Panembahan Sumolo membuat bangunan Asta Tinggi Sumenep bernuansa China, Eropa, Arab, dan Jawa.
Bangunan tersebut dapat ditemukan pada saat peziarah masuk ke Asta bagian timur.
Di tempat tersebut juga, Panemahan Sumolo dikebumikan.
Pembangunan Asta Tinggi Sumenep kemudian dilanjutkan oleh Sultan Abdurrahman, putra Panembahan Sumolo.
Sultan Abdurrahman menyempurnakan pembangunan kompleks makam tersebut. Namun proses pembangunannya masih berlanjut saat putranya memimpin Sumenep, yaitu Penembahan Moh Saleh.
Tokoh pertama yang dimakamkan di Asta Tinggi adalah Tumenggung Anggadipa atau Pengeran Anggadipa.
Baca juga: Wisata Sumenep, dari Asta Tinggi sampai Cemara Udang
Ia merupakan bangsawan Jepara yang ditunjuk Kerajaan Mataram untuk mengisi kekosongan pemerintahan akibat invasi Sultan Agung ke Madura.
Makam Asta Tinggi Sumenep terdapat dua pintu gerbang, yaitu pintu gerbang barat yang bagian dalamnya terdapat tiga kubah (berisi beberapa makam) dan gerbang timur yang memiliki satu kubah.
Kubah yang ramai pengunjung adalah Kubah Bindara Saod atau Kanjeng Tumenggung Ario Tirtonegoro (pintu gerbang barat) dan Kubah Sultan Abdurrahman (pinu gerbang timur).
Ada sejumlah makam raja dan kerabat Keraton Sumenep pada kubah-kubah tersebut.
Kubah satu disemayamkan R Ayu Mas Ireng, Pengeran Anggadipa, Pangeran Rama, Pangeran Seppo, R Ayu Artak dan Pangeran Panji Polang.
Kubah dua terdapat makam Ratu Ari, Pengeran Jimat, dan R Aria Wiranegara. Pada kubah tiga terdapat makam R Bindara Saod, R Ayu Dewi Rasmana, dan lain-lain.
Sumber:
jatim.nu.or.id, sumenepkab.go.id, jatim.antaranews.com, dan pesonaindonesia.kompas.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.