Akan tetapi ia menilai saat ini masih sulit mengajarkan Bahasa Krama Alus kepada anaknya yang masih balita. Akhirnya ia dan pasangan cenderung mengajarkan Bahasa Indonesia untuk berkomunikasi di rumah.
Sementara Ida Fadilah (26) asal Semarang membiasakan anaknya berbahasa Jawa dan bahasa Indonesia. Mulai ucapan sederhana seperti nggih dan sampun karena anaknya belum genap berusia 2 tahun.
“Saya akui kalau untuk bahasa memang lebih banyak di bahasa Indonesia. Tapi kadang kita juga pakai bahasa Inggris biar pengetahuannya lebih luas, untuk bahasa Arab kita enggak sih karena enggak bisa, paling ngaji gitu,” kata Ida.
Ida menambahkan, alasannya mengajarkan bahasa Jawa agar anaknya mengerti sopan santun dan tidak meninggalkan budaya Jawa.
“Di satu sisi biar pinter juga karena nanti di sekolahnya bakal ada pelajaran bahasa Jawa. Jadi di biasakan sejak dini,” tandasnya.
Berbeda dengan, Isnaini (26), perempuan single asal Solo ini sudah dibiasakan oleh orangtuanya berbicara bahasa Jawa Krama Alus sejak usia belia.
Selain karena dia hidup di desa, orangtuanya telah berkomitmen membiasakan Bahasa Krama dengan anak untuk melestarikan budaya. Khususnya saat bicara kepada orang yang lebih tua dapat menjaga unggah ungguh atau sopan santun.
“Orangtuaku bilang kalau bahasa Indonesia itu tidak usah diajarkan, pasti anak bisa dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Berbeda dengan Bahasa Jawa kalau tidak dikenalkan dari kecil, nanti akan susah kalau disuruh belajar Bahasa jawa di kemudian hari,” jelas perempuan yang akrab disapa Ifah.
Orangtuanya berpesan, supaya kelak bila ia telah berkeluarga dan memiliki anak untuk menerapkan pembiasaan bahasa Jawa seperti dirinya saat kecil.
Begitu pula orangtuanya berharap agar pasangan muda masa kini juga mendidik anak-anaknya dengan Bahasa Jawa untuk menumpuhkan rasa cinta dan kepemilikan pada budayanya.
Sementara, ibu muda yang tinggal di Yogyakarta, Isna Nur Fajria (27) mengaku tidak mengajarkan bahasa Jawa sama sekali ke anak karena beberapa alasan.
Utamanya, dia kesulitan berbicara bahasa Jawa, karena sejak SD, SMP, dan tinggal di pondok pesantren tidak berbicara bahasa Jawa.
Baca juga: Desy Ratnasari Belajar Bahasa Jawa demi Peran di Film Hati Suhita
“Jadi aku pake Jawa cuma di rumah aja dan sama orang-orang yang sejak dulu kalo lagi ngobrol pake bahasa Jawa,” katanya.
Isna menambahkan, suaminya hanya berbahasa Jawa secara pasif dan terbatas, karena sejak kecil lingkungannya lebih dominan Bahasa Indonesia.
Begitu pun Isna tidak berbahasa Jawa khususnya Krama ke suami. Namun keduanya mengerti bahasa Jawa.