Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Penambangan Emas Rakyat di Kulon Progo Mulai Tinggalkan Merkuri

Kompas.com - 17/11/2023, 23:50 WIB
Dani Julius Zebua,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com – Warga mulai meninggalkan proses pengolahan bijih emas menggunakan merkuri di penambangan emas rakyat pada Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. 

Beberapa kelompok penambang menggunakan proses sianidasi untuk mengekstrak emas dari bebatuan. 

Sianidasi teknologi alternatif menggunakan sianida dalam mengolah bijih emas. 

Baca juga: Polisi Bakar 5 Rakit Penambang Emas Ilegal, Pelaku Loncat ke Sungai

“Saat ini, baru dua kelompok (beralih ke sianidasi). Warga kami di sana ada lima kelompok. Tapi dalam masa peralihan ini masih harus terus memberi pemahaman bagi penambang, juga masyarakat sekitarnya,” kata Lurah Kalirejo, Lana di kantor Dinas Lingkungan Hidup Kulon Progo, Jumat (17/11/2023).

Berbagai teknologi alternatif diperkenalkan pemerintah untuk menghapus pemanfaatan merkuri pada semua kegiatan, termasuk pada pertambangan emas rakyat atau pertambangan emas skala kecil (PESK). 

Rencana penghapusan merkuri telah tertulis dalam Peraturan Presiden No. 21/2019 tentang Rencana Aksi Nasional Pengurangan dan Penghapusan Merkuri (RAN-PPM). Penghapusan merkuri, termasuk di PESK, ditargetkan selesai pada 2025.

Pemerintah di daerah sudah menindaklanjuti, termasuk Kulon Progo yang menerbitkan Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor 59 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Perbup Kulon Progo Nomor 18 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Daerah Penghapusan Merkuri. 

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) pun pernah terjun ke PESK Kulon Progo. Mereka mengenalkan pengolahan emas bebas merkuri.

Menurut Lana, pengetahuan tentang risiko pemanfaatan merkuri dalam jangka panjang pada manusia dan lingkungan di masa depan, sejatinya sudah sampai ke masyarakat. 

Warga juga sudah mengenal proses sianidasi yang bisa menghasilkan tangkapan emas lebih besar ketimbang proses amalgamasi. Namun, peralihan kebiasaan itu perlu proses yang tetap panjang.  

“Sampai saat ini memang belum (bebas merkuri). Tapi masyarakat sudah mulai memanfaatkan sianida, beralih dari merkuri. Namun ini tidak mudah. Mereka masih tahap belajar karena warga  sudah bertahun-tahun lamanya (memanfaatkan merkuri),” kata Lana. 

Baca juga: Pemkab Sleman Hentikan Aktivitas 2 Penambangan Ilegal di Prambanan

Pemerintah mencatat penambangan emas berkembang di dua desa pada Kapanewon Kokap, yakni di Kalirejo dan Hargorejo. Penambangan rakyat telah tumbuh sejak 1990-an.

Penambang tumbuh hingga tujuh kelompok dengan badan usaha koperasi. Satu kelompok memiliki wilayah penambangan rakyat (WPR) hingga 25 hektar atau keseluruhan kelompok mencapai ratusan hektar.  

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kulon Progo pun terus mendorong pertambangan yang bebas merkuri ini.

Kepala Bidang Penaatan dan Pengendalian Lingkungan DLH Kulon Progo, Toni mengatakan pihaknya akan memasang banner di 20 titik di wilayah pertambangan rakyat (WPR) di Kalirejo dan Hargorejo.

“Penghapusan merkuri memerlukan kolaborasi semua pihak. Hari ini kami mulai sosialisasi, kemudian tindak lanjut pemasangan banner dan poster mengenai pelarangan penggunaan merkuri,” kata Toni di kantornya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pemuda Bawa Senjata Tajam saat Nongkrong di Solo

Polisi Tangkap Pemuda Bawa Senjata Tajam saat Nongkrong di Solo

Regional
Akui Tidak Punya Uang, Bernadus Ratu-Albertus Ben Bao Deklarasi Maju Pilkada Sikka dari Jalur Independen

Akui Tidak Punya Uang, Bernadus Ratu-Albertus Ben Bao Deklarasi Maju Pilkada Sikka dari Jalur Independen

Regional
3 Kader Demokrat Berebut Restu AHY di Pilkada Sumsel, Cik Ujang Klaim Sudah Kantongi Rekomendasi

3 Kader Demokrat Berebut Restu AHY di Pilkada Sumsel, Cik Ujang Klaim Sudah Kantongi Rekomendasi

Regional
Eks Komisioner KPU Konsultasi Calon Independen Pilkada Magelang

Eks Komisioner KPU Konsultasi Calon Independen Pilkada Magelang

Regional
Setelah Gerindra, Rektor Unsa Daftar Maju Pilkada ke PSI

Setelah Gerindra, Rektor Unsa Daftar Maju Pilkada ke PSI

Regional
Terima Pendaftaran Pilkada Manokwari, PDI-P: Kami Tak Koalisi dengan PKS

Terima Pendaftaran Pilkada Manokwari, PDI-P: Kami Tak Koalisi dengan PKS

Regional
Sepasang Calon Perseorangan Mendaftar di Pilkada Pangkalpinang

Sepasang Calon Perseorangan Mendaftar di Pilkada Pangkalpinang

Regional
Telan Anggaran Rp 6,79 Miliar, Perbaikan Jembatan Sungai Babon Semarang-Demak Dikebut

Telan Anggaran Rp 6,79 Miliar, Perbaikan Jembatan Sungai Babon Semarang-Demak Dikebut

Regional
5 Orang Diperiksa, Penemuan Pria Berlumpur dan Tangan Terikat di Sungai Semarang Masih Misteri

5 Orang Diperiksa, Penemuan Pria Berlumpur dan Tangan Terikat di Sungai Semarang Masih Misteri

Regional
Rumah Terancam Disita Bank, Korban Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Donasi

Rumah Terancam Disita Bank, Korban Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Donasi

Regional
Cerobong Asap Terbakar, Pabrik Tahu di Kabupaten Semarang Ludes Dilalap Api

Cerobong Asap Terbakar, Pabrik Tahu di Kabupaten Semarang Ludes Dilalap Api

Regional
Pendaftaran PPS 301 Desa di Magelang Diperpanjang, Apa Penyebabnya?

Pendaftaran PPS 301 Desa di Magelang Diperpanjang, Apa Penyebabnya?

Regional
Kaesang Pangarep Tergetkan PSI Menang di Pilkada Solo

Kaesang Pangarep Tergetkan PSI Menang di Pilkada Solo

Regional
4 Hari Kandas, 2 Kapal Kargo di Pelabuhan Pangkalbalam Diselamatkan

4 Hari Kandas, 2 Kapal Kargo di Pelabuhan Pangkalbalam Diselamatkan

Regional
Gunung Ibu Meletus 2 Kali Kamis Petang, Status Siaga

Gunung Ibu Meletus 2 Kali Kamis Petang, Status Siaga

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com