Pada hari berikutnya, air dari Umbul Jumprit dan api dari Mrapen akan dibawa ke candi Agung Borobudur, yang malamnya akan digunakan pada kegiatan detik-detik perayaan Waisak.
Pengambilan air berkah yang digelar setiap jelang perayaan Waisak ini memiliki makna mendalam bagi umat Buddha di Indonesia.
Dilansir dari laman Kemenag Kanwil Jateng, Air merupakan simbol kerendahan hati, dan air mengalir ketitik-titik yang rendah dan tidak pernah membedakan siapa yang harus diberi kehidupan.
“Air dari sisi nyata adalah sumber energi dalam tubuh. Dari aspek simbolis air ini salah satu bentuk kerendahan hati karena air mengalir selalu mencari tirik rendah. Dan air selalu juga tidak membeda-bedakan siapa yang harus diberikan kehidupan. Itulah air yang sesungguhnya sangat universal manfaatnya sehingga kehidupan tetap berjalan sampai hari ini,” ungkap Plt Dirjen Bimas Buddha Kemenag Nyoman Suriadarma.
Sumber:
jateng.kemenag.go.id, kemenag.go.id, temanggungkab.go.id, sonora.id