BANDUNG, KOMPAS.com- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menegaskan Petani Milenial bukan program karpet merah.
Artinya, program tersebut hanya medium bagi anak muda untuk berkarya di sektor pertanian.
Karena itu, kaprogram tersebut punya potensi gagal, tapi banyak pula peserta yang berhasil.
Baca juga: Ridwan Kamil Sebut Tol Cisumdawu Sudah Bisa Beroperasi pada Akhir Februari 2023
Ridwan menyebutkan, pada 2021 ada 1.100 peserta dinilai berhasil dalam program itu sementara 500 orang yang dinilai kurang berhasil.
"Saya ingatkan lagi ke media itu bukan program karpet merah. Ini program membuka pintu untuk orang bekerja keras. Jadi ada dinamika, maka kegagalan itu ada," ucap Emil, sapaan Ridwan Kamil, di Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (13/3/2023).
Menurutnya, berdasarkan laporan yang ia terima mayoritas peserta yang kurang berhasil disebabkan adanya kendala di offtaker.
"Contoh ada yang gagal, kelinci ekspor ke Filipina. Ternyata di Filipina di stop kebijakannya, bukan masuk kategori gagal, bukan karena sistem. Rata-rata ada dinamika dari luar yang seringkali force majeur," tuturnya.
Baca juga: Jumlah Kendaraan di Bandung Dekati Populasi Penduduk, Ridwan Kamil Harap Ada Kebijakan dari Pusat
Di sisi lain, Pemprov Jabar pun memperpanjang kontrak ribuan tenaga penyuluh pertanian dan petugas pengendali organisme pengganggu tumbuhan (POPT).
Dana yang dikeluarkan untuk perpanjangan kontrak itu mencapai Rp 100 miliar.
Emil mengatakan, perpanjangan kontrak itu diiringi kinerja pertanian di Jabar yang cukup baik pada 2022.
Ia mencatat produktivitas beras dalam bentuk gabah kering giling Jawa Barat pada 2021 itu meningkat 4 persen mendekati 5 persen di 2022.
Bahkan pada 2022 lalu Jabar berhasil menjadi lumbung pangan ketiga secara nasional dengan kontribusi sebesar 17,58 persen atau setara 9,4 ton gabah kering.
Baca juga: Ridwan Kamil Wacanakan Batasi Kunjungan ke Masjid Al Jabbar
Menurut Emil, hal ini menandakan Jawa Barat dengan jumlah penduduknya yang besar tapi produktivitas juga naik.
“Rp 100 miliar anggaran kita sediakan untuk honor mereka dan operasional, yang menandakan kita sangat serius untuk memastikan kedaulatan pangan hadir di Jawa Barat,” tutur Emil.
Para penyuluh ini juga akan mendampingi calon peserta program Petani Milenial yang saat ini pendaftarnya mencapai 20.000 orang, kemudian disaring menjadi tinggal 5.000 orang.
“5.000 ini sedang dimbing, mudah-mudahan tingkat keberhasilan lebih banyak dari tahun 2021 ya. Di 2021 itu 1.100 yang berhasil, yang kurang berhasilnya 500 peserta, kita kondisikan agar persentase keberhasilannya lebih banyak,” jelasnya.
Baca juga: Pemprov Jabar Sudah Lunasi Tunggakan Peserta Petani Milenial di Bank
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Barat Dadan Hidayat mengatakan, perpanjangan kontrak dan pemberian fasilitas pada 921 penyuluh tenaga harian lepas dan tenaga bantu penyuluh pertanian serta fasilitasi honor bagi 106 tenaga harian lepas ini bagian dari dukungan Pemprov pada pengembangan SDM pertanian.
“Penyediaan penyuluh dalam membantu pengawalan dan pendampingan kepada pelaku utama dan pelaku usaha di lapangan ini menjadikan Jawa Barat satu-satunya provinsi yang paling besar kontribusinya terhadap SDM pertanian dibandingkan daerah lain di Indonesia,” jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.