Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Malahayati, Laksamana Perempuan Pertama di Dunia, Bentuk Pasukan Inong Balee Lawan Penjajah

Kompas.com - 10/09/2023, 15:45 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Keumalahayati dikenal sebagai pendiri Inong Balee, pasukan perang pertama yang seluruh anggotanya adalah perempuan.

Malahayati dan pasukannya ditakuti oleh musuh di perairan pesisir Aceh Besar serta Selat Malaka.

Keumalahayati adalah perempuan asal Aceh yang lahir pada 1 Januari 1550 lampau

Ia menjadi salah satu singa betina dari Tanah Rencong yang bernyali besar, selain Cut Nyak Dien dan Cut Nyak Meutia yang melawan kolonialisme.

Terlahir dengan nama Keumalahayati, ia berasal dari keluarga pengarung samudra berdarah biru.

Seperti tertulis di dalam buku Wanita Utama Nusantara dalam Lintasan Sejarah, karya Ismail Sofyan disebutkan bahwa ayah Malahayati yakni Laksamana Mahmud Syah adalah Panglima Angkatan Laut Kesultanan Aceh.

Baca juga: Bangun Postur Kekuatan 20 Tahun ke Depan, TNI AL Terinspirasi Sosok Laksamana Malahayati

Malahayati adalah cicit dari Sultan Salahuddin Syah, raja kedua di Kesultanan Aceh yang memerintah pada tahun 1530 sampai 1539.

Masa remaja Malahayati dihabiskan di lingkungan istana termasuk mengikuti akademi militer matra angkatan laut kesultanan bernama Mahad Baitul Maqdis.

Saat baru berusia 35 tahun atau sekitar 1585, Malahayati dipercaya menjabat Kepala Barisan Pengawal Istana Rahasia dan Panglima Protokol Pemerintah semasa Sultan Alauddin Riayat Syah al-Mukammil memerintah.

Perlawanan terhadap kolonialisme Portugis pertama kali dilakukan Malahayati lewat sebuah pertempuran di perairan Teluk Haru dekat Selat Malaka pada 1586.

Kala itu, suami Malahayati, Laksamana Tuanku Mahmuddin bin Said Al Latief yang juga Kepala Pengawal Sultan memimpin pertempuran.

Puluhan kapal kayu Kesultanan Aceh berusaha mencegat kapal-kapal perang Portugis. Armada perang Kesultanan Aceh mampu memukul mundur Portugis.

Baca juga: TNI AU Gelar Latihan untuk Uji Pertahanan Udara Timur Indonesia, Libatkan KRI Malahayati-362

Namun sayang suami Malahayati gugur dalam pertempuran tersebut.

Malahayati tidak dapat menerima kenyataan tersebut dan berjanji menuntut balas dan meneruskan perjuangan sang suami.

Posisi mendiang Laksamana Tuanku Mahmuddin kemudian digantikan oleh Malahayati.

Oleh Sultan Riayat Syah, ia pun diberi pangkat laksamana dan menjadi perempuan pertama di dunia yang menyandang pangkat tersebut. Hal tersebut dikutip daro buku Perempuan Keumala.

Sebuah rencana besar pun diungkapkan Malahayati kepada Sultan. Dirinya mengaku ingin membangun sebuah armada tempur laut yang seluruh prajuritnya adalah perempuan.

Baca juga: KRI Malahayati Kirim Bantuan Bahan Pokok ke Pulau Masalembu yang Terisolasi karena Cuaca Ekstrem

Inong Balee

Teluk Krueng Raya yang menjadi tempat pangkalan militer armada Inong Balee, saat ini sudah menjadi Pelabuhan MalahayatiKemdikbud Teluk Krueng Raya yang menjadi tempat pangkalan militer armada Inong Balee, saat ini sudah menjadi Pelabuhan Malahayati
Ia menamakan pasukan elite tersebut dengan Inong Balee atau prajurit perempuan yang berstatus janda yang jumlahnya pun tak main-main, mencapai 2.000 orang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

Regional
Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Regional
2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

Regional
2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

Regional
Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Regional
Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Regional
Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Regional
Bunuh Anggota Polisi, Remaja di Lampung Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban

Bunuh Anggota Polisi, Remaja di Lampung Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban

Regional
Rayakan Tradisi Leluhur, 1.500 Warga Baduy 'Turun Gunung' pada 17 Mei 2024

Rayakan Tradisi Leluhur, 1.500 Warga Baduy "Turun Gunung" pada 17 Mei 2024

Regional
Menyoal Perubahan Status Kewarganegaraan Marliah yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia

Menyoal Perubahan Status Kewarganegaraan Marliah yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia

Regional
Susul Sekda Kota Semarang, Ade Bhakti Dijadwalkan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PDI-P

Susul Sekda Kota Semarang, Ade Bhakti Dijadwalkan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PDI-P

Regional
Pemuda di Sleman Lecehkan Mahasiswi, Awalnya Diajak Ngabuburit

Pemuda di Sleman Lecehkan Mahasiswi, Awalnya Diajak Ngabuburit

Regional
Kecelakaan Beruntun di Depan KIW Semarang, Satu Pengendara Tewas

Kecelakaan Beruntun di Depan KIW Semarang, Satu Pengendara Tewas

Regional
Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Keterlibatan Anak Bupati Solok Selatan Diselidiki

Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Keterlibatan Anak Bupati Solok Selatan Diselidiki

Regional
Tersangka Pembunuh Waria di Sukabumi Ditangkap di Bus Menuju Bogor

Tersangka Pembunuh Waria di Sukabumi Ditangkap di Bus Menuju Bogor

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com