Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Situs Geopark Meratus, Ada Pasar Terapung Lok Baintan dan Kawasan Stasiun Riset Bekantan

Kompas.com - 13/12/2023, 10:05 WIB
Andi Muhammad Haswar,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BANJARMASIN, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) terus mendorong Geopark (Taman Bumi) Meratus menjadi Unesco Global Geopark setelah ditetapkan sebagai Geopark Nasional pada 2018 lalu.

Dengan segala keindahan dan keanekaragaman hayati yang terkandung di dalamnya, Geopark Meratus terus dipromosikan.

Kepala Badan Pengelola Geopark Meratus (BPGM) Hanifa Dwi Nirwana mengatakan, saat ini Geopark Meratus memiliki 54 situs warisan budaya yang terbentang di wilayah Kalsel.

 

Baca juga: Pegunungan Meratus, Pemilik Puncak Tertinggi di Kalimantan

"Salah satunya adalah Pasar Terapung Lok Baintan di Sungai Martapura yang sejak dulu sudah menjadi objek wisata unggulan di Kalsel," ujar Hanifah dalam keterangan yang diterima, Selasa (12/12/2023).

Alasan menjadikan Pasar Terapung Lok Baintan sebagai salah satu situs Geopark Meratus adalah aliran Sungai Martapura yang berasal dari Pegunungan Meratus.

Sungai Martapura terbentuk akibat kejadian bumi, yaitu pada waktu pengangkatan Pegunungan Meratus yang tersusun oleh endapan aluvial sungai seperti pasir, lumpur atau lempung.

"Karena itulah pada beberapa tempat bisa ditemukan intan," jelasnya.

Selain Pasar Terapung Lok Baintan, Pulau Curiak sebagai Kawasan Stasiun Riset Bekantan juga dijadikan salah satu situs Geopark Meratus.

Sejak dijadikan sebagai situs Geopark Meratus, kunjungan wisatawan terus meningkat.

"Situs Pulau Curiak ini banyak sekali kunjungan dari wisatawan luar negeri jadi kita dorong terus publikasinya dan bisa kita koneksikan dengan situs-situs lainnya," tambahnya.

Kawasan yang masuk dalam wilayah Kabupaten Barito Kuala ini dibuka pada 2015. Saat itu, Bekantan yang merupakan hewan endemik Kalsel populasinya memprihatinkan.

Sementara itu, data yang diterima dari Komunitas Sahabat Bekantan Indonesia, saat ini di Pulau Curiak populasi Bekantan terus bertambah.

Ketua Sahabat Bekantan Indonesia, Amelia mengatakan, sebelum dibuka sebagai Kawasan Stasiun Riset Bekantan, populasi Bekantan di Pulau Curiak hanya 14 ekor saja.

"Saat ini jumlah Bekantan dari data terbaru kami kini berjumlah 42 atau ada peningkatan lebih dari 100 persen dan kawasan ini berada di luar kawasan konservasi, bagaimana kita mengelola populasinya tetapi tetap bisa hidup berdampingan dengan masyarakat lokal," ujar wanita yang akrab di sapa Amel ini.

Baca juga: Kenalkan Kekayaan Alam Pegunungan Meratus, 150 Pendaki Akan Kibarkan Bendera Merah Putih di Puncak Tertinggi Kalsel

Bertambahnya populasi Bekantan kata Amel tak lepas dari upaya restorasi Mangrove Rambai yang ada di Pulau Curiak. Mangrove Rambai merupakan salah satu makanan utama Bekantan.

"Secara kecil memang mendukung sebagai pakan Bekantan tetapi secara global ternyata dapat membantu mitigasi perubahan iklim," jelasnya.

Amel mengapreasiasi Pemprov Kalsel memasukkan Pulau Curiak sebagai salah satu situs Geopark Meratus. Dirinya berharap kunjungan wisatawan terus meningkat setiap tahunnya.

"Wisatawan mancanegara memang sengaja datang ke sini untuk melihat eksotisme Bekantan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Regional
Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Regional
UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

Regional
Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Regional
Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai 'Video Call' dengan Gerindra

Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai "Video Call" dengan Gerindra

Regional
Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Regional
Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Regional
Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Regional
Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Regional
Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Regional
DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

Regional
Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Regional
Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Regional
Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Regional
Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com