Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Jemaah Haji Riau Kecewa Dilarang Bawa Oleh-oleh, Dibuang di Bandara Jeddah

Kompas.com - 06/07/2023, 18:23 WIB
Idon Tanjung,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Sebanyak 374 jemaah haji kloter 2 BTH atau kloter 1 Embarkasi Haji Antara (EHA) Riau yang merupakan jemaah haji asal Kota Pekanbaru telah tiba di Pekanbaru, Rabu (5/7/2023).

Namun, jemaah haji ini pulang dengan rasa kecewa karena sejumlah barang atau oleh-oleh yang hendak dibawa tidak diperbolehkan oleh petugas Saudia Airlines.

Hal ini diceritakan oleh salah satu jemaah haji Pekanbaru, Ahmad S Udi (52).

"Kami mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari petugas Saudia Airlines, karena sebagian barang-barang untuk oleh-oleh tidak dibolehkan dibawa pulang. Sehingga, terpaksa kami buang di Bandara King Abdul Aziz di Jeddah," cerita Ahmad kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis (6/7/2023).

Baca juga: Jemaah Haji Asal Blitar Meninggal setelah Hilang di Mina 9 Hari

Tidak hanya itu, dia bersama jemaah haji lainnya juga mengaku diperlakukan diskriminatif.

"Kami harus menjalani dua kali pemeriksaan. Pertama oleh pihak maskapai Saudia dan kedua oleh otoritas Bandara. Sementara penumpang lain hanya sekali diperiksa. Inikan sudah tindakan diskriminatif kepada kami," kata Ahmad kesal.

Dia menjelaskan, sehari menjelang pulang ke Tanah Air, ada petugas dari Saudia Airlines datang ke hotel melakukan penimbangan koper.

Petugas menyampaikan bahwa yang dibolehkan dibawa yakni tas jatah dari Kementerian Agama (Kemenag), yaitu koper besar bagasi satu, koper kabin satu dan tas sandang kecil.

"Sebelum berangkat, jemaah memang sudah diimbau tidak membawa tas tentengan. Hanya koper bagasi dan koper kabin plus tas jatah Kemenag. Tetapi, kami dapat informasi dari jemaah BTH I bahwa tas tentengan satu bisa lolos dan botol air zamzam kecil aman asal dikantongi," kata Ahmad.

Baca juga: Alasan Jemaah Haji Makassar Pulang Berpakaian Glamor dan Emas 180 Gram, Malu Dihujat Netizen

Karena itu, Ahmad dan ratusan jemaah haji lainnya, sebagian besar membawa tas tentengan berukuran kecil yang diberikan Kementerian Kesehatan sebelumnya.

Menjelang tengah hari tiba di Bandara Jeddah, kata dia, seorang petugas Saudia Airlines menggunakan megaphone mengumumkan bahwa tas tentengan tak bisa dibawa.

"Kami langsung protes mengapa standarnya dirubah. Saat berangkat kami boleh bawa tentengan, saat pulang tak boleh. Kami juga bandingkan jemaah haji dari India yang kebetulan berada dalam satu ruangan boleh bawa banyak tentengan. Mereka tak bisa menjawab, tapi tetap memaksa tak boleh," kata Ahmad.

Ahmad lantas menemui seorang petugas Saudia Airlines orang Arab, dan bertanya apakah boleh membawa tas tentengan.

"Pas saya tanya itu, petugas orang Arab itu bilang boleh. Saya pun merasa lega dan lantas memberitahu jemaah. Tapi, anehnya petugas Saudia Airlines yang orang Indonesia, datang ke kami tetap melarang bawa tas tentengan," kata Ahmad.

Baca juga: Paspor Hilang di Bandara Arab Saudi, Kepulangan Jemaah Haji Asal Aceh Tertunda

Jemaah haji sudah meminta tolong diperbolehkan, karena tas kecil itu hanya berisi sedikit oleh-oleh, seperti kurma, air zamzam dan kain ihram.

Namun, petugas Saudia Airlines asal Indonesia itu tetap tidak memperbolehkan.

"Akibatnya, kami semua terpaksa membongkar koper kabin dan membuang sejumlah barang. Seperti tas ransel kain ihram, pakaian dan makanan. Kami sangat kecewa," kata Ahmad.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Belasan Rumah Warga di Bangka Belitung Jebol Diterjang Puting Beliung

Belasan Rumah Warga di Bangka Belitung Jebol Diterjang Puting Beliung

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik, Gubernur Sumbar Nyaris Jadi Korban

Longsor di Sitinjau Lauik, Gubernur Sumbar Nyaris Jadi Korban

Regional
Kambing yang Dicuri Pemberian Dedi Mulyadi, Muhyani: Saya Minta Maaf

Kambing yang Dicuri Pemberian Dedi Mulyadi, Muhyani: Saya Minta Maaf

Regional
Mensos Risma Robohkan Rumah yang Dihuni Bocah yang Lumpuh

Mensos Risma Robohkan Rumah yang Dihuni Bocah yang Lumpuh

Regional
Gunung Ile Lewotolok NTT Alami 120 Kali Gempa Embusan dalam 6 Jam

Gunung Ile Lewotolok NTT Alami 120 Kali Gempa Embusan dalam 6 Jam

Regional
Hanya Berselang 2 Jam, Sungai Bogowonto Kembali Makan Korban Jiwa

Hanya Berselang 2 Jam, Sungai Bogowonto Kembali Makan Korban Jiwa

Regional
352 Jemaah Haji Kloter Pertama di Jateng Berangkat dengan Fasilitas “Fast Track”, Apa Itu?

352 Jemaah Haji Kloter Pertama di Jateng Berangkat dengan Fasilitas “Fast Track”, Apa Itu?

Regional
360 Calon Jemaah Haji Kloter Pertama Embarkasi Solo Diterbangkan ke Tanah Suci

360 Calon Jemaah Haji Kloter Pertama Embarkasi Solo Diterbangkan ke Tanah Suci

Regional
Update Banjir di Tanah Datar Sumbar, 11 Orang Meninggal, 5 Kecamatan Terendam

Update Banjir di Tanah Datar Sumbar, 11 Orang Meninggal, 5 Kecamatan Terendam

Regional
Nyetir Sambil Pangku Anak, Isuzu Traga Tabrak Hillux di Wonogiri, 2 Orang Tewas

Nyetir Sambil Pangku Anak, Isuzu Traga Tabrak Hillux di Wonogiri, 2 Orang Tewas

Regional
Gibran Kunker ke UEA dan Qatar, Teguh Prakosa Jadi Plh Wali Kota Solo

Gibran Kunker ke UEA dan Qatar, Teguh Prakosa Jadi Plh Wali Kota Solo

Regional
Istri Hamil, Pria di Banyumas Malah Setubuhi Anak Tiri Berulang Kali

Istri Hamil, Pria di Banyumas Malah Setubuhi Anak Tiri Berulang Kali

Regional
Bocah 10 Tahun di Wonosobo Tewas Terseret Arus Bogowonto Usai Bermain Futsal

Bocah 10 Tahun di Wonosobo Tewas Terseret Arus Bogowonto Usai Bermain Futsal

Regional
Mobil Brimob Dicuri di Bandara Sentani, Pelaku Ditangkap Usai Ban Mobil Ditembak

Mobil Brimob Dicuri di Bandara Sentani, Pelaku Ditangkap Usai Ban Mobil Ditembak

Regional
Mengenal Urban Hiking Semarang, Komunitas Pejalan Kaki yang Hobi Menanjaki Perkampungan

Mengenal Urban Hiking Semarang, Komunitas Pejalan Kaki yang Hobi Menanjaki Perkampungan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com