Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebakaran Tungku Smelter di Morowali Tewaskan 13 Pekerja

Kompas.com - 25/12/2023, 05:14 WIB
Pythag Kurniati

Editor

SULAWESI TENGAH, KOMPAS.com- Korban tewas akibat kebakaran yang terjadi di tungku smelter nikel milik PT. Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS), bertambah menjadi 13 orang dari sebelumnya 12 orang. Sementara itu, 46 orang mengalami luka.

"Informasi yang saya dapat itu sudah bertambah menjadi 13 orang, yang lainnya masih dalam perawatan," kata Dedy Kurniawan, Kepala Divisi Media Relations PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) kepada BBC News Indonesia, Minggu (24/12).

Baca juga: Korban Meninggal akibat Kebakaran Tungku Smelter di Morowali Jadi 13 Orang

13 korban tewas yang terkonfirmasi saat ini terdiri dari sembilan pekerja Indonesia dan empat pekerja asal China.

Dedy melanjutkan, 46 korban luka umumnya disebabkan karena terkena uap panas. Sebanyak 29 korban luka dirujuk ke RSUD Morowali, 12 orang sedang dilakukan observasi oleh Klinik IMIP, dan lima orang rawat jalan.

Insiden itu terjadi karena ledakan tungku di salah satu pengolahan nikel milik PT. Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS), salah satu tenant yang beroperasi di Kawasan IMIP, Morowali, Sulawesi Tengah.

Baca juga: Detik-detik Tungku Smelter Morowali Meledak, Diduga Ada Cairan Pemicu Ledakan

Sejak api dipadamkan, sejumlah otoritas termasuk kepolisian dan dinas tenaga kerja telah melakukan investigasi di lapangan.

"Lokasi kejadian sudah dalam penjagaan ketat dan hanya tim investigasi yang boleh masuk ke lokasi kejadian," tambah Dedy.

Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulawesi Tengah, Irjen Pol Agus Nugroho mengatakan pihaknya bersama Danrem 132 Tadulako sudah sampai di kawasan industri nikel PT IMIP untuk mengecek lokasi kejadian.

“Proses evakuasi korban sudah dilakukan. Pemadaman di lokasi sudan dilkuakan tim Damkar perusahaan dan Damkar pemerintah daerah,” ujarnya kepada M Taufan, wartawan di Palu yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.

Baca juga: Dugaan Penyebab Ledakan Tungku Smelter di Morowali yang Tewaskan 12 Orang

Kronologi

Pihak Safety Tsingshan, salah satu tenant PT IMIP, bersama satuan pengamanan objek vital nasional (PAM Obvitnas) Kawasan IMIP bersiaga mengamankan lokasi kejadian pascakecelakaan kebakaran tungku smelter No. 41 tadi pagi pukul 06.15 WITA. Pihak Safety Tsingshan, salah satu tenant PT IMIP, bersama satuan pengamanan objek vital nasional (PAM Obvitnas) Kawasan IMIP bersiaga mengamankan lokasi kejadian pascakecelakaan kebakaran tungku smelter No. 41 tadi pagi pukul 06.15 WITA.

Insiden ini berawal dari perbaikan tungku pengelolaan nikel yang dilakukan sejumlah pekerja, yang terdiri dari tenaga kerja Indonesia dan tenaga kerja asing.

Saat dilakukan perbaikan itu, tungku meledak dan terbakar sekitar pukul 05.30 WITA sehingga mengakibatkan 59 karyawan yang bekerja di lokasi menjadi korban.

Sejumlah pekerja yang berada tidak jauh dari lokasi kejadian mendegar ledakan keras. Mereka pun dimbau pihak perusahaan tidak ke sumber ledakan.

“Keras sekali ledakannya, kami dengar cuman tidak berani mendekat karena sudah ada larangan perusahaan,” aku salah satu pekerja PT ITSS yang tidak mau disebutkan namanya kepada wartawan M Taufan.

Baca juga: Ledakan Mirip Bom Kejutkan Warga di Bima NTB

PT IMIP meralat keterangan sebelumnya yang menyebut adanya tabung oksigen yang meledak.

Dalam keterangannya, Dedy mengatakan tungku smelter yang terbakar diidentifikasi dengan "No. 41", awalnya masih ditutup untuk operasi pemeliharaan.

"Saat tungku tersebut sedang tidak beroperasi dan dalam proses perbaikan, terdapat sisa slag atau terak dalam tungku yang keluar, lalu bersentuhan dengan barang-barang yang mudah terbakar di lokasi," katanya.

Dinding tungku lalu runtuh dan sisa terak besi mengalir keluar sehingga menyebabkan kebakaran. Akibatnya, kata dia, pekerja yang berada di lokasi mengalami luka-luka hingga korban jiwa.

Baca juga: Hasil Investigas Sementara Ledakan Tungku Smelter di Morowali yang Sebabkan 12 Orang Tewas

"Hasil identifikasi penyebab kecelakaan ini sekaligus menegaskan bahwa tidak ada tabung oksigen yang meledak seperti diinformasikan sebelumnya," kata Dedy.

Dalam keterangan sebelumnya, PT. IMIP mengatakan kecelakaan kerja terjadi sekitar pukul 05.30 WITA.

Insiden ini berawal dari kecelakaan yang dialami sejumlah pekerja saat melakukan perbaikan tungku dan pemasangan plat pada bagian tungku.

"Hasil investigasi awal, penyebab ledakan diperkirakan karena bagian bawah tungku masih terdapat cairan pemicu ledakan. Saat proses perbaikan tersebut, terjadi ledakan," tambah keterangan PT. IMIP.

Di lokasi ini juga terdapat banyak tabung oksigen yang digunakan untuk pengelasan dan pemotongan komponen tungku, menurut laporan PT. IMIP.

Akibatnya, ledakan pertama memicu beberapa tabung oksigen di sekitar area ikut meledak.

Kebakaran tungku dipadamkan pukul 09.10 WITA. Adapun pekerja yang menjadi korban kecelakaan telah dibawa ke klinik 1 dan 2 PT IMIP.

Baca juga: Demi Adegan Ledakan Film 13 Bom di Jakarta, Sutradara Tutup Jalan Fatmawati Selama 15 Menit

Langkah selanjutnya

Aktivitas karyawan kembali berangsur normal pascakecelakaan kerja pukul 06.15 WITA di pabrik ferrosilikon PT ITSS yang berada di kawasan IMIP. Aktivitas karyawan kembali berangsur normal pascakecelakaan kerja pukul 06.15 WITA di pabrik ferrosilikon PT ITSS yang berada di kawasan IMIP.

Saat ini PT IMIP terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk menginvestigasi hingga penanganan korban.

Sebagai bentuk pertanggungjawaban, seluruh biaya perawatan bagi korban akan ditanggung oleh manajemen PT IMIP, termasuk berupa uang santunan duka kepada keluarga korban.

"Manajemen PT IMIP telah menanggung seluruh biaya perawatan dan perawatan korban pascakecelakaan, serta santunan bagi keluarga korban. Kami juga telah menyerahkan satu jenazah korban kepada keluarga korban," tambah Dedy.

Pihak manajemen PT IMIP sendiri masih berkoordinasi untuk penanganan krisis seluruh aspek, antara lain mencakup penyiagaan keamanan dan keselamatan karyawan, klinik medis, sekuriti, dan penyediaan informasi kepada publik.

Saat ini, beberapa korban yang berhasil diidentifikasi, dan atas permintaan pihak keluarga korban, jenazah mereka hari ini telah diterbangkan ke kampung halaman masing-masing.

"PT IMIP sebagai perusahaan yang menaungi kawasan lingkar industri Morowali turut berduka sedalam-dalamnya atas musibah ini, terutama keluarga para korban yang terdampak dari tragedi ini," lanjut keterangan resmi tersebut.

Baca juga: Dugaan Penyebab Ledakan Tungku Smelter di Morowali yang Tewaskan 12 Orang

Penyelidikan

Sementara itu, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulawesi Tengah, Irjen Pol Agus Nugroho pihaknya sudah membentuk tim untuk melakukan penyelidikan.

“Kita sudah amankan TKP. Tim terdiri dari Labfor, DVI, dan beberapa pihak terkait,” ungkapnya.

Kondisi di kawasan industri PT IMIP sudah kondusif. Polri dan TNI bergabung memberikan pengamanan.

“Untuk beberapa korban sudah dievakuasi ke rumah sakit dan beberapa berada di klinik PT ITSS, baik korban meninggal dunia maupun korban luka,” imbuhnya.

Baca juga: Tungku Smelter Kawasan Industri Nikel Morowali Meledak, 12 Orang Tewas

Kecelakaan kerja berulang

Ini bukan kali pertama inisiden kecelakaan kerja terjadi di kawasan industri nikel, menurut Kepala Advokasi dan Kampanye WALHI Sulteng, Aulia Hakim.

“Kecelakaan kerja diakibatkan karena penyediaan APD atau alat keselamatan yang tidak pernah dipatuhi oleh perusahaan, ditambah paraturan jam kerja yang semena-mena, rotasi kerja yang kacau, dan juga perlatan yang dioperasikan tidak terkontrol merupakan pemicu kecelakaan itu terjadi,” ujar Aulia dalam pernyataan tertulis yang diterima BBC News Indonesia.

WALHI Sulteng mencatat pada 27 april 2023 lalu, dua pekerja dumping yang juga berada dalam kawasan PT IMIP mengalami kecelakaan kerja sehingga merenggut nyawa Arif dan Masriadi.

Atas insiden ini, Presiden Partai Buruh, Said Iqbal mendesak pembentukan Tim Pencari Fakta oleh Kementerian Tenaga Kerja.

"Persoalan K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) sudah terjadi berulang-ulang. Bahkan sampai memakan korban jiwa. Ini tidak bisa dibiarkan," kata Said Iqbal dalam keterangan tertulis yang diterima BBC News Indonesia, Minggu (24/12).

Baca juga: Mengenal Apa Itu Tungku Smelter yang Sebabkan Belasan Pekerja PT ITSS di Morowali Meninggal Dunia

Ia juga mendorong adanya pengusutan terhadap pengusaha yang terbukti abai terhadap K3 pekerja.

Selain itu, Said Iqbal mendesak agar Pemerintah dan pengusaha memberikan santunan kepada yang meninggal dunia, termasuk biaya pemakaman hingga biaya pendidikan anak-anak korban. Begitu pun yang luka-luka, harus ditanggung biaya berobat dan santunan kecelakaan dibiayai Negara.

"Penerapan K3 harus benar-benar dipastikan berjalan dan ada sanksi berat bagi yang melanggar," tegasnya.

Selain itu, kata Said Iqbal, Partai Buruh mendesak agar UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja segera direvisi, karena sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman.

Dalam regulasi ini, ancaman bagi pihak yang melanggar aturan bisa dihukum seberat-beratnya tiga bulan penjara atau denda sebesar-besarnya Rp100.000.

Sehingga tidak memberikan efek jera,” katanya.

Baca juga: Kampanye Hari Ke-19, Anies Berkunjung ke Morowali, Cak Imin Masih Umrah

Terjunkan tim investigasi

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sulawesi Tengah, Arnold Firdaus mengatakan timnya sedang melakukan investigasi di lapangan.

"Kami sudah berkoordinasi dengan dirjen wasnaker (Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dan direktur riksa Kemenaker-RI, dan tim mereka juga akan segera turun untuk melakukan investigasi bersama," kata Arnold dalam keterangan tertulis kepada BBC News Indonesia.

Pihaknya juga telah berkomunikasi dengan PT IMIP dan menyampaikan "bahwa penanganan korban dan hak-hak mereka harus menjadi prioritas utama."

"Tim BPJS Ketenagakerjaan Cabang Morowali juga sudah berkoordinasi dengan manajemen IMIP dan rumah sakit untuk penanganan korban," lanjut Arnold.

Baca juga: Hasil Investigas Sementara Ledakan Tungku Smelter di Morowali yang Sebabkan 12 Orang Tewas

Berdasarkan situs resminya, PT IMIP mengelola kawasan industri berbasis nikel yang terintegrasi dengan produk utama berupa nikel, stainless steel dan carbon steel.

Dalam media milik perusahaan disebutkan Kawasan Industri IMIP mulai beroperasi 2015 silam. Presiden Joko Widodo ikut meresmikan kawasan industri yang memiliki areal sekitar 3.000 hektar.

Pada 2019, kawasan industri ini ditetapkan sebagai proyek strategis nasional (PSN) dan sebagai objek vital nasional.

Perusahan punya rencana pengembangan luasan areal ke 6.000 hektar. Per Juni 2023, jumlah tenaga kerja yang tercatat di kawasan industri ini sebanyak 72.000 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

Regional
Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Regional
Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Regional
Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Regional
Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Regional
Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Regional
Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com