PURWOREJO, KOMPAS.com - Kondisi memprihatinkan dialami Ngalimun (39) warga Desa Tasikmadu, Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Ngalimun adalah seorang buruh pemetik kelapa. Dia terjatuh dari pohon kelapa setinggi 15 meter.
Ngalimun sempat menjalani perawatan di rumah karena tak kuat dengan mahalnya biaya berobat di rumah sakit. Namun, kini Ngalimun sedikit bisa bernapas lega.
Setelah diberitakan Kompas.com, sejumlah bantuan pun datang. Mulai dari pengurusan BPJS Kesehatan hingga bantuan dari para pembaca Kompas.com.
Baca juga: Mari Bantu Ngalimun, Pemetik Kelapa yang Jatuh Patah Tulang dan Tunggak Biaya RS Puluhan Juta Rupiah
Surti, adik kandung Ngalimun mengatakan, kakaknya masih harus menjalani perawatan dan operasi lanjutan.
Operasi lanjutan rencananya akan dilaksanakan pada bulan Agustus mendatang.
"Bulan Agustus besok kakak akan menjalani operasi lanjutan, operasi di tulang belakangnya," kata Surti, saat dikonfirmasi di rumah Ngalimun, pada Rabu (19/7/2023).
Diketahui dana yang digalang oleh KG Media melalui platform kitabisa.com terkumpul sebanyak Rp 5.166.408. Dana tersebut telah dicairkan sebanyak Rp 4.843.325.
Surti menambahkan, dana donasi dari pembaca Kompas.com digunakan untuk membeli kasur khusus untuk Ngalimun.
Sebab, kasur yang lama sudah tidak bisa digunakan dan membuat luka baru pada tubuh Ngalimun.
"Buat beli kasur soalnya kakak tiduran terus kalau pakai kasur yang lama jadi ada lukanya di bagian punggung," tambah Surti.
Selain itu, sisa dana digunakan untuk keperluan membeli obat dan keperluan lainnya.
Surti berterima kasih kepada keluarga besar KG Media yang telah berkenan menggalang dana untuk kakaknya.
Ia berharap dengan bantuan ini, Ngalimun bisa segera sembuh dan beraktivitas normal kembali.
Baca juga: Disdikbud Jateng Kembali Periksa Dugaan Pungli Rp 2,4 Juta di SMKN 1 Purworejo
"Terima kasih kepada yang telah membantu pengobatan kakak saya, semoga ini bermanfaat," tutup dia.
Diberitakan sebelunya, buruh pemetik kelapa ini terjatuh dari pohon kelapa pada 9 Mei 2023.
Sejak saat itu ia mengalami kondisi patah tulang tulang dan tidak bisa beraktivitas seperti biasanya lagi.
"Dari keluarga sudah tidak mampu untuk membiayai itu (pengobatan) karena membengkaknya biaya. Jadi terpaksa untuk pulang. Biayanya sekitar 83 juta," kata Kepala Desa Tasikmadu Sariman saat ditemui awak media pada Jumat (25/5/2023).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.