SEMARANG, KOMPAS.com - Sampai hari ini, banjir masih merendam sejumlah kawasan di Kudus dan Pati, Jawa Tengah.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng menyatakan, banjir di Kudus yang mereka pantau bahkan semakin parah dan meluas karena Sungai Wulan tak mampu menampung air hujan yang turun semalam.
Hal itu disampaikan Kepala BPBD Jateng, Bergas Catursasi usai rapat koordinasi perencanaan penanggulangan banjir yang digelar Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Hotel Gumaya, Selasa (7/3/2023).
Baca juga: Balita Usia 2 Tahun di Bima Tewas Terseret Banjir
“Kalau yang Kudus malah tambah Karangrowo, Payaman, kemudian Jatiwetan itu masih. Karena kemarin malam masih terjadi hujan di daerah Muria, jadi justru menambah banjir di sana,” ujar Bergas.
Sedangkan kondisi Sungai Wulan tinggi, lanjut Bergas, membuat air hujan yang turun tidak bisa dibuang ke sungai.
“Akhirnya alirannya berhenti di Juwana. Juwana pun harus antre untuk keluar sampai di hilir. Ya kondisinya seperti itu memang,” ungkapnya.
Pihaknya menjelaskan, banjir di kedua kota itu masih dalam satu aliran sungai utama, yakni aliran di Sungai Juwana yang berkaitan dengan Sungai Wulan.
“Jadi penanganan saat ini dengan mengadakan titik-titik pengungsian yang disiapkan kabupaten pati maupun kudus melalui BPBD-nya, jadi sudah ada,” lanjutnya.
Menurutnya penyelamatan warga menjadi prioritas utama. Pihaknya juga mendapat dukungan dari BNPB pusat melalui dana DSP untuk penanganannya.
Jangka panjang, ia mengatakan PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) sudah memberikan sejumlah skenario penanganan ke depan,
“Untuk Juwana, Pati, dan Kudus bagaimana, mungkin dalam kurun waktu tidak terlalu lama informasi kita terima. Sekitar April baru dilaksanakan, dari PUPR untuk pompanya Pak Menteri PUPR sudah meninjau ke lokasi, semoga ini dapat segera terealisasikan,” bebernya.
Diungkapkan permasalahan di sana, salah satunya merupakan sedimentasi. Sehingga penanganan dengan cara normalisasi atau peninggian tanggul.
“Selain pengedalian air dalam bentuk pintu air dan pompanisasi. Kalo tidak mungkin dinormalisasi maka harus peninggian tanggul,” tandasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.