Munawwir mengaku, dulu dia kerap mengikuti pengajian yang digelar Panji saat di desa tersebut.
Sebab, pengajian yang digelar Panji menyenangkan dan tidak pernah memperlihatkan simbol organisasi maupun kelompok tertentu. Selain itu, keluarga Panji juga dikenal dermawan.
"Kalau Hari Raya Idul Adha (biasanya) sumbang sapi. Tahun ini sudah ada dua sapi yang dikirim (akan dikorbankan). Biasanya beserta beras dan minyak goreng untuk dibagikan kepada masyarakat sekitar," ucap Munawwir.
Baca juga: Panji Gumilang, Pimpinan Al-Zaytun, Minta Waktu Jawab Pertanyaan Tim Investigasi
Ketua RT 2/RW 1, Dusun Siraman, Mahsun (60) menuturkan, Panji berasal dari keluarga terpandang.
Abdur Rahman yang merupakan kakek Panji, dulunya memiliki tanah yang sangat luas di daerah tersebut. Salah satu petak tanah yang dimiliki kemudian dihibahkan dan kini menjadi Masjid Baitur Rahman.
"Kakek Panji Gumilang, H Abdur Rahman, adalah salah satu orang kaya di Kecamatan Dukun. Memiliki tanah yang sangat luas dan merupakan tokoh sukses di wilayah ini. Sedangkan ayahnya sempat menjabat sebagai kepala desa," ujar Mahsun.
Sebelum ramai kontroversi Ponpes Al-Zaytun, Panji dikatakan oleh Mahsun, kerap pulang ke kampung halamannya di Dusun Siraman.
Kebiasaan Panji saat pulang kampung yaitu bertakziah mengunjungi makam dan mendoakan kedua orangtuanya.
"Jarang ada keluarga (orang yang tinggal) karena mereka sudah banyak yang berkeluarga dan punya rumah sendiri-sendiri. Itu dulunya rumah bersama,” tutur Mahsun.
Sumber: Kompas.com (Penulis Kontributor Gresik, Hamzah Arfah | Editor David Oliver Purba)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.