KOMPAS.com - Sebanyak 39 orang diduga keracunan usai makan sate jebred yang dijual di Pasar Bojong Loa Cilawu, Garut, Barat.
Bahkan dua di antaranya meninggal dunia pada Senin (9/10/2023). Satu korban berasal dari Kabupaten Garut dan satu lagi berasal dari Kabupaten Tasikmalaya.
Kini, sate jebred pun menjadi sorotan khususnya warga Jawa Barat.
Lalu jenis makanan apakah sate jebred?
Sate jebred merupakan jajanan atau makanan yang banyak dijual di daerah Priangan Timur, seperti Sumedang, Garut, Tasikmalaya, Banjar, Ciamis hingga Pangandaran.
Sate jebred biasanya dijual di pasar-pasar tradisional.
Sate jebred adalah jajanan unik yang berbahan dari kulit sapi ataupun kulit kerbau. Banyak cara untuk membuatnya yakni dengan cara direbus, digoreng hingga dibakar.
Baca juga: 39 Orang Diduga Keracunan Sate Jebred di Garut, 2 di Antaranya Meninggal Dunia
Sebelum ditusuk, kulit sapi dipotong kotak sekitar 1 cm dan diberi bumbu.
Kulit sapi atau kerbau yang telah diolah ini diberikan bumbu serundeng ataupun bumbu kacang. Umumnya, bumbu sate jebred ini didominasi oleh kunyit sehingga warnanya bernuansa kuning.
Rasa sate jebred dominan asin dan gurih, teksturnya pun kenyal.
Biasanya, di pasar tradisonal menjual sate jebred per bungkus. Satu bungkus bisa berisi 10 tusuk, dan dijual mulai Rp 5.000 hingga Rp. 10.000.
Jajanan jadul ini umumnya menjadi camilan yang bisa dimakan langsung atau menjadi lauk nasi.
Setiap daerah memiliki ciri khas sate jebred ini, misalnya di Garut memiliki rasa yang asin dan sedikit manis dari serundeng.
Baca juga: Keracunan Sate Jebred Buat 2 Orang Tewas, Penjual dan Pembuatnya Diperiksa Polisi
Peristiwa keracunan tersebut terjadi di Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, Jawa Barat pada Senin (9/10/2023) malam.
Hingga Selasa (10/10/2023) sore, 39 orang dilaporkan menjadi korban, dua di antaranya meninggal dunia.