PADANGSIDIMPUAN, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Anas Urbaningrum, menilai dua poros Pilpres 2024 sulit direalisasikan.
Anas mengatakan, ada kecenderungan untuk tiga poros yang sudah terbentuk dan tinggal finalisasi.
"Sebetulnya teoritik itu kan potensial muncul 4 poros. Jadi kalau partai-partai dan pimpinan-pimpinan partai dalam kondisi yang fit secara politik semua, itu sebetulnya potensial muncul 4 poros," ujar Anas ketika ditemui saat menghadiri kegiatan Milad ke 57 KAHMI di Kota Padangsidimpuan, Selasa (26/9/2023).
Baca juga: Harta Ganjar Rp 13 M, Sebut Pembiayaan Pilpres Dilakukan Bersama-sama Partai
"Tetapi kan ada sebagian partai dan pimpinannya yang tidak fit secara politik kondisinya, karena itu kesulitan menerjemahkan kemandirian politiknya," lanjut Anas.
Menurut Anas, kecenderungan untuk tiga poros lebih kuat daripada empat poros atau dua poros. Ia menilai, dua poros mungkin, tetapi relatif sulit, karena sekarang titik pusat pada tiga poros itu sudah hampir terbentuk.
"Dua poros mungkin, tetapi menurut saya relatif sulit, karena sekarang titik pusat pada 3 poros itu sudah hampir terbentuk. tinggal finalisasi saja," kata Anas.
Baca juga: Anas Urbaningrum: Saya Bisa Baca Arah Politik Demokrat...
Anas menilai, isu dua poros merupakan bagian dari gimik politik. Ia mengatakan, isu ini sulit direalisasikan karena membutuhkan kesepakatan dari banyak pihak.
"Dan untuk isu dua poros, itu bagian dari gimik politik, dan relatif sulit untuk direalisasikan," ucap Anas.
Anas Urbaningrum menilai dinamika politik menjelang Pemilu 2024 masih dalam taraf wajar. Ia mengatakan, tidak ada ketegangan politik yang serius hingga saat ini.
"Sejauh ini, terkait dengan Pemilu dinamikanya menurut saya masih pada taraf panas yang wajar, tidak ada panas yang menimbulkan ketegangan politik yang serius," ujar Anas.
Suhu politik menjelang Pemilu 2024 jauh lebih terkelola dan terkendali dibanding menjelang Pemilu 2019.
Ia menilai, ketegangan politik yang nyata seperti pada Pemilu 2019 tidak terjadi pada saat ini.
"Kalaupun ada apa gesekan-gesekan politik, gesekan-gesekan kepentingan, itu masih pada taraf ya semacam bunga-bunga politik lah, tidak mengganggu konstruksi dari stabilitas politik demokrasi secara keseluruhan," kata Anas.
Menurut Anas, dinamika politik yang lebih menonjol menjelang Pemilu 2024 adalah tarikan-tarikan kepentingan dalam pembentukan koalisi. Hampir tidak ada pola yang baku dalam pembentukan koalisi.
"Jadi setiap partai punya potensi untuk geser-geser tempat, geser-geser kamar, ya karena hampir tidak ada pola yang baku," ungkapnya.
Anas menilai, pola koalisi yang dibentuk lebih didorong oleh kepentingan politik daripada ideologi atau platform politik.
"Pola yang baku itu maksud saya adalah pertemuan ideologi dan platform politik. Garis besar perjuangan di pola koalisinya, lebih kuat pola koalisi yang ditarik oleh utamanya elemen kepentingan kepentingan Pemilu 2024 yang tampak sekali hidup," ucapnya.
Anas berharap, dinamika politik yang terjadi menjelang Pemilu 2024 tetap berjalan dengan wajar dan tidak menimbulkan ketegangan. Pemilu dapat berjalan dengan lancar dan demokratis.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.