Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Joki Cilik Tewas di Arena Balapan, LPA Kota Bima Sesalkan Korban Diduga Tak Dibekali APD

Kompas.com - 13/08/2023, 22:31 WIB
Junaidin,
Krisiandi

Tim Redaksi

BIMA, KOMPAS.com - Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), menyesalkan terulangnya kasus kematian joki cilik di arena balapan kuda saat mengikuti sesi latihan pada Minggu (13/8/2023) sekitar pukul 9.00 wita.

Tragisnya, joki cilik berinisial AB (12) tersebut diduga jatuh terpental dari punggung kuda dalam kondisi tidak menggunakan alat pelindung diri (APD).

"Keprihatinan dan penyesalan kami adalah saat latihan yang diharap sebagai ajang mengasah keterampilan dan ketangkasan berkuda, namun tidak dibekali dengan alat pengaman," kata Ketua LPA Kota Bima, Juhriati saat dikonfirmasi, Minggu.

Baca juga: Joki Cilik di Bima Tewas Setelah Jatuh dari Punggung Kuda Saat Latihan

Juhriati mengatakan, kematian siswa kelas 5 SD itu menambah catatan sederet anak yang tewas saat tradisi pacuan kuda digelar di Kabupaten Bima dan Kota Bima.

Menurutnya, persoalan ini tidak akan pernah berakhir selama tak ada komitmen bersama untuk menyudahi pemanfaatan joki cilik.

"Sampai kapan nyawa para joki cilik tergadaikan di atas punggung kuda pacuan. Pacuan Kuda adalah budaya yang harus dilestarikan, joki cilik bertentangan dengan perlindungan anak," jelasnya.

Baca juga: Joki Cilik Tewas di Arena Balapan, Pemilik Kuda Dituntut Bertanggung Jawab

Secara kelembagaan, lanjut dia, LPA Kota Bima sudah bersikeras menolak pacuan kuda dengan memanfaatkan joki cilik.

Bahkan, hal itu sudah digaungkan sejak tahun 2020 lalu, tak lama setelah tragedi kematian joki cilik bernama Muhammad Salsabila di arena pacuan kuda Sambi Nae tahun 2019.

Menurut dia, tantangan terbesarnya yakni belum ada pemahaman yang sama antara LPA, pemerintah daerah dan pencinta kuda terkait pemanfaatan joki cilik saat pacuan.

Baca juga: Joki Cilik Tewas di Arena Balapan, Diduga Alami Pendarahan Otak

"Tantangannya belum sepaham antara pemerintah, penikmat kuda dan LPA tentang pemanfaatan joki cilik," ujarnya.

Juhriati mengatakan, setelah mendengar insiden tewasnya AB, pihaknya langsung turun ke rumah duka di Kelurahan Rabangodu Utara. Namun, karena masih dalam suasana duka pihaknya belum bisa melakukan asesmen secara mendalam kepada keluarga korban.

"Karena masih suasana berduka kami belum bisa melakukan asesmen yang mendalam," kata Juhriati.

Sebelumnya, AB tewas setelah terjatuh dari punggung kuda saat latihan di arena pacuan Desa Panda, Kecamatan Palibelo, Kabupaten Bima.

Warga Lingkungan Kampung Lewi, Kelurahan Rabangodu Utara, Kota Bima itu tewas tak lama setelah mendapat perawatan dari tim medis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bima.

"Dia jatuh di arena Panda saat latihan untuk persiapan lomba di Kota Bima," kata Junaidin, paman korban saat ditemui di rumah duka, Minggu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sakit Hati Hubungan Asmara Tak Direstui, Pria di Kalsel Sebar Foto dan Video Asusila Mantan Kekasih

Sakit Hati Hubungan Asmara Tak Direstui, Pria di Kalsel Sebar Foto dan Video Asusila Mantan Kekasih

Regional
Pemuda di Kalsel Perkosa Nenek 54 Tahun, Pelaku Ternyata Residivis Kasus yang Sama

Pemuda di Kalsel Perkosa Nenek 54 Tahun, Pelaku Ternyata Residivis Kasus yang Sama

Regional
Kasus Korupsi Internet Desa, Hakim Tolak Gugatan Praperadilan Mantan Wabup Flores Timur

Kasus Korupsi Internet Desa, Hakim Tolak Gugatan Praperadilan Mantan Wabup Flores Timur

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Selasa 4 Juni 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Selasa 4 Juni 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Regional
Bubarkan Demonstran Pakai Parang, Bupati Halmahera Utara Mengaku untuk Lindungi Tamu di Rumahnya

Bubarkan Demonstran Pakai Parang, Bupati Halmahera Utara Mengaku untuk Lindungi Tamu di Rumahnya

Regional
Dua Anggota Gangster Pelaku Pembacokan Pemuda di Semarang Ditangkap, Empat Masih Buron

Dua Anggota Gangster Pelaku Pembacokan Pemuda di Semarang Ditangkap, Empat Masih Buron

Regional
Mantan Wali Kota Bima Divonis 7 Tahun Penjara atas Kasus Korupsi

Mantan Wali Kota Bima Divonis 7 Tahun Penjara atas Kasus Korupsi

Regional
Pekerjakan Remaja di Salon Pijat Plus, Mucikari di Semarang Jadi Tersangka

Pekerjakan Remaja di Salon Pijat Plus, Mucikari di Semarang Jadi Tersangka

Regional
Sopir Mengantuk, Brio Terjun ke Saluran Irigasi di Kulon Progo

Sopir Mengantuk, Brio Terjun ke Saluran Irigasi di Kulon Progo

Regional
Loncat ke Sungai Jajar, Bocah SD di Demak Ditemukan Meninggal Dunia

Loncat ke Sungai Jajar, Bocah SD di Demak Ditemukan Meninggal Dunia

Regional
[POPULER REGIONAL] Respons Sandiaga Uno soal Putusan MA | Bus Wisata Terguling di Tawangmangu

[POPULER REGIONAL] Respons Sandiaga Uno soal Putusan MA | Bus Wisata Terguling di Tawangmangu

Regional
PSI Beri Sinyal Dukung Kapolda Luthfi Maju Pilkada Jateng

PSI Beri Sinyal Dukung Kapolda Luthfi Maju Pilkada Jateng

Regional
Komnas HAM: 41 Kasus Kekerasan Terjadi di Papua hingga Juni 2024, 53 Orang Jadi Korban

Komnas HAM: 41 Kasus Kekerasan Terjadi di Papua hingga Juni 2024, 53 Orang Jadi Korban

Regional
Tolak Ganti Rugi Rp 5,3 Miliar, Warga Wadas: Tanah Bisa Jangka Panjang, Kalau Uang Cepat Habis

Tolak Ganti Rugi Rp 5,3 Miliar, Warga Wadas: Tanah Bisa Jangka Panjang, Kalau Uang Cepat Habis

Regional
Bentuk Gunung Api di Indonesia dan Contohnya

Bentuk Gunung Api di Indonesia dan Contohnya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com