Sementara itu, salah satu Presiden mahasiswa Universitas Batanghari Muhlisin mengatakan rekan mahasiswa yang demo sudah di rumah sakit dengan kondisi kepala luka berat.
"Saat kami masuk pintu DPRD Provinsi Jambi kami langsung dihajar," katanya.
Atas tindakan aparat ini, para mahasiswa menuntut Kapolda Jambi dan Kapolresta Jambi dicopot dan mengusut tuntas perbuatan sewenang-wenang anggotanya.
Baca juga: Ada Tudingan Curi Penumpang, Sopir Taksi Konvensional dan Taksi Online di Batam Ricuh
Sementara itu, Koordinator Aksi, Muhammad Imam mengatakan bahwa hari ini aksi kedua, yang mana rekan mahasiswa ingin bertemu ketua DPRD Provinsi Jambi.
"Kami ingin menyampaikan aspirasi kami untuk menolak UU Ciptaker. Namun, Ketua DPRD tidak menemui kami, alhasil aksi dorong-dorongan terjadi, banyak massa aksi yang terluka karena pukulan dari pihak kepolisian dan dilarikan ke rumah sakit," ujarnya.
Ia mengecam keras tindakan pemukulan yang dilakukan oleh polisi.
Bahkan mahasiswa akan melakukan demonstrasi ke Polda Jambi, untuk mengusut tindakan kekerasan aparat terhadap mahasiswa.
Baca juga: Demo Pertanyakan Kasus KSP Karya Bhakti di Batam Ricuh, Polisi Sebut Hanya Saling Dorong
Sedangkan Kepala Kepolisian Resor Kota Jambi Kombes Eko Wahyudi belum memberikan tanggapan secara jelas soal demonstrasi mahasiswa yang berakhir ricuh.
Penjelasan soal bentrok polisi dengan mahasiswa pada hari ini, disebut Eko, bakal dijelaskan di Polresta Jambi pada Selasa (11/4/2023).
"Saya akan jelaskan lengkap dg dokumentasi," kata Eko kepada Kompas.com.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.