"Ning njero guwo yo do gendingan, yo mbuh penting nggo hiburan awak seneng, gak ono sing susah, nek susah yo muleh gak usah mek, (di dalam goa itu ya pada bernyanyi, ya yang penting untuk hiburan biar senang, enggak ada yang susah. Kalau susah ya pulang saja enggak usah ambil)," jelas dia.
Setelah batu-batuan tersebut dibawa ke luar goa, selanjutnya para perajin pawon itu memolesnya hingga terlihat rapi. Mereka biasa menyebut istilah tersebut dengan 'Nggejoh' pawon.
Bagi yang sudah terbiasa menggeluti pekerjaan tersebut, diperlukan waktu sekitar tiga puluh menit untuk 'Nggejoh' pawon agar terlihat rapi.
Berbeda dengan Jasmin yang telah menggeluti pekerjaan tersebut selama puluhan tahun, perajin pawon lainnya yakni Sodikin merasa ada beberapa kesulitan dalam mengambil batu tersebut dari dalam goa.
Istilah mengambil batu padas dari dalam goa biasa disebut 'Mbethok' oleh mereka.
Sodikin mengatakan, dalam sehari dirinya mampu Mbethok batu tersebut sebanyak 5 balok untuk kemudian dibawa ke luar dari dalam goa.
Baca juga: Diimbau Tidak Gunakan Plastik, Perajin Besek di Bantul Kewalahan Jelang Idul Adha
"Kesulitannya paling kalau menggergaji bengkok-bengkok, kadang kalau diambil pecah," kata dia yang juga ditemui di lokasi.
Begitu juga ketika mengeluarkan batu tersebut dari dalam goa juga butuh kehati-hatian.
Sebab, dalam membawa batu-batuan tersebut tidak bisa berjalan sambil berdiri tegak, melainkan harus agak membungkuk karena balok tersebut digendong di belakang punggung mereka juga untuk menghindari kepala mereka terjedot langit-langit goa.
"Kalau ambil batu padasnya bisa sambil berdiri, tapi kalau membawanya ke luar itu harus membungkuk karena mentok sama langit-langitnya," ujar dia.
Sodikin yang mengaku baru menggeluti pekerjaan tersebut selama 6 bulan merasa ada bahaya yang mengintai apabila tidak berhati-hati dalam mengambil batu tersebut.
Pasalnya, goa yang mereka ambil batunya sewaktu-waktu bisa ambruk dan longsor karena jarak antara permukaan tanah dengan goa yang tidak begitu tebal.
Baca juga: Kampung Berseri Astra Berdayakan Perempuan Perajin Anyaman di Sumatera Utara
"Oh iya pasti bahaya, makanya kalau ngambil di dalam itu dikasih tiang-tiang biar kuat enggak dilosin (lepas), kalau dilosin takutnya atasnya enggak kuat malah ambruk, dan itu risikonya nyawa," terang dia.
Setelah proses Nggejoh selesai, pawon dua tungku tersebut sudah bisa dipastikan laku.
Satu pawon yang diambil dari dalam goa, para perajin dihargai Rp 20.000 dari pengepul.