Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantuan Beras 10 Kg dari Pemerintah Tak Cukup, Penjual Mainan Keliling Terpaksa Utang "Bank Plecit"

Kompas.com - 25/09/2023, 14:33 WIB
Bayu Apriliano,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

PURWOREJO, KOMPAS.com - Harga kebutuhan pokok masyarakat khususnya beras semakin tinggi di Kabupaten Purworejo. Adanya bantuan beras 10 kg per keluarga belum mampu menstabilkan dan mencukupi kebutuhan masyarakat.

Seperti yang dialami oleh Muhsinin, penjual mainan keliling di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Ia mengaku bantuan beras 10 kg dari pemerintah belum mampu mencukupi kebutuhannya.

"Yang terakhir kita dapat, tapi tetap tidak cukup mas untuk satu bulan, paling hanya satu minggu lebih," kata Muhsinin saat ditemui di Pasar Baledono Purworejo Senin (25/9/2023).

Baca juga: Tekan Kenaikan Harga Beras di Sleman, Bulog Suplai 8 Ton Beras ke Pasar Setiap Minggunya

Selain itu, harga beras saat ini sudah sangat tinggi dan mencapai Rp 15.000 per kg. Akibatnya, warga seperti Muhsinin harus memutar otak untuk membeli beras.

Muhsinin mau tidak mau saat ini terpaksa harus meminjam uang di "Bank Plecit". "Bank Plecit" adalah sebutan bagi lembaga bukan bank atau perseorangan yang meminjamkan uang, biasanya dengan bunga tinggi dan penagihannya dilakukan setiap hari.

"Kekurangannya ya kita ngutang, yang paling mudah kan utang di Bank Plecit, apalagi kalau beras mahal, kebutuhan pokok lainnya ikut naik," kata Muhsinin.

Pendapatan yang tak menentu, membuat Muhsinin serba bingung. Bagaimana tidak, semenjak harga beras naik kebutuhan pokok lainnya juga turut naik.

"Kebutuhan lainnya seperti sayuran juga ikut mahal, yang harganya turun hanya telur," kata dia.

Sementara itu warga lainnya, Agung Setya Wibowo mengungkapkan hak yang sama. Mahalnya harga beras membuat keluarganya harus membeli beras yang kualitasnya lebih rendah.

Hal ini dilakukan untuk meminimalisir pengeluaran selama harga beras naik tak terkontrol. "Ya beli yang lebih murah, karena harga beras yang biasa kita beli sudah mahal," kata Agung.

Dalam pantauan Kompas.com, harga beras di Pasar Baledono Purworejo sudah tembus di harga Rp 15.000 perkilogram (kg). Harga beras naik sejak 2 bulan yang lalu.

Budi Hartono (44), salah satu pedagang di Pasar Baledono Purworejo mengatakan, harga beras naik sekitar Rp 3.000 sejak dua bulan yang lalu. Sebelumnya, harga beras masih diangka Rp 12.000 per kg.

"Kenaikannya itu sejak dua bulan yang lalu, sekarang harganya Rp 15.000 untuk kualitas premium," kata Budi saat ditemui di kios Pasar Baledono sebelah utara.

Baca juga: Harga Beras Semakin Mahal, Bupati HST Serahkan Bantuan Pangan Beras Kepada 21.101 KPM

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kebakaran Pasar Karangkobar Banjarnegara, Pedagang Akan Direlokasi, Kerugian Capai Rp 45,7 Miliar

Kebakaran Pasar Karangkobar Banjarnegara, Pedagang Akan Direlokasi, Kerugian Capai Rp 45,7 Miliar

Regional
Sekelompok Pelajar Serang SMAN 8 Jambi, 1 Pelajar Ditangkap Polisi

Sekelompok Pelajar Serang SMAN 8 Jambi, 1 Pelajar Ditangkap Polisi

Regional
Dugaan Korupsi Lahan Hutan, Anak Bupati Solok Selatan Mangkir Lagi

Dugaan Korupsi Lahan Hutan, Anak Bupati Solok Selatan Mangkir Lagi

Regional
Nama-nama Baru Bermunculan di Bursa Pilkada Salatiga, Salah Satunya Anak Mantan Wakil Wali Kota

Nama-nama Baru Bermunculan di Bursa Pilkada Salatiga, Salah Satunya Anak Mantan Wakil Wali Kota

Regional
Setelah 5 Hari Perjalanan, Biksu Thudong Tiba di Candi Borobudur

Setelah 5 Hari Perjalanan, Biksu Thudong Tiba di Candi Borobudur

Regional
Kisah Nelayan Semarang, Cuaca Ekstrem Sempat Bikin Ragu Bisa Pergi Haji Tahun Ini

Kisah Nelayan Semarang, Cuaca Ekstrem Sempat Bikin Ragu Bisa Pergi Haji Tahun Ini

Regional
Polisi Periksa Pasangan Nikah Sesama Jenis di Halmahera Selatan

Polisi Periksa Pasangan Nikah Sesama Jenis di Halmahera Selatan

Regional
Menantu di Banyuasin Pembacok Mertua Ternyata Sering KDRT Istri

Menantu di Banyuasin Pembacok Mertua Ternyata Sering KDRT Istri

Regional
Pemkot Bandar Lampung Mulai Pembangunan Chinatown

Pemkot Bandar Lampung Mulai Pembangunan Chinatown

Regional
Baru Dikubur Sehari, Makam Mahasiswi Kedokteran UMY Dirusak secara Misterius

Baru Dikubur Sehari, Makam Mahasiswi Kedokteran UMY Dirusak secara Misterius

Regional
Jokowi dan Puan Saling Lempar Senyum di 'Gala Dinner' WWF, Gibran: Semua Baik-baik Saja

Jokowi dan Puan Saling Lempar Senyum di "Gala Dinner" WWF, Gibran: Semua Baik-baik Saja

Regional
Aksi di Laut, Nelayan Sembulang Tolak Relokasi untuk Rempang Eco-City

Aksi di Laut, Nelayan Sembulang Tolak Relokasi untuk Rempang Eco-City

Regional
Sakit Hati Dipecat, Mantan Pekerja Bakar Wanita Pemilik Rumah Makan di Medan

Sakit Hati Dipecat, Mantan Pekerja Bakar Wanita Pemilik Rumah Makan di Medan

Regional
Pilkada Jateng, Gibran Harap Para Cagub Sering Bertemu Warga

Pilkada Jateng, Gibran Harap Para Cagub Sering Bertemu Warga

Regional
Pengantin Wanita yang Ternyata Laki-laki di Halmahera Selatan Dilaporkan ke Polisi

Pengantin Wanita yang Ternyata Laki-laki di Halmahera Selatan Dilaporkan ke Polisi

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com