Mudahnya kredit kepemilikan sepeda motor dan menjamurnya ojek daring dianggap menjadi turunnya "pamor" angkot di Bandar Lampung.
Salah satu sopir angkot jurusan Garuntang-Tanjung Karang, Abdul Ghani (33) mengaku pendapatan berkurang drastis mencapai 70-80 persen.
"Paling banyak satu hari narik itu Rp 200.000-300.000, potong setoran ke yang punya mobil, bensin, makan," katanya ketika ditemui di titik terakhir di Jalan Gatot Subroto, Senin (30/10/2023).
Ghani mengungkapkan saat ini para sopir angkot masih menggantungkan harapan pada anak sekolah.
"Ya masih untunglah trayek saya lewat sekolah, bisa ketolonglah dapat sewa (penumpang)," katanya.
Wartawan Kompas.com diajak untuk mengikuti Ghani mencari penumpang. Sambil menyetir, Ghani menceritakan kecenderungan penumpang saat ini adalah penumpang jarak pendek.
"Rata-rata jarak dekat, Mas. Ongkosnya Rp 3.000," kata dia.
Selama perjalanan, hanya ada empat penumpang yang naik di titik terakhir itu. 1 orang turun di Polsek Teluk Betung Selatan yang berjarak 2,5 kilometer dari titik terakhir.
Dua orang turun di depan Hotel Aston sekitar 3 kilometer dari titik terakhir. Dan satu orang turun di SPBU dekat Hotel Aston.
Saat tiba di SMP 23 Bandar Lampung di Jalan Gatot Subroto sekitar pukul 14.00 WIB, Ghani memutuskan berputar arah.
"Nggak sampai ke (Terminal) Tanjung Karang ya, Mas. Banyak sewa (penumpang)," kata dia.
Penumpang pelajar yang naik pun memenuhi bangku di dalam angkot. Enam orang di sebelah kanan, empat orang di sebelah kiri, dan satu orang di kursi kecil dekat pintu menghadap ke belakang.
"Lumayanlah, Mas. Bisa dua rit narik anak sekolah," kata dia.
Baca juga: Curhat Sopir Angkot di Kabupaten Bandung, Setoran Harian Rp 80.000 Sulit Didapat
Sopir angkot lainnya, Erfin Ramadhan (40) juga mengaku sedikit tertolong dengan penumpang pelajar.
Trayek angkotnya memang melewati dua sekolah, yakni SMAN 3 Bandar Lampung dan SMA Budaya di Jalan Cut Nyak Dien.
"Jam pulang sekolah, siang sama sore pasti kita ngetem di sini. Bisa dua - tiga kali rit, Bang," kata dia.
Terkadang, akibat angkot menunggu penumpang membuat kemacetan terjadi di jalan itu. Erfin pun mengatakan dia berharap pengguna jalan bisa memakluminya.
"Harap maklumlah, Bang. Namanya nunggu penuh, kalau nggak ngetem kita nggak dapat uang juga," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.