Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menantang Hidup dengan Membuat Pawon yang Diambil dari Dalam Goa di Blora

Kompas.com - 17/07/2023, 09:20 WIB
Aria Rusta Yuli Pradana,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

"Ning njero guwo yo do gendingan, yo mbuh penting nggo hiburan awak seneng, gak ono sing susah, nek susah yo muleh gak usah mek, (di dalam goa itu ya pada bernyanyi, ya yang penting untuk hiburan biar senang, enggak ada yang susah. Kalau susah ya pulang saja enggak usah ambil)," jelas dia.

Setelah batu-batuan tersebut dibawa ke luar goa, selanjutnya para perajin pawon itu memolesnya hingga terlihat rapi. Mereka biasa menyebut istilah tersebut dengan 'Nggejoh' pawon.

Bagi yang sudah terbiasa menggeluti pekerjaan tersebut, diperlukan waktu sekitar tiga puluh menit untuk 'Nggejoh' pawon agar terlihat rapi.

Berbeda dengan Jasmin yang telah menggeluti pekerjaan tersebut selama puluhan tahun, perajin pawon lainnya yakni Sodikin merasa ada beberapa kesulitan dalam mengambil batu tersebut dari dalam goa.

Istilah mengambil batu padas dari dalam goa biasa disebut 'Mbethok' oleh mereka.

Sodikin mengatakan, dalam sehari dirinya mampu Mbethok batu tersebut sebanyak 5 balok untuk kemudian dibawa ke luar dari dalam goa.

Baca juga: Diimbau Tidak Gunakan Plastik, Perajin Besek di Bantul Kewalahan Jelang Idul Adha

"Kesulitannya paling kalau menggergaji bengkok-bengkok, kadang kalau diambil pecah," kata dia yang juga ditemui di lokasi.

Begitu juga ketika mengeluarkan batu tersebut dari dalam goa juga butuh kehati-hatian.

Sebab, dalam membawa batu-batuan tersebut tidak bisa berjalan sambil berdiri tegak, melainkan harus agak membungkuk karena balok tersebut digendong di belakang punggung mereka juga untuk menghindari kepala mereka terjedot langit-langit goa.

"Kalau ambil batu padasnya bisa sambil berdiri, tapi kalau membawanya ke luar itu harus membungkuk karena mentok sama langit-langitnya," ujar dia.

Sodikin yang mengaku baru menggeluti pekerjaan tersebut selama 6 bulan merasa ada bahaya yang mengintai apabila tidak berhati-hati dalam mengambil batu tersebut.

Pasalnya, goa yang mereka ambil batunya sewaktu-waktu bisa ambruk dan longsor karena jarak antara permukaan tanah dengan goa yang tidak begitu tebal.

Baca juga: Kampung Berseri Astra Berdayakan Perempuan Perajin Anyaman di Sumatera Utara

"Oh iya pasti bahaya, makanya kalau ngambil di dalam itu dikasih tiang-tiang biar kuat enggak dilosin (lepas), kalau dilosin takutnya atasnya enggak kuat malah ambruk, dan itu risikonya nyawa," terang dia.

Setelah proses Nggejoh selesai, pawon dua tungku tersebut sudah bisa dipastikan laku.

Satu pawon yang diambil dari dalam goa, para perajin dihargai Rp 20.000 dari pengepul.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PPDB SMA/SMK Jateng 2024/2025 Resmi Dibuka 6 Juni, Berikut Posko Aduan bagi Calon Peserta Didik

PPDB SMA/SMK Jateng 2024/2025 Resmi Dibuka 6 Juni, Berikut Posko Aduan bagi Calon Peserta Didik

Regional
Sakit Hati Hubungan Asmara Tak Direstui, Pria di Kalsel Sebar Foto dan Video Asusila Mantan Kekasih

Sakit Hati Hubungan Asmara Tak Direstui, Pria di Kalsel Sebar Foto dan Video Asusila Mantan Kekasih

Regional
Pemuda di Kalsel Perkosa Nenek 54 Tahun, Pelaku Ternyata Residivis Kasus yang Sama

Pemuda di Kalsel Perkosa Nenek 54 Tahun, Pelaku Ternyata Residivis Kasus yang Sama

Regional
Kasus Korupsi Internet Desa, Hakim Tolak Gugatan Praperadilan Mantan Wabup Flores Timur

Kasus Korupsi Internet Desa, Hakim Tolak Gugatan Praperadilan Mantan Wabup Flores Timur

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Selasa 4 Juni 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Selasa 4 Juni 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Regional
Bubarkan Demonstran Pakai Parang, Bupati Halmahera Utara Mengaku untuk Lindungi Tamu di Rumahnya

Bubarkan Demonstran Pakai Parang, Bupati Halmahera Utara Mengaku untuk Lindungi Tamu di Rumahnya

Regional
Dua Anggota Gangster Pelaku Pembacokan Pemuda di Semarang Ditangkap, Empat Masih Buron

Dua Anggota Gangster Pelaku Pembacokan Pemuda di Semarang Ditangkap, Empat Masih Buron

Regional
Mantan Wali Kota Bima Divonis 7 Tahun Penjara atas Kasus Korupsi

Mantan Wali Kota Bima Divonis 7 Tahun Penjara atas Kasus Korupsi

Regional
Pekerjakan Remaja di Salon Pijat Plus, Mucikari di Semarang Jadi Tersangka

Pekerjakan Remaja di Salon Pijat Plus, Mucikari di Semarang Jadi Tersangka

Regional
Sopir Mengantuk, Brio Terjun ke Saluran Irigasi di Kulon Progo

Sopir Mengantuk, Brio Terjun ke Saluran Irigasi di Kulon Progo

Regional
Loncat ke Sungai Jajar, Bocah SD di Demak Ditemukan Meninggal Dunia

Loncat ke Sungai Jajar, Bocah SD di Demak Ditemukan Meninggal Dunia

Regional
[POPULER REGIONAL] Respons Sandiaga Uno soal Putusan MA | Bus Wisata Terguling di Tawangmangu

[POPULER REGIONAL] Respons Sandiaga Uno soal Putusan MA | Bus Wisata Terguling di Tawangmangu

Regional
PSI Beri Sinyal Dukung Kapolda Luthfi Maju Pilkada Jateng

PSI Beri Sinyal Dukung Kapolda Luthfi Maju Pilkada Jateng

Regional
Komnas HAM: 41 Kasus Kekerasan Terjadi di Papua hingga Juni 2024, 53 Orang Jadi Korban

Komnas HAM: 41 Kasus Kekerasan Terjadi di Papua hingga Juni 2024, 53 Orang Jadi Korban

Regional
Tolak Ganti Rugi Rp 5,3 Miliar, Warga Wadas: Tanah Bisa Jangka Panjang, Kalau Uang Cepat Habis

Tolak Ganti Rugi Rp 5,3 Miliar, Warga Wadas: Tanah Bisa Jangka Panjang, Kalau Uang Cepat Habis

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com