Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Cabai di Palembang Tembus Rp 80.000 Per Kilogram, Pedagang Kebingungan

Kompas.com - 10/11/2023, 11:50 WIB
Aji YK Putra,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com- Harga cabai di berbagai pasar tradisional Palembang, Sumatera Selatan mulai mengalami kenaikan hampir satu pekan terakhir.

Bahkan, harga cabai rawit setan saat ini telah menembus harga Rp 80.000 per kilogram.

Padahal sebelumnya harga cabai jenis ini berada di harga Rp 35.000 sampai Rp 40.000 per kilogram.

Baca juga: Daftar Harga Bapok 10 November, Cabai Rawit Merah Tembus Rp 117.000 Per Kg

Sementara, untuk cabai merah keriting saat ini Rp 65.000 per kilogram. Kemudian, untuk cabai rawit hijau Rp 70.000 per kilogram.

Hendra (40) pedagang cabai di pasar tradisional KM 5 mengatakan, kenaikan ini membuat para pelanggan beralih mengurangi konsumsi cabai. Hal ini terlihat dari jenis pasokan cabai yang dijualnya dikurangi.

Dari sebelumnya Hendra menjual sekitar 50 kilogram cabai sehari, kini dikurangi menjadi 25 kilogram per hari.

“Karena warga banyak nggak jadi beli, harga cabai mahal. Kami juga bingung menjelaskan kenaikan harga ini ke pelanggan,” kata Hendra, Jumat (10/11/2023).

Baca juga: Harga Cabai Naik, Pedagang: Dulu Penimbunnya Ditangkap, Sekarang Adem Ayem Saja...

Kenaikan pun bukan hanya pada komoditas cabai, namun harga bawang merah pun kini menembus harga Rp 28.000 per kilogram. Padahal sebelumnya harga bawang merah adalah Rp 16.000.

“Untuk bawang putih masih tetap Rp 32.000, barang semua naik karena dari agen juga naik,” ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Warga di Ponorogo Tandu Nenek Sejauh 2 Km Berobat, Derita Jalan Rusak Bertahun-tahun

Cerita Warga di Ponorogo Tandu Nenek Sejauh 2 Km Berobat, Derita Jalan Rusak Bertahun-tahun

Regional
Ketua MAKI Siap Bantu Blora Ajukan JR UU HKPD, Bupati Arief Sambut dengan Tangan Terbuka

Ketua MAKI Siap Bantu Blora Ajukan JR UU HKPD, Bupati Arief Sambut dengan Tangan Terbuka

Regional
Liburan Bareng Sekolah, Murid TK di Musi Rawas Tewas Tenggelam di Kolam Renang

Liburan Bareng Sekolah, Murid TK di Musi Rawas Tewas Tenggelam di Kolam Renang

Regional
Wisata Pagubugan Melung di Banyumas: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Wisata Pagubugan Melung di Banyumas: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Regional
Tingkatkan Semangat Nasionalisme, Bupati Blora Bagikan Bendera Merah Putih Saat Upacara Hari Lahir Pancasila

Tingkatkan Semangat Nasionalisme, Bupati Blora Bagikan Bendera Merah Putih Saat Upacara Hari Lahir Pancasila

Regional
Arif Sugiyanto Resmi Dapat Rekomendasi dan Surat Tugas dari 3 Partai untuk Pilkada Kebumen

Arif Sugiyanto Resmi Dapat Rekomendasi dan Surat Tugas dari 3 Partai untuk Pilkada Kebumen

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Manokwari Papua Barat, Ikut Dirasakan di Biak

Gempa M 5,2 Guncang Manokwari Papua Barat, Ikut Dirasakan di Biak

Regional
Curug Gomblang di Banyumas: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Curug Gomblang di Banyumas: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Ransiki Papua Barat, Tak Berpotensi Tsunami

Gempa M 5,2 Guncang Ransiki Papua Barat, Tak Berpotensi Tsunami

Regional
Daftar Bupati melalui PKB, Ketua NU Kabupaten Semarang Siap Jadi Katalisator Koalisi

Daftar Bupati melalui PKB, Ketua NU Kabupaten Semarang Siap Jadi Katalisator Koalisi

Regional
Buntut Kasus Perundungan Siswi SD di Ambon, Polisi Gelar Sosialiasi Stop Bullying di Sekolah

Buntut Kasus Perundungan Siswi SD di Ambon, Polisi Gelar Sosialiasi Stop Bullying di Sekolah

Regional
Masalah Biaya Teratasi, Jenazah TKI Banyumas di Jepang Segera Dipulangkan ke Tanah Air

Masalah Biaya Teratasi, Jenazah TKI Banyumas di Jepang Segera Dipulangkan ke Tanah Air

Regional
Polresta Ambon Beri Trauma Healing untuk Siswi SD Korban Pemerkosaan Oknum Polisi

Polresta Ambon Beri Trauma Healing untuk Siswi SD Korban Pemerkosaan Oknum Polisi

Regional
Sumur Minyak Ilegal Aceh Timur Meledak, BPMA Minta Proses Hukum Pelaku

Sumur Minyak Ilegal Aceh Timur Meledak, BPMA Minta Proses Hukum Pelaku

Regional
Mujito Racuni 4 Kambing Milik Tetangga, Mengaku Sakit Hati karena Tak Boleh Dibeli

Mujito Racuni 4 Kambing Milik Tetangga, Mengaku Sakit Hati karena Tak Boleh Dibeli

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com