SEMARANG, KOMPAS.com - Korban pelecehan seksual yang diduga dilakukan oleh guru ngaji berinisial PJ di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) banyak yang trauma hingga muntah-muntah.
Ali Ahsun Wijaya selaku Ketua RW setempat mengatakan, orangtua korban dan korban pelecehan seksual di Kecamatan Semarang Barat itu sudah dikumpulkan.
"Ya diberi konseling," jelasnya saat ditemui di rumahnya, Senin (20/11/2023).
Baca juga: Visum Korban Pelecehan Seksual yang Dilakukan Guru Ngaji di Semarang Telah Keluar
Selain itu, orangtua korban juga sudah diberikan edukasi untuk mengantisipasi agar tidak terjadi kejadian yang sama.
"Dikasih edukasi, barangkali ke depan juga ada kejar yang seperti itu," ujar Ali.
Setelah kejadian tersebut, banyak korban yang trauma dan menangis terus. Selain itu, banyak juga orangtua korban yang muntah-muntah karena kepikiran.
"Ada ibunya yang sampai muntah-muntah. Anaknya juga seperti itu. Makannya ibunya minta jangan diekspos," paparnya.
Baca juga: Pelaku Pelecehan Seksual Unesa Diskors Satu Semester
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah, Perlindungan Perempuan dan Anak, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (UPTD PPA DP3A) Kota Semarang, Catur Karyanti mengatakan, korban sudah melakukan visum di rumah sakit.
"Satu korban mengalami kerusakan di bagian organ intim dan yang lainnya diraba-raba," jelasnya saat dikonfirmasi via telepon.Hasil visum tersebut dijadikan dasar Polrestabes Semarang untuk melakukan penangkapan kepada pelaku berinisial PJ, warga Semarang Barat.
"Dari hasil visum itu untuk penangkapan, saat ini memang baru satu orang tua korban yang membuat laporan ke polisi," paparnya.
Dia menjelaskan, pelaku dikenal dekat dengan anak-anak. Hal itu membuat para korban tidak merasa jika dirinya dilecehkan oleh guru ngajinya.
"Korban rata-rata umur 8 tahun sampai 10 tahun," imbuh dia.
Saat ini, DP3A Kota Semarang juga telah melakukan pendampingan kepada korban dan semua anak-anak yang ikut belajar ngaji di tempat tersebut.
"Semua anak yang terlibat di sana tetap akan kita dampingi semua," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.