Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Angkot di Bandar Lampung, Dahulu Primadona Kini Merana

Kompas.com - 31/10/2023, 20:44 WIB
Tri Purna Jaya,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

LAMPUNG, KOMPAS.com - Angkutan Kota (angkot) pernah menjadi primadona transportasi publik di Bandar Lampung. Namun, setelah "negara api menyerang" nasibnya kini merana.

Di era tahun 2000-an, angkot menjadi transportasi publik pilihan utama, khususnya di kalangan mahasiswa.

Pada masa itu, banyak mahasiswa yang merupakan warga Jabodetabek berkuliah di Universitas Lampung (Unila).

Baca juga: Cerita Pengusaha Angkot Kabupaten Bandung, Dipaksa Beradaptasi di Tengah Era Digitalisasi

"Kebanyakan masa itu mahasiswa dari Jawa, termasuk saya dan teman-teman. Sampai di sini ngekost, nggak bawa kendaraan pribadi seperti sekarang," kata Iman Nuralim (41) warga Bandar Lampung saat ditemui, Minggu (22/10/2023).

Iman sebenarnya kelahiran Tangerang, dia masuk Unila tahun 2000. Namun setelah lulus kuliah di Fakultas Ekonomi dia memilih menetap di Lampung.

Dulu, untuk bepergian Iman dan rekan-rekannya mengandalkan angkot. Dari rumah kost, dia berjalan kaki melewati kampus Unila ke halte. Baru kemudian naik angkot jurusan Terminal Rajabasa - Tanjung Karang untuk ke pusat kota.

"Dari (Tanjung) Karang baru naik angkot lain untuk ke, misalnya, pusat perbelanjaan atau bioskop. Jadi, ya ramai waktu itu penumpang angkot, yang punya motor masih jaranglah," katanya.

Bahkan ketika itu, sopir angkot seakan berlomba "mempercantik" kendaran mereka. Iman menuturkan, salah satu ciri khas angkot di Lampung adalah memiliki sound system yang bisa disejajarkan dengan mobil-mobil custom.

"Dahulu, lagu-lagu demo Kangen Band banyak diputar di angkot, memang sound-nya bagus," kata Iman.

Malahan, ada anekdot di kalangan mahasiswa kala itu, tidak mau naik angkot yang tidak memiliki sound system.

"Tau angkotnya nggak ada musik, ya nggak jadi naik," kata Iman sambil terbahak mengingat momen ketika dia kuliah dahulu.

Kenangan serupa dialami Yudistira (40) warga Kecamatan Teluk Betung, Bandar Lampung. Yudistira yang juga berkuliah di Unila mengatakan untuk mencapai kampus dia harus dua kali naik angkot.

Angkot di Bandar Lampung menunggu penumpang di depan sekolah di Jalan Gatot Subroto, Senin (30/10/2023).KOMPAS.COM/TRI PURNA JAYA Angkot di Bandar Lampung menunggu penumpang di depan sekolah di Jalan Gatot Subroto, Senin (30/10/2023).

"Dulu belum punya motor, ojek online juga belum ada. Jadi kalau ke kampus ya naik angkot, bisa juga sebenarnya naik bus Damri, tapi penuh terus," katanya.

Ongkos untuk empat kali naik angkot (pergi-pulang) kala itu hanya Rp 4.000. Dari rumahnya dia naik angkot jurusan Terminal Sukaraja - Tanjung Karang lalu turun di depan Mall Kartini di Jalan RA Kartini, baru dilanjutkan naik angkot jurusan Terminal Rajabasa - Tanjung Karang yang melintasi Unila.

"Sekarang sepi ya, paling cuma dua tiga orang yang naik, dahulu itu pasti ramai, jadi ngetemnya juga nggak lama," kata Yudistira.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aliran Air Mati sejak Kamis, Warga Batam Beli Air Isi Ulang untuk Salat Jumat

Aliran Air Mati sejak Kamis, Warga Batam Beli Air Isi Ulang untuk Salat Jumat

Regional
11 Orang Mendaftar di Demokrat untuk Pilkada Demak 2024, 8 di Antaranya Pendatang Baru

11 Orang Mendaftar di Demokrat untuk Pilkada Demak 2024, 8 di Antaranya Pendatang Baru

Regional
Kronologi Pria di Kapuas Hulu Tewas Dicekik Teman, Ribut Perkara Bayar Minuman Keras

Kronologi Pria di Kapuas Hulu Tewas Dicekik Teman, Ribut Perkara Bayar Minuman Keras

Regional
Gerindra Beri Lampu Hijau ke Ade Bhakti untuk Maju Pilkada Dibandingkan Wali Kota Semarang

Gerindra Beri Lampu Hijau ke Ade Bhakti untuk Maju Pilkada Dibandingkan Wali Kota Semarang

Regional
Video Warga Berebut Gunungan BH Saat Karnaval HUT Ke-278 Kabupaten Sragen Viral di Medsos, Bapak-bapak Tak Mau Ketinggalan

Video Warga Berebut Gunungan BH Saat Karnaval HUT Ke-278 Kabupaten Sragen Viral di Medsos, Bapak-bapak Tak Mau Ketinggalan

Regional
Mengintip Potensi SPAL-DT yang Diresmikan Jokowi di Pekanbaru

Mengintip Potensi SPAL-DT yang Diresmikan Jokowi di Pekanbaru

Regional
Viral di Medsos, Mahasiswa UIN Palembang Diduga Plagiat Skripsi, Dekanat Sebut Belum Ada Laporan

Viral di Medsos, Mahasiswa UIN Palembang Diduga Plagiat Skripsi, Dekanat Sebut Belum Ada Laporan

Regional
Kejati Papua Barat Endus Dugaan Kejahatan Perbankan yang Melibatkan Oknum TNI

Kejati Papua Barat Endus Dugaan Kejahatan Perbankan yang Melibatkan Oknum TNI

Regional
Kisah Slamet Buka Jasa Pembersihan Kelelawar, Pelanggannya hingga di Kota Besar

Kisah Slamet Buka Jasa Pembersihan Kelelawar, Pelanggannya hingga di Kota Besar

Regional
Terbukti Pungli DAK, Mantan Sekdis Pendidikan Ketapang Divonis 5 Tahun Penjara

Terbukti Pungli DAK, Mantan Sekdis Pendidikan Ketapang Divonis 5 Tahun Penjara

Regional
Geng Motor Meresahkan, Tim Khusus dan Satgas Dibentuk di Sekolah Pematang Siantar

Geng Motor Meresahkan, Tim Khusus dan Satgas Dibentuk di Sekolah Pematang Siantar

Regional
Oknum Polisi Tersangka Pemerkosa Siswi SD di Ambon Terancam Dipecat

Oknum Polisi Tersangka Pemerkosa Siswi SD di Ambon Terancam Dipecat

Regional
Dugaan Korupsi Dinas Pendidikan Sumbar, 1 Tersangka Mangkir

Dugaan Korupsi Dinas Pendidikan Sumbar, 1 Tersangka Mangkir

Regional
Pasutri di Tegal 'Berebut' Rekom Calon Bupati dari PDI-P di Pilkada 2024, Ini Alasannya...

Pasutri di Tegal "Berebut" Rekom Calon Bupati dari PDI-P di Pilkada 2024, Ini Alasannya...

Regional
Kata Ade Bhakti soal Potensi Lawan Wali Kota Semarang di Pilkada 2024

Kata Ade Bhakti soal Potensi Lawan Wali Kota Semarang di Pilkada 2024

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com