Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Polisi di Mamuju Tengah Dilaporkan Pengantar Galon ke Propam, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 24/05/2023, 19:03 WIB
Himawan,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

MAMUJU, KOMPAS.com - Dua anggota polisi di Mamuju Tengah, Sulawesi Barat (Sulbar), dilaporkan ke Propam Polda Sulbar usai diduga melakukan penggerebekan minuman keras terhadap warga tanpa surat perintah.

Warga yang melaporkan dua polisi bernama Fajaruddin yang berprofesi sebagai pengantar galon di Kecamatan Tobadak, Mamuju Tengah.

Fajaruddin ditemani bosnya Sirhana, melaporkan oknum polisi berinisial Ipda A dan menantunya ke bidang Propam Polda Sulbar, Senin (22/5/2023) lalu. Fajaruddin merasa dirugikan dengan tindakan semena-mena dua oknum anggota polisi tersebut. 

Sirhana, saat diwawancara Kompas.com, mengatakan bahwa kejadian yang menimpa pegawainya itu terjadi pada Jumat (19/5/2023) malam. Saat itu, Fajar bersama teman-temannya telah membersihkan depot air minum milik orangtua Sirhana. 

Baca juga: Heboh Pria Tergeletak Penuh Luka di Pinggir Jalan Banjarnegara, Ini Kata Polisi

Ketika Fajar duduk di teras rumah Sirhana dengan membuka baju, istri Ipda A lewat sambil melihatnya. Tidak lama kemudian, Ipda A datang menemui Fajar dan menanyakan apakah dia sedang minum minuman keras.

"Dia tanya, Fajar minum ko? Fajar bilang tidak om," kata Sirhana menirukan perkataan Fajar kepada Kompas.com, Rabu (24/5/2023). 

Setelah bertanya seperti itu, A pulang. Namun tidak lama berselang, A kembali datang dan lagi-lagi bertanya apakah Fajar minum minuman keras. tetapi Fahar tetap mengatakan kalau dia bersama temannya sedang tidak menenggak miras.

Hingga akhirnya saat kedatangan ketiga kalinya, Ipda A ditemani menantunya yang juga seorang polisi langsung masuk ke rumah orangtua Sirhana dan memeriksa Fajar dan rekan-rekannya. 

Fajar dan rekan-rekannya kemudian disuruh untuk angkat tangan oleh dua anggota polisi tersebut. Dua oknum itu lalu menggeledah isi rumah untuk mencari minuman keras tetapi hasilnya nihil. 

Salah satu rekan Fajar yang saat itu sedang makan mencoba protes dengan bertanya untuk apa digeledah. Namun sang polisi malah menyuruhnya diam sambil bilang kalau dia adalah polisi.

"Ini polisi sudahnya itu naperiksa tidak ada nadapat baik itu minuman mau apapun tidak ada juga didapat di situ," ujar Sirhana. 

Sirhana menyesalkan tindakan yang menurutnya sewenang-wenang ini. Apalagi, saat mendatangi Fajar, polisi tersebut hanya memakai kaus singlet dengan celana pendek. 

Sementara menantunya memakai sarung dengan baju kaus tanpa surat perintah. Sirhana semakin geram karena saat rumah orangtuanya dimasuki, ibunya sedang sakit.

Sehari setelah kejadian itu, Fajar juga mendapat pesan yang menghina dari istri polisi itu. Diakui Sirhana, Fajar, sebelumnya sempat tinggal di rumah polisi itu. 

Namun dia heran mengapa istri polisi itu begitu benci terhadap pegawainya. Bahkan meminta Fajar mengembalikan seluruh barang pemberiannya. 

"Saya tidak tau juga karena ini anak kan tidak punya salah. Itu yang jadi masalahnya. Cek-cek ini anak tidak punya kesalahan sama dia," kata Sirhana. 

Baca juga: Ada Kolam Lele di Jalur Kereta Cepat Jakarta Bandung, Polisi: Sudah Dipindah

Sementara itu Kabid Humas Polda Sulbar Kombes Pol Syamsu Ridwan yang dikonfirmasi membenarkan adanya laporan yang dilayangkan oleh Fajaruddin terhadap dua anggota Polres Mamuju Tengah. 

Syamsu mengatakan bahwa saat ini Propam Polda Sulbar masih memeriksa saksi-saksi yang berada di sekitar rumah pelapor terkait dugaan penggerebakan ini. 

"Keterangan sementara saksi menerangkan memang ada keributan di rumah pelapor dan Ipda A mendatangi  untuk menegur biar gak ramai apalagu Ipda A masih keluarga dengan orang tua pelapor," ujar Syamsu kepada Kompas.com.

Meski begitu, Syamsu membantah bahwa Ipda A saat itu mau menggerebek atau menggeledah pelapor. Menurut Syamsu, Ipda A datang menemui Fajar karena memiliki hubungan kekerabatan. 

Syamsu juga memastikan tidak ada kekerasan fisik yang dilakukan oleh Ipda A saat menemui Fajar. Meski demikian, Syamsu tetap menyuruh untuk menunggu hasil dari penyelidikan Propam Polda Sulbar. 

"Dari 4 orang saksi yang sudah diambil keterangan, tidak ada tindakan kekerasan fisik," kata Syamsu. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

Regional
Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Regional
Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Regional
Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Regional
Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Regional
2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

Regional
HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

Kilas Daerah
Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Regional
Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Regional
Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Regional
Tujuan Pria di Semarang Curi dan Timbun Ratusan Celana Dalam Perempuan

Tujuan Pria di Semarang Curi dan Timbun Ratusan Celana Dalam Perempuan

Regional
Banjir Rob Demak, Kerugian Petambak Ikan Capai 14 Miliar Setahun Terakhir

Banjir Rob Demak, Kerugian Petambak Ikan Capai 14 Miliar Setahun Terakhir

Regional
Sebelum Meninggal, Haerul Amri Keluhkan Mata Perih dan Kebas

Sebelum Meninggal, Haerul Amri Keluhkan Mata Perih dan Kebas

Regional
Bukan Fenomena 'Heat Wave', BMKG Sebut Panas di Jateng Disebabkan Hal Ini

Bukan Fenomena "Heat Wave", BMKG Sebut Panas di Jateng Disebabkan Hal Ini

Regional
301 KK Warga Desa Laingpatehi dan Pumpente di Pulau Ruang Akan Direlokasi, Pemprov Sulut: Mereka Siap

301 KK Warga Desa Laingpatehi dan Pumpente di Pulau Ruang Akan Direlokasi, Pemprov Sulut: Mereka Siap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com