Konten tersebut berisi informasi soal kasus pembunuhan berantai yang dilakukan Mbah Slamet.
Video itu juga menampilkan rumah Mbah Slamet di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara, Jawa Tengah.
Rani mengaku merasa tak asing dengan rumah Mbah Slamet. Ternyata Rani pernah melihat lokasi tersebut saat video call dengan orangtuanya.
Baca juga: Pasutri asal Lampung Korban Mbah Slamet Sudah 1 Tahun Pergi, Mengaku Mengajar Kursus
“Dan rumahnya sama dengan viralnya video TikTok dengan video call,” imbuh Rani.
Rani kemudian melakukan penelusuran hingga menemukan fakta ayah ibunya menjadi korban kesadisan Mbah Slamet, dukun pengganda uang asal Banjarnegara.
Kabid Humas Polda Lampung Kombes Zahwani Pandra Arsyad membenarkan bahwa orangtua Rani masuk daftar korban Mbah Slamet.
Bahkan, ada satu pasang lagi suami istri asal Pesawaran yang dibunuh oleh dukun pengganda uang itu.
Identitas mereka masing-masing bernama Suheri-Riani dan Irsad-Wahyu Tri Ningsih. Fakta lain, para korban sudah lama berteman.
"Kedua korban baru ini berdasarkan identifikasi yang dilakukan polisi bahwa ada dua orang lagi menjadi korban dukun Mbah Slamet," beber Zahwani,
Zahwani menambahkan, pihaknya sedang berkoordinasi dengan Polres Banjarnegara.
Dalam waktu dekat, keluarga para korban akan diberangkatkan ke Banjarnegara untuk dilakukan pengecekan langsung oleh penyidik ke jasad korban
"Ini merupakan respons cepat Polda Lampung melalui Kapolres Pesawaran AKBP Pratomo Widodo yang datang langsung ke keluarga korban," tandas Zahwani.
Sementara itu Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi membeberkan, hingga kini sudah ada 12 jenazah korban Mbah Slamet ditemukan.
Baca juga: Ini Wawancara Lengkap dengan Seneh, Istri Mbah Slamet Dukun Pengganda Uang Banjarnegara
Semua korban terkubur di kebun milik tersangka di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara.
Motif Mbah Slamet membunuh korbannya karena kesal ditagih hasil penggandaan uang.
Tersangka lalu merencanakan pembunuhan dengan mengajak korban-korban dengan melakukan ritual.
Mbah Slamet kemudian memberikan racun potas dicampur air yang diminumkan ke korban hingga tewas.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Tri Purna Jaya | Editor : David Oliver Purba), Tribunnews.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.