada 2024, Anak Mantan Bupati Brebes Ikut Penjaringan 3 Parpol Sekaligus

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Sedang

Regional
Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Regional
Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Regional
UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

Regional
Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Regional
Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai 'Video Call' dengan Gerindra

Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai "Video Call" dengan Gerindra

Regional
Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Regional
Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Regional
Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Regional
Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com