"Saya telepon, tapi sudah tak masuk," sebut Nazlil.
Nazlil dan istrinya mencoba untuk tenang dan berdoa agar sang anak selamat.
Hingga Senin (4/12/2023) pagi sampai siang, keluarga tak kunjung mendapat kabar.
Sore harinya, Nazlil mendapat kabar Nazatra ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Nazlil dan istrinya langsung berangkat ke Bukittinggi menjemput jenazah anaknya. Dia sempat melihat kondisi korban, yang terdapat luka di kepala bagian belakang.
"Kami jemput ke Bukittinggi. Sampai ke Pekanbaru jam empat subuh tadi," kata Nazlil.
Pada saat erupsi Gunung Marapi, anaknya berada di atas gunung.
Menurutnya, Nazatra ada kemungkinan bisa selamat bila cepat turun gunung. Namun, saat itu korban menyempatkan diri mengambil barang-barang dan menyuruh dua temannya turun.
"Kalau cerita dari temannya yang selamat, anak saya ini menyuruh dua temannya turun duluan. Sempat juga dia menyelamatkan barang-barang. Tapi, ya sudah takdirnya meninggal," ujar Nazlil.
Nazlil menyebut, Nazatra sosok anak yang penurut dan punya banyak teman.
"Dia anaknya penurut. Banyak temannya," sebut Nazlil.
Nazlil dan istrinya terlihat tegar atas kehilangan putra bungsunya itu. Meski sesekali nada bicara bergetar dan matanya berkaca-kaca.
"Ini sudah takdir anak saya," ucap Nazlil.
Sementara itu, satu korban lagi meninggal dunia akibat erupsi Gunung Marapi, Muhammad Adhan (21), dimakamkan di TPU Jalan Lintas Timur, Pekanbaru.
Untuk diketahui, pendaki Gunung Marapi asal Riau sebanyak 29 orang. Dari jumlah tersebut, 2 orang meninggal dunia, 2 proses evakuasi, 3 orang dirawat di rumah sakit, sisanya selamat dan dipulangkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.