BREBES, KOMPAS.com - Menyambut pemudik libur Lebaran 2023, sejumlah perajin telur asin di jalur pantura Brebes, Jawa Tengah bersiap dengan menambah produksi telur asin hingga tiga kali lipat dari hari biasanya.
Pandemi Covid-19 yang meredup, hingga adanya cuti bersama diprediksi permintaan telur asin sebagai salah satu oleh-oleh khas Brebes diprediksi meningkat.
Pemilik toko Telur Asin Bakar Yes di Pantura Brebes, Dhani Bagus Purnama (44) mengatakan, telur asin diproduksi sendiri dan pihaknya menjaga stok agar aman dengan melipatgandakan jumlah produksi.
Baca juga: 5 Fakta Brebes, Kota Telur Asin yang Jadi Penghasil Bawang Merah Terbesar di Indonesia
"Kita menyiapkan oleh-oleh khas Brebes yaitu telur asin, kita siapkan stok cukup. Kalau biasa 10.000 butir per hari kita tingkatkan menjadi 30.000," kata Dhani, ditemui Kompas.com, di tokonya di Jalan Raya Pantura Brebes, Selasa (11/4/2023).
Untuk menaikkan jumlah produksi, pihaknya bahkan sampai menambah jumlah pekerja. Dari biasanya hanya 2 shift kerja menjadi 3 shift per hari.
"Bahan baku telur diambil dari sekitar Brebes, kalau kurang ambil dari Jawa Timur, dan Jawa Barat. Namun tetap kita pantau kualitas telurnya. Karena kualitas kita utamakan," kata Dhani.
Baca juga: BPOM Dalami Temuan Telur Asin Coklat Bertekstur Kenyal di Banyumas
Dhani mengungkapkan, meski harga bahan baku naik, yaitu telur itik 2.200 menjadi 2.800 per butir, dan garam dari 10.000 menjadi 12.000 per kg, pihaknya tidak menaikan harga jual di tokonya.
"Untuk toko di pantura kita upayakan harga tidak naik. Hanya di Rest Area Heritage Banjaratma kita naikkan sedikit karena sewa tempatnya juga baru saja naik 10 persen," kata Dhani.
Dhani mengungkapkan, untuk harga telur asin rebus, dijual seharga Rp 5.500, dan telur bakar serta asap Rp 6.000 per butir.
"Untuk telur favorit masih telur bakar," kata Dhani.
Berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya, ungkap Dhani peningkatan penjualan biasanya dimulai H-7 hingga maksimal H+10 Lebaran.
Dhani optimistis pada musim Lebaran tahun ini penjualan telur asin bisa meningkat. Selain karena pandemi melandai, juga tidak ada pembatasan kegiatan masyarakat oleh pemerintah.
"Tahun sebelumnya paling 2 kali lipat. Tahun ini optimistis tiga kali lipat," kata Dhani.
Dhani mengingat badai pandemi di tahun 2020-2021, di mana dirinya mengalami kerugian cukup besar saat momentum Lebaran.
Pasalnya sudah terlanjur produksi cukup banyak namun pemudik sepi.