Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Husen, Pelaku Mutilasi dan Cor Bosnya di Semarang Bisa Jadi Psikopat, Kriminolog Undip: Mending Periksa ke Psikiater Dulu

Kompas.com - 16/05/2023, 11:50 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Pakar Kriminologi Universitas Diponegoro Semarang, Budi Wicaksono meminta agar Polrestabes Semarang segera memeriksakan kondisi kejiwaan tersangka mutilasi dan pengecoran bos toko air minum isi ulang di Semarang, Muhammad Husen.

Pasalnya, Budi menilai perilaku tersangka Husen (28) itu sangat aneh dan tidak wajar. Sehingga diperlukan tes kejiwaan untuk mengungkap kebenaran di balik kasus itu.

"Orang ini enggak ada minta maaf, takut, dan malah ketawa. Saya memang tidak selalu benar, tapi dari saya mempelajari mimik muka ini orang mengerikan. Sudah aneh dan gak wajar. Mending kirim ke psikiater dulu, sesegera mungkin," tutur Budi saat dihubungi Kompas.com, Senin (15/5/2023).

Baca juga: 5 Pengakuan Husen Pelaku yang Mutilasi dan Cor Bosnya di Semarang, Sempat Mengatakan Tak Menyesal

Pihaknya menambahkan kemungkinan bila Husen juga merupakan korban. Sehingga proses penyidikan oleh kepolisian juga perlu mengungkap kondisi kejiwaan tersangka terlebih dahulu.

"Kalau langsung penyidikan bisa lebih mudah, tapi belum tentu kebenaran hakikinya terungkap. Dia itu juga korban kehidupan masyarakat, mungkin dia gak pernah dididik gak boleh bunuh orang kalo diganggu," imbuh Budi.

Menurut Budi, rujukan untuk membawa tersangka ke ahli kejiawaan, baik psikolog atau psikiater menjadi penting untuk mengetahui gangguan kejiwaan yang dialami Husen.

"Mungkin bisa jadi dia psikopat, atau penderita skizofrenia. Orang skizofrenia itu sering mendengarkan sesuatu yang sebenarnya tidak ada suaranya. Seperti mendengar saya mau dibunuh, dengarnya gitu, jadi sebelum dibunuh saya bunuh dulu. Berubah-ubah pikirannya setiap waktu. Bisa jadi dia berkepribadian ganda," lanjutnya.

Pasalnya selama pengungkapan kasus, Budi melihat keanehan yang ditunjukkan tersangka saat membunuh bosnya, Irwan Hutagalung (52). Termasuk kebodohannya saat mencoba menutupi pembunuhan.

Lalu sikapnya yang tak memiliki empati sedikit pun dan justru tertawa puas. Belum lagi perilaku mabuk usai menganiaya korban hingga mengajak pedagang angkringan ke tempat pelacuran.

"Dari awal saya katakan, kasihan dia itu. Dia tidak mendapat pendidikan yang baik dan benar, yang normal dari orang tua dan lingkungannya. Kalau dia dimarahi dan dipukuli, apa perlu membunuh? Pergi aja, pulang kan selesai. Kalau bales, ya pukul aja kelahi. Bukannya bunuh. Terus terang saya bingung, dari awal saya lihat orang ini aneh," tegasnya.

Untuk diketahui, tersangka Husen sempat mengungkapkan permintaan maaf kepada keluarga korban, keluarganya, dan kepolisian pada Jumat (12/5/2023).

Hal itu Husen sampaikan setelah sebelumnya, dia mengaku puas dan tidak menyesal telah menuntaskan aksi balas dendam kepada bosnya yang kerap memukulinya saat salah dalam bekerja.

Baca juga: Pedagang Angkringan Dekat Lokasi Bos Isi Ulang Dimutilasi dan Dicor Husen Terancam Jadi Tersangka, Ini Sebabnya...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

Regional
Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Regional
Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Regional
Pilkada Banten 2024, Gerindra-Demokrat Ingin Lanjutkan KIM di Banten

Pilkada Banten 2024, Gerindra-Demokrat Ingin Lanjutkan KIM di Banten

Regional
Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Regional
Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Regional
Pagi Berdarah, Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri di Jalan Desa

Pagi Berdarah, Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri di Jalan Desa

Regional
Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Regional
SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

Regional
Tantang Mahyeldi pada Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Tantang Mahyeldi pada Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Regional
Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Regional
Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com