Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekeringan, Sawah di 20 Kecamatan di Wonogiri Alami Puso

Kompas.com - 23/10/2023, 22:40 WIB
Muhlis Al Alawi,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

WONOGIRI, KOMPAS.com - Lahan persawahan di 20 kecamatan di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah (Jateng) mengalami puso akibat kekeringan yang berkepanjangan setelah waduk dan embung mengering sebagai dampak el nino.

Puso merupakan kondisi sawah yang tidak ada hasil panen. Kondisi itu mengakibatkan petani tak dapat lagi menanam padi dan tanaman alternatif.

Bupati Wonogiri Joko Sutopo yang dikonfirmasi Kompas.com, Senin (23/10/2023) menyatakan 20 kecamatan yang lahannya puso sebagian besar di wilayah selatan Kabupaten Wonogiri.

Baca juga: Kekeringan Ekstrem, 22 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Alami Puso

“Wonogiri mengalami kondisi krusial dampak kekeringan terkhusus di 20 kecamatan yang kebanyakan berada wilayah selatan. Waduk dan embung mengering karena potensi air bakunya terjadi penyusutan yang luar biasa. Praktis untuk lahan pertanian sekarang dalam kondisi puso atau tidak bisa dimanfaatkan,” kata Joko Sutopo.

Pria yang akrab disapa Jekek ini menyatakan walaupun ada tanaman yang bersifat alternatif namun hanya dapat bertahan di sedikit lahan di Kabupaten Wonogiri.

Contohnya tembakau yang mulai dikembangkan. Namun, tidak semua lahan di Kabupaten Wonogiri cocok dengan tanaman tersebut.

Menurut Jekek, mengeringnya waduk dan embung menjadikan masa tanam petani juga ikut mundur. Untuk masa tanam petani di Kabupaten Wonogiri menunggu musim penghujan tiba.

Miliki Cadangan Pangan

Meski lahannya puso, para petani di Kabupaten Wonogiri masih memiliki kecukupan kebutuhan pangan hingga menunggu musim penghujan tiba. Pasalnya, para petani memiliki tradisi menyimpan sebagian hasil panen untuk menjadi cadangan pangan.

“Kebetulan wonogiri adalah wilayah pedesaan. Masyarakat di pedesaan miliki manajemen sendiri. Manajemen petani itu biasanya sebagian hasil panen disimpan untuk cadangan pangan. Kondisi ini juga menjadikan pertumbuhan ekonomi kami stabil diatas 5,3 persen dan inflasi tetap terjaga,” ungkap Jekek.

Jekek mengatakan cadangan yang dimilik petani di desa berupa jagung, gabah dan gaplek. Saat panen, petani tidak dijual menjual semuanya ke pedagang. Namun sebagian disimpan untuk cadangan pangan.

“Karena mayoritas masyarakat di Wonogiri tinggal pedesaan maka mereka masih menyimpan cadangan pangan. Dan itulah naluriah manajemen konvesional yang sangat bermanfaat saat dihadapkan pada kondisi sangat urgen. Budaya itu pun tetap berjalan meski ada dan tidak kemarau panjang.

Jekek berharap musim penghujan segera tiba sehingga petani dapat segera menanam padi dan jagung. Dengan demikian hal itu tidak akan menguras cadangan pangan milik petani di Kabupaten Wonogiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com