SOLO, KOMPAS.com-Penyebab kebakaran gudang rongsok di Kelurahan Joyosudiran, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Solo, Jawa Tengah (Jateng), diduga bukan karena korsleting listrik.
Kebakaran gudang rongsok dilaporkan pada pukul 17.00 WIB, Selasa (3/9/2023), hingga pukul 23.30 WIB, pemadaman masih berlangsung.
Baca juga: Jelang Tengah Malam, Kebakaran di Gudang Rongsok Pasar Kliwon Solo Belum Padam
Kepolisian Resor Kota (Polresta) Solo saat ini masih melakukan penyelidikan dan pemeriksaan saksi termasuk pemilik gudang yakni Agus Susmadyo.
"Menurut pemilik, tidak mengindikasikan adanya korsleting. Artinya memang cuaca cukup panas dan kita kalau melihat ke dalam bahan-bahan, di dalam itu adalah bahan-bahan yang mudah terbakar," kata Kapolresta Solo Kombes Pol Iwan Saktiadi, di sela-sela pemadaman api.
Meskipun demikian, pihaknya juga akan melakukan penyelidikan lebih lanjut setelah api bisa dipadamkan.
"Tentunya polisi selalu bekerja berdasarkan standar operasional prosedur. Nanti akan kita datangkan forensik," katanya.
Baca juga: Kebakaran Gudang Rongsok di Solo, Puluhan Warga Mengungsi
"Untuk mengecek di mana titik api berasal dan sebabnya apa. Nanti kita nunggu setelah berhasil kita kendalikan apinya," lanjutnya.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Solo, Niko Agus Putranto mengatakan data pengungsi pada pukul 22.20 WIB, Selasa (3/9/2023), ada 17 keluarga dengan jumlah 52 warga dan 12 rumah warga terbakar.
Nasib warga yang kehilangan rumahnya, BPBD masih akan melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak di Pemerintahan Kota (Pemkot) Solo.
Untuk sementara, saat ini para warga yang terdampak diungsikan ke Kantor Kelurahan Pasar Kliwon dan SD Muhammadiyah 23.
"(Lama mengungsi) kita lihat kondisi karena sampai malam ini update terakhir api masih belum padam. Sehingga kita belum bisa memberikan keterangan yang lebih lanjut sampai kapan pengungsi ini," lanjutnya.
"Karena kita juga mungkin harus bahas di tingkat kota. Kemungkinan rumah yang korban-korban yang terbakar rumahnya ini nanti penanganannya akan seperti apa, harus kita bahas dulu dengan dinas-dinas terkait," paparnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.