PEKANBARU, KOMPAS.com - Sebanyak 374 jemaah haji kloter 2 BTH atau kloter 1 Embarkasi Haji Antara (EHA) Riau yang merupakan jemaah haji asal Kota Pekanbaru telah tiba di Pekanbaru, Rabu (5/7/2023).
Namun, jemaah haji ini pulang dengan rasa kecewa karena sejumlah barang atau oleh-oleh yang hendak dibawa tidak diperbolehkan oleh petugas Saudia Airlines.
Hal ini diceritakan oleh salah satu jemaah haji Pekanbaru, Ahmad S Udi (52).
"Kami mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari petugas Saudia Airlines, karena sebagian barang-barang untuk oleh-oleh tidak dibolehkan dibawa pulang. Sehingga, terpaksa kami buang di Bandara King Abdul Aziz di Jeddah," cerita Ahmad kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis (6/7/2023).
Baca juga: Jemaah Haji Asal Blitar Meninggal setelah Hilang di Mina 9 Hari
Tidak hanya itu, dia bersama jemaah haji lainnya juga mengaku diperlakukan diskriminatif.
"Kami harus menjalani dua kali pemeriksaan. Pertama oleh pihak maskapai Saudia dan kedua oleh otoritas Bandara. Sementara penumpang lain hanya sekali diperiksa. Inikan sudah tindakan diskriminatif kepada kami," kata Ahmad kesal.
Dia menjelaskan, sehari menjelang pulang ke Tanah Air, ada petugas dari Saudia Airlines datang ke hotel melakukan penimbangan koper.
Petugas menyampaikan bahwa yang dibolehkan dibawa yakni tas jatah dari Kementerian Agama (Kemenag), yaitu koper besar bagasi satu, koper kabin satu dan tas sandang kecil.
"Sebelum berangkat, jemaah memang sudah diimbau tidak membawa tas tentengan. Hanya koper bagasi dan koper kabin plus tas jatah Kemenag. Tetapi, kami dapat informasi dari jemaah BTH I bahwa tas tentengan satu bisa lolos dan botol air zamzam kecil aman asal dikantongi," kata Ahmad.
Baca juga: Alasan Jemaah Haji Makassar Pulang Berpakaian Glamor dan Emas 180 Gram, Malu Dihujat Netizen
Karena itu, Ahmad dan ratusan jemaah haji lainnya, sebagian besar membawa tas tentengan berukuran kecil yang diberikan Kementerian Kesehatan sebelumnya.
Menjelang tengah hari tiba di Bandara Jeddah, kata dia, seorang petugas Saudia Airlines menggunakan megaphone mengumumkan bahwa tas tentengan tak bisa dibawa.
"Kami langsung protes mengapa standarnya dirubah. Saat berangkat kami boleh bawa tentengan, saat pulang tak boleh. Kami juga bandingkan jemaah haji dari India yang kebetulan berada dalam satu ruangan boleh bawa banyak tentengan. Mereka tak bisa menjawab, tapi tetap memaksa tak boleh," kata Ahmad.
Ahmad lantas menemui seorang petugas Saudia Airlines orang Arab, dan bertanya apakah boleh membawa tas tentengan.
"Pas saya tanya itu, petugas orang Arab itu bilang boleh. Saya pun merasa lega dan lantas memberitahu jemaah. Tapi, anehnya petugas Saudia Airlines yang orang Indonesia, datang ke kami tetap melarang bawa tas tentengan," kata Ahmad.
Baca juga: Paspor Hilang di Bandara Arab Saudi, Kepulangan Jemaah Haji Asal Aceh Tertunda
Jemaah haji sudah meminta tolong diperbolehkan, karena tas kecil itu hanya berisi sedikit oleh-oleh, seperti kurma, air zamzam dan kain ihram.
Namun, petugas Saudia Airlines asal Indonesia itu tetap tidak memperbolehkan.
"Akibatnya, kami semua terpaksa membongkar koper kabin dan membuang sejumlah barang. Seperti tas ransel kain ihram, pakaian dan makanan. Kami sangat kecewa," kata Ahmad.