KOMPAS.com - Redho Tri Agustian (20), mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menjadi korban mutilasi di Turi Sleman.
Potongan tubuh korban ditemukan 12 Juli 2023, hingga akhirnya terbongkar dua pelaku berinsial W dan RD terlibat aktivitas tak wajar di rumah kos di Triharjo.
Mengenai hal tersebut, UMY menyebut Redho ternyata sedang melakukan kegiatan penelitian terkait kelompok LGBT di DIY sejak sekitar tiga bulan lalu.
“Namanya meneliti, ya harus mencari informasi. Ia mungkin masuk ke kelompok itu," kata Wakil Rektor V Bidang Kerja Sama dan Internasional UMY, Achmad Nurmandi.
UMY ikut melakukan penelusuran untuk menguak hal tersebut dan dugaan sementara Redho menjadi korban kala masuk langsung ke lingkaran kelompok LGBT di DIY.
Kepolisian saat ini masih menunggu hasil pemeriksaan DNA korban.
Sementara itu, Rektor UMY Gunawan Budiyanto mengatakan, dirinya mengenal Redho sebagai mahasiswa yang berprestasi dan bersosialisasi dengan baik di kampus.
“Kita sering merasa sedih, karena korban perilakunya baik. Kita sudah mengumpulkan teman-temannya satu organisasi kemahasiswaan, mereka mengatakan tidak ada yang aneh. Bahkan para mahasiswa bilang, korban adalah penerima hibah penelitian dari lembaga kemahasiswaan,” ujarnya.
Gunawan menyebut, Redho sudah aktif dalam kegaitan kepramukaan sejak masih SMA, terus berlanjut ke tingkat kampus.
Selain itu, korban juga ikut terlibat dalam rapat-rapat mahasiswa.
“Sedih karena anak ini baik-baik saja, dan sering ikut rapat penerimaan mahasiswa baru 2023,” tuturnya.
Baca juga: Detik-detik Hilangnya Mahasiswa Korban Mutilasi di Sleman, Teman Redho: Dia Terlihat Terburu-buru
Gunawan mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya mencoba membuat mekanisme agar kampus bisa dapat memahami masalah yang dialami mahasiswa.
Menurutnya masalah keterlambatan kuliah, terlambat ikut ujian atau mengumpulkan tugas, termasuk kesulitan ekonomi adalah hal yang umum ditemukan di sebuah kampus. Namun masalah yang sifatnya pribadi jarang terungkap.
“Bagi kami peristiwa mutilasi ini menyadarkan kita bersama bahwa ternyata kampus harus lebih bisa memahami kondisi psikologis mahasiswa,” katanya.
Bagi Rini Trihastuti, guru SMA N 4 Pangkalpinang, Redho Tri Agustian adalah sosok yang disayangi. Redho juga dikenal sopan dan santun kepada siapapun.