Hal itu dilakukan untuk mempersiapkan diri untuk mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi dan sekolah kedinasan dalam bentuk bimbingan belajar tambahan di setiap satuan pendidikan.
"Selain itu, perlu dilakukan penguatan kapasitas guru melalui workshop terkait pembelajaran berbasis HOTS (Higher Order of Thinking Skill) atau pembelajaran yang mengembangkan keterampilan berpikir kritis," ujarnya.
Petrus juga menambahkan, perlu dilakukan pengelompokkan kelas unggulan bagi siswa kelas X.
Tujuannya supaya persiapan masuk perguruan tinggi dan sekolah kedinasan dapat dilakukan sejak dini oleh satuan pendidikan, di bawah pengawasan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT.
Pemerintah, kata Petrus, perlu memberikan reward bagi seluruh siswa berprestasi, baik dari sekolah negeri maupun swasta tanpa memandang latar belakang dan status sosial orangtua.
"Yang terakhir, Pemerintah Provinsi NTT perlu meningkatkan jumlah penerima beasiswa berupa biaya kuliah, biaya riset atau tugas akhir dan biaya hidup bagi putra dan putri NTT, agar berprestasi dan termotivasi bersaing masuk ke universitas ternama di Indonesia," katanya.
Baca juga: Anggota DPR Nilai Kebijakan Masuk Sekolah Pukul 05.00 di NTT Aneh
Petrus menilai, kebijakan belajar pukul 05.00 Wita lebih cocok diterapkan ke sekolah dengan sistem asrama.
"Khusus untuk para siswi sangat rawan terhadap begal dan ancaman tindakan asusila seperti ancaman pemerkosaan dan kekerasan seksual," kata dia.
Kemudian lanjut Petrus, untuk peluang sarapan sebelum ke sekolah sangat kecil, karena murid membutuhkan persiapan ke sekolah antara pukul 04.30 hingga pukul 05.00 Wita, untuk tiba di sekolah.
"Kondisi tersebut, tentu berdampak pada kesehatan para siswa dan siswi," ujar Petrus.
Selain itu, pada jam subuh, para murid akan kesulitan mendapatkan akses transportasi umum.
Baca juga: Anggota DPRD NTT Sayangkan Sekolah Langsung Terapkan Masuk Pukul 05.00 Pagi Tanpa Kajian
Para murid juga lanjut dia, tidak akan maksimal menerima materi pembelajaran dari guru karena masih mengantuk.
Dia menyebut, usia rata-rata murid SMA antara 15-17 tahun masih kategori anak-anak, sehingga membutuhkan waktu istirahat yang cukup.
Petrus menilai, perlu dilakukan kajian mendalam dan sosialisasi terkait pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pukul 05.30 Wita yang melibatkan stakeholder di bidang pendidikan.
Sebelumnya diberitakan, sebuah video yang memperlihatkan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat, meminta pihak Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di wilayah Kota Kupang, memulai jam pelajaran pada pukul 05.00 Wita, viral di media sosial dan grup WhatsApp.
Dalam tayangan video berdurasi 1 menit 43 detik tersebut tampak Viktor didampingi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT Linus Lusi, meminta para siswa agar membiasakan diri bangun pukul 04.00 Wita.
Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kedisiplinan siswa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.