PEKANBARU, KOMPAS.com - Sebanyak lima pintu bendungan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang di Kabupaten Kampar, Riau, dibuka, Senin (18/12/2023).
Berdasarkan data yang diterima Kompas.com dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, hari ini ketinggian buka pintu bendungan ditambah.
"Berdasarkan informasi yang kami terima dari pihak manajemen PLTA Koto Panjang, ketinggian buka pintu pelimpah air waduk (spilway gate) saat ini 70 sentimeter. Sebelumnya dibuka 40 sentimeter. Lima pintu bendungan yang dibuka," kata Kepala Bidang (Kabid) Rehabilitasi BPBD Riau, Rozita kepada Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Senin.
Baca juga: Buaya Muncul di Atas Keramba Nelayan Lombok Barat, BKSDA Lakukan Pemantauan
Ia menyebut, penambahan buka pintu bendungan, karena debit air waduk yang terus mengalami kenaikan sejak musim hujan.
Dengan demikian, Sungai Kampar mengalami kenaikan sekitar 30-40 sentimeter.
"Kami mengimbau kepada masyarakat yang ada di daerah sepanjang aliran Sungai Kampar, agar siaga banjir. Kemudian, pemilik tambak ikan di Sungai Kampar, juga kita minta harus waspada," kata Rozita.
BPBD Kampar juga diminta untuk memberikan informasi kepada masyarakat agar siaga dan waspada dampak dari kenaikan Sungai Kampar.
Meningkatnya debit air Sungai Kampar, membuat warga pemilik keramba ikan apung di hilir sungai cemas.
Baca juga: Bupati Jembrana Tandatangani RTD Bendungan Benel dan Palasari, Antisipasi Kerusakan
Salah satunya, Ocu Ujang (32), pemilik keramba ikan jenis Ikan Lomak di Desa Alam Panjang, Kecamatan Rumbio Jaya, Kampar.
"Sejak dibukanya pintu waduk PLTA Koto Panjang, kami petambak ikan mulai cemas. Apalagi, sekarang sudah lima pintu dibuka, air semakin naik," akui Ujang saat diwawancarai Kompas.com melalui sambungan telepon, Senin petang.
Ujang memiliki dua keramba ikan lomak yang tidak lama lagi akan panen.
Namun, ia sekarang merasa khawatir keramba hanyut karena air sungai terus meningkat.
"Kalau air terus naik, saya khawatir tali keramba putus dan hanyut. Tentu saya berharap hal itu tidak terjadi. Sebentar lagi saya mau panen," ujar Ujang.
Baca juga: Tinjau Bendungan Mbay, Jokowi Berharap Produksi Beras di Nagekeo Naik 2,5 Kali Lipat
Untuk mencegah keramba hanyut, ia dan pemilik keramba lainnya telah menariknya ke pinggir sungai.
Selain itu, ia menambah tali pengikat keramba apung.
"Sekarang sudah kami tarik ke tepi. Kemarin kan di tengah. Tali pengikat juga ditambah supaya tidak hanyut," kata Ujang.
Baca juga: Kejang di Pinggir Sungai Kampar, Lelaki 42 Tahun Hilang Terbawa Arus
Sejak air Sungai Kampar naik, ia mengaku selalu memantau kondisi keramba.
"Saya pantau terus. Tidak hanya siang, tapi malam juga kadang saya ke keramba," sebut Ujang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.