Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Kebakaran di Gudang Rongsok Pasar Kliwon Solo Diduga Bukan karena Korsleting Listrik

Kompas.com - 04/10/2023, 00:21 WIB
Fristin Intan Sulistyowati,
Khairina

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com-Penyebab kebakaran gudang rongsok di Kelurahan Joyosudiran, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Solo, Jawa Tengah (Jateng), diduga bukan karena korsleting listrik.

Kebakaran gudang rongsok dilaporkan pada pukul 17.00 WIB, Selasa (3/9/2023), hingga pukul 23.30 WIB, pemadaman masih berlangsung.

Baca juga: Jelang Tengah Malam, Kebakaran di Gudang Rongsok Pasar Kliwon Solo Belum Padam

Kepolisian Resor Kota (Polresta) Solo saat ini masih melakukan penyelidikan dan pemeriksaan saksi termasuk pemilik gudang yakni Agus Susmadyo.

"Menurut pemilik, tidak mengindikasikan adanya korsleting. Artinya memang cuaca cukup panas dan kita kalau melihat ke dalam bahan-bahan, di dalam itu adalah bahan-bahan yang mudah terbakar," kata Kapolresta Solo Kombes Pol Iwan Saktiadi, di sela-sela pemadaman api.

Meskipun demikian, pihaknya juga akan melakukan penyelidikan lebih lanjut setelah api bisa dipadamkan.

"Tentunya polisi selalu bekerja berdasarkan standar operasional prosedur. Nanti akan kita datangkan forensik," katanya.

Baca juga: Kebakaran Gudang Rongsok di Solo, Puluhan Warga Mengungsi

"Untuk mengecek di mana titik api berasal dan sebabnya apa. Nanti kita nunggu setelah berhasil kita kendalikan apinya," lanjutnya.

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Solo, Niko Agus Putranto mengatakan data pengungsi pada pukul 22.20 WIB, Selasa (3/9/2023), ada 17 keluarga dengan jumlah 52 warga dan 12 rumah warga terbakar.

Nasib warga yang kehilangan rumahnya, BPBD masih akan melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak di Pemerintahan Kota (Pemkot) Solo.

Untuk sementara, saat ini para warga yang terdampak diungsikan ke Kantor Kelurahan Pasar Kliwon dan SD Muhammadiyah 23.

"(Lama mengungsi) kita lihat kondisi karena sampai malam ini update terakhir api masih belum padam. Sehingga kita belum bisa memberikan keterangan yang lebih lanjut sampai kapan pengungsi ini," lanjutnya.

"Karena kita juga mungkin harus bahas di tingkat kota. Kemungkinan rumah yang korban-korban yang terbakar rumahnya ini nanti penanganannya akan seperti apa, harus kita bahas dulu dengan dinas-dinas terkait," paparnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Istri Polisi di Nunukan Laporkan Suami atas Kasus Perselingkuhan

Istri Polisi di Nunukan Laporkan Suami atas Kasus Perselingkuhan

Regional
Presiden Jokowi Tanam Cendana di Samping Kantor Gubernur NTT

Presiden Jokowi Tanam Cendana di Samping Kantor Gubernur NTT

Regional
2 Menit Mengudara, 30 Pelanggaran Terekam ETLE Drone di Kota Magelang

2 Menit Mengudara, 30 Pelanggaran Terekam ETLE Drone di Kota Magelang

Regional
Syafrudin Dipastikan Kembali Mencalonkan Diri sebagai Walkot Serang

Syafrudin Dipastikan Kembali Mencalonkan Diri sebagai Walkot Serang

Regional
Dugaan Penyelewengan Dana Kemahasiswaan Unand, 2 Wakil Rektor Diperiksa

Dugaan Penyelewengan Dana Kemahasiswaan Unand, 2 Wakil Rektor Diperiksa

Regional
Sederet Fakta Evakuasi 22 Jenazah Pendaki yang Terjebak di Gunung Marapi

Sederet Fakta Evakuasi 22 Jenazah Pendaki yang Terjebak di Gunung Marapi

Regional
Jokowi Minta Bupati Nagekeo Selesaikan Masalah Rekening Penerima BLT El Nino

Jokowi Minta Bupati Nagekeo Selesaikan Masalah Rekening Penerima BLT El Nino

Regional
Pakai Visa Wisata untuk Survei Perusahaan, 14 WN China Ditangkap di Kepri

Pakai Visa Wisata untuk Survei Perusahaan, 14 WN China Ditangkap di Kepri

Regional
Banjir Bandang Lahar Gunung Marapi Terjadi di Tanah Datar

Banjir Bandang Lahar Gunung Marapi Terjadi di Tanah Datar

Regional
10 Bulan Penyanderaan Pilot Susi Air, Kapten Philip Disebut Masih Hidup

10 Bulan Penyanderaan Pilot Susi Air, Kapten Philip Disebut Masih Hidup

Regional
2 Anggota Polisi Jadi Korban Erupsi Gunung Marapi, 1 Diduga Meninggal, 1 Selamat

2 Anggota Polisi Jadi Korban Erupsi Gunung Marapi, 1 Diduga Meninggal, 1 Selamat

Regional
14,2 Juta Orang Diprediksi Kunjungi Jateng Saat Nataru, Potensi Kemacetan Diantisipasi

14,2 Juta Orang Diprediksi Kunjungi Jateng Saat Nataru, Potensi Kemacetan Diantisipasi

Regional
Babi Hutan Serang Puluhan Hektar Lahan Pertanian di Purbalingga

Babi Hutan Serang Puluhan Hektar Lahan Pertanian di Purbalingga

Regional
Besaran UMP dan UMK 2024 di Provinsi Kalimantan Selatan

Besaran UMP dan UMK 2024 di Provinsi Kalimantan Selatan

Regional
Debit Air di Sungai Gambir Semarang Meningkat, Ternyata Ada Penyempitan hingga 4 Meter

Debit Air di Sungai Gambir Semarang Meningkat, Ternyata Ada Penyempitan hingga 4 Meter

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com