JAMBI,KOMPAS.com - Aksi Tiktoker Popo Barbie membuat video masturbasi dengan manekin dinilai hanya ingin viral dan tidak ada hubungannya dengan gangguan psikologi maupun fetish seseorang dalam urusan seksualitas.
Namun demikian, menurut psikolog klinis Novil Cut Nizar di Tanjung Jabung Barat, perlu pendalaman khusus untuk benar-benar mengetahui kondisi psikologis Popo tersebut.
"Untuk mengetahui kondisi psikologi Popo Barbie memang perlu pemeriksaan secara mendalam," katanya melalui pesan singkat, Selasa (4/7/2023).
Baca juga: Popo Barbie Bikin Video Masturbasi dengan Manekin demi Dapat Followers dan Endorse
Sementara itu, menurut Novil, penikmat media sosial saat ini membutuhkan konten yang antimainstream untuk terhibur.
Menurutnya, semakin banyak penonton yang terhibur, maka konten itu akan viral. Lalu, semakin viral video itu maka berpotensi menambah pendapatan finansial bagi kreator yang berkecimpung dalam bisnis endorse.
Baca juga: Popo Barbie Buat Video Masturbasi dengan Manekin Ternyata karena Terlilit Utang
Sebaliknya, jika penonton atau follower berkurang maka secara finansial juga akan terpengaruh.
Kondisi itu memicu dorongan para kretaor untuk mempertahankan viralitas konten dengan membuat konten yang berbahaya.
Baca juga: Nasib TikToker Popo Barbie yang Buat Video Masturbasi dengan Manekin, Terancam 10 Tahun Penjara
Menurut psikolog yang juga bertugas di Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana di Tanjung Jabung Barat tersebut, masyarakat harus membekali diri dengan keahlian khusus, infrastruktur, pelatihan, pengalaman dan ilmu menguasai teknologi di era digital.
Hal itu penting untuk tetap eksis di ruang digital baik hanya untuk menjalin hubungan sosial atau kepentingan bisnis.