Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolda: Penangkapan Anggota dan Simpatisan KKB Egianus Kogoya untuk Memutus Jalur Logistik

Kompas.com - 22/09/2023, 13:54 WIB
Dhias Suwandi,
Andi Hartik

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Satgas Operasi Damai Cartenz 2023 dalam beberapa minggu terakhir berhasil menangkap sejumlah orang yang diduga merupakan anggota dan simpatisan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya yang kerap berulah di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

Penangkapan pertama terjadi di Kabupaten Asmat, Papua Selatan, pada 7 September 2023. Saat itu, personel Satgas Damai Cartenz 2023 menangkap YT yang diduga merupakan simpatisan Egianus Kogoya yang bertugas menyuplai bahan makanan dan mengantarnya melalui jalur sungai.

Kemudian, pada 17 September 2023, lima orang ditangkap di Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan. Mereka diduga sebagai simpatisan yang kerap memberi informasi terkait pergerakan aparat keamanan di Distrik Kenyam kepada KKB.

Baca juga: Polisi Tangkap 5 Orang Diduga Simpatisan KKB di Nduga

Terakhir, aparat keamanan menangkap ET alias LD alias Altau, yang diduga anggota KKB Ndugama, di Kabupaten Nabire, Papua Tengah, pada Selasa (19/9/2023).

Putus jalur logistik

Kepala Kepolisian Daerah Papua Irjen Mathius D. Fakhiri menjelaskan, penangkapan-penangkapan yang dilakukan oleh Satgas Damai Cartenz sudah sesuai dengan rencana untuk melemahkan kekuatan KKB.

Baca juga: Rentetan Aksi KKB di Pegunungan Bintang, 1 Brimob Gugur, 1 ASN dan 2 Warga Sipil Terluka

Menurut dia, selama ini KKB mampu bertahan hidup di dalam hutan karena mereka memiliki simpatisan yang bertugas menyuplai logistik.

"Saya sudah berulang kali bicara, untuk penanganan KKB, secara perlahan jalur logistiknya kita putus, baik itu suplai bahan makanan maupun amunisi dan senjata api," ujarnya di Jayapura, Jumat (22/9/2023).

Namun, upaya tersebut ia tegaskan harus dilakukan dengan penuh kecermatan karena bila aparat salah tangkap maka akan menimbulkan masalah baru yang berisiko memicu kegaduhan di tengah masyarakat.

"Ini perlu kehati-hatian, jangan sampai kita salah tangkap sehingga petugas di lapangan harus cermat, kalau yakin mereka bagian dari kelompok itu maka jangan ragu lakukan penangkapan," kata Fakhiri.

Namun, ia mengakui bahwa jalur logistik Egianus Kogoya belum tertutup sepenuhnya karena diyakini masih banyak jumlah simpatisan yang Egianus gunakan untuk keperluan kelompoknya.

"Kan lubangnya ini kan banyak sekali, terus kan di situ tidak hanya seperti kemarin orang dewasa, kan ada anak-anak, ibu-ibu," ungkapnya.

Menurut Fakhiri, faktor keluarga menjadi alasan mengapa beberapa oknum masyarakat mau membantu KKB, walau mereka sadar hal tersebut melanggar hukum.

"Jadi cukup banyak (simpatisan), mungkin hubungan kekerabatan ya, kita memaklumi karena memang namanya gerilya itu kan seperti itu. Dia bertumpu pada keluarganya, masyarakat yang ada di sekitarnya," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jasad Bayi Laki-laki Ditemukan di Pantai Randusangan Brebes, Polisi Buru Pelaku

Jasad Bayi Laki-laki Ditemukan di Pantai Randusangan Brebes, Polisi Buru Pelaku

Regional
Tak Kuat Menanjak, Bus Rombongan Wisatawan Asal Sleman Terguling di Karanganyar

Tak Kuat Menanjak, Bus Rombongan Wisatawan Asal Sleman Terguling di Karanganyar

Regional
Pengungsi Rohingya Kabur dari Tempat Penampungan di Aceh Barat, Pencarian Masih Nihil

Pengungsi Rohingya Kabur dari Tempat Penampungan di Aceh Barat, Pencarian Masih Nihil

Regional
Gibran dan Sandiaga Uno Bertemu di Solo, Ini yang Dibahas

Gibran dan Sandiaga Uno Bertemu di Solo, Ini yang Dibahas

Regional
2 Anggota Polisi Dibacok Saat Berusaha Bubarkan Geng Motor di Probolinggo

2 Anggota Polisi Dibacok Saat Berusaha Bubarkan Geng Motor di Probolinggo

Regional
Jadwal dan Harga Tiket KA Merak di Bulan Juni 2024

Jadwal dan Harga Tiket KA Merak di Bulan Juni 2024

Regional
Ditanya soal Pilkada Jateng, Raffi Ahmad: Panjang Nanti Izinnya Sama Istri

Ditanya soal Pilkada Jateng, Raffi Ahmad: Panjang Nanti Izinnya Sama Istri

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 2 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 2 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Sederet Fakta Oknum Polisi di Ambon Tega Perkosa Anak Tetangga Berusia 8 Tahun

Sederet Fakta Oknum Polisi di Ambon Tega Perkosa Anak Tetangga Berusia 8 Tahun

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 2 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 2 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Regional
Kompak Kenakan Kaos 'Ngegas Jateng' Bareng Dico, Raffi Ahmad Beri Penjelasan

Kompak Kenakan Kaos "Ngegas Jateng" Bareng Dico, Raffi Ahmad Beri Penjelasan

Regional
Banten Kekurangan 46.375 Ekor Hewan Kurban

Banten Kekurangan 46.375 Ekor Hewan Kurban

Regional
KM Bintan Jaya Karam, 3 Awak Ditemukan Selamat Mengapung di Lautan

KM Bintan Jaya Karam, 3 Awak Ditemukan Selamat Mengapung di Lautan

Regional
Perkosa Anak Kandung, Mantan Anggota Dewan di Bali Ditahan

Perkosa Anak Kandung, Mantan Anggota Dewan di Bali Ditahan

Regional
Penyelundupan 100.000 Benih Lobster di Riau Digagalkan, Nilainya Capai Rp 20 Miliar

Penyelundupan 100.000 Benih Lobster di Riau Digagalkan, Nilainya Capai Rp 20 Miliar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com