Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Debat Capres 2024: Akademisi Uncen Akui 3 Capres Serius Perhatikan Papua

Kompas.com - 13/12/2023, 10:15 WIB
Roberthus Yewen,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Akademisi Universitas Cenderawasih, Muliadi Anangkota, mengikuti dengan penuh perhatian debat calon presiden (capres) 2024 yang berlangsung pada Selasa (12/12/2023). 

Debat tersebut menghadirkan tiga capres yakni Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.

Salah satu tema dalam debat capres ini adalah isu HAM dan konflik Papua yang masih terus terjadi.

Baca juga: Saat Prabowo dan Anies Saling Buka Kartu di Debat Capres-Cawapres...

Ketiga Capres memiliki pandangan dan pemikirannya masing-masing dalam menyelesaikan HAM dan konflik di Papua. 

Dosen Program Studi Ilmu Pemerintahan Jurusan Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Cenderawasih ini menilai bahwa tiga capres tersebut sangat serius membahas isu tentang Papua. 

"Menurut saya ketiga capres ini serius, bisa dilihat dari sudut pandang masing-masing dengan cara berpikir konstruktif," ucapnya dalam keterangan tertulis kepada Kompas.com, Rabu (13/12/2023). 

Meskipun demikian, kata Muliadi, harus dimaklumi karena ketiga capres ini memiliki latar belakang berbeda-beda sehingga gagasan-gagasan mereka sangat didasari pada latar belakang masing-masing. 

Baca juga: Usai Tonton Debat Capres, PPP Yakin Suara Pemilih Jokowi Akan Berpaling ke Ganjar

“Pak Anis Baswedan dari praktisi, akademisi, birokrat, sehingga lebih mengusung penegakan keadilan di Papua."

"Sementara pak Ganjar, politisi, birokrat, lebih mengusung dialog yang didasari atas kunjungannya ke Papua beberalali kali dan pak Prabowo, militer, politisi, birokrat, mengusung pola soft power atau keamanan ekonomi yang merata,” jelasnya. 

Dialog solusi terbaik

Muliadi mengatakan, berbagai upaya sudah dilakukan sampai saat ini guna menyelesaikan permasalahan di tanah Papua. 

Namun, kata dia, dialog merupakan salah satu solusi terbaik dalam menyelesaikan permasalahan di Papua. 

“Dialog bisa dikatakan sebagai pilihan terbaik untuk menyelesaikan permasalahan Papua,” ungkapnya. 

Baca juga: TKN Bilang Prabowo Tak Menjatuhkan Siapa Pun dalam Debat Capres

Muliadi menyampaikan, salah satu solusi untuk menyelesaikan permasalahan di Papua saat ini adalah dialog. 

Pembangunan ekonomi di Papua

Selain itu, pembangunan ekonomi mutlak dilaksanakan di seluruh Indonesia, termasuk di Papua sesuai amanat UUD 1945 Pasal 33, perekonomian diprioritaskan untuk kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. 

“Demikian Papua juga harus dilihat sebagai bagian dari haknya untuk mendapatkan pembangunan ekonomi tersebut." 

"Dengan terbangunnya perekonomian yang merata di Papua, maka dapat menjadi salah satu penawar permasalahan kesejahteraan di Papua. Sembari persoalan-persoalan lainnya juga terselesaikan,” ujarnya. 

Baca juga: Soal Penampilan Prabowo dalam Debat Capres, Gibran: Biar Masyarakat Nilai

Muliadi menyatakan, dari presiden ke presiden, permasalahan HAM dan konflik Papua belum terselesaikan secara menyeluruh.

Meskipun demikian, harus diakui setiap presiden mempunyai cara dan pendekatan tersendiri dalam menangani konflik di Papua. 

“Jadi inilah upaya-upaya yang sudah dilakukan selama ini, karena inikan sensitif selalu dikaitkan dengan wacana disintegrasi bangsa,” tutupnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

Regional
Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Regional
Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Regional
Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Regional
Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Regional
Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Regional
Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com