KEEROM, KOMPAS.com - Pratu Firman Al Hafidz (26), salah seorang anggota TNI yang bertugas di Pamtas Yonif 143/TWEJ Tatakra, sudah bersiap dengan gunting cukur di tangannya.
Sesaat kemudian sejumlah anak berlari mendekati Pos Perbatasan RI-Papua Nugini di Kampung Tatakra, Distrik Web, Kabupaten Keerom, Papua. Mereka meminta rambutnya dicukur.
Baca juga: Polres Keerom Musnahkan 829,4 Gram Ganja
Tak hanya anak-anak, ada juga beberapa remaja dan orang dewasa yang ikut mengantre.
Dengan sabar, Pratu Firman melayani mereka tanpa mengharap imbalan. Sesekali sambil mencukur rambut, Pratu Firman mengajak anak-anak Papua itu bercanda.
"Saya sekarang sudah terbiasa memotong rambut anak-anak dan masyarakat Papua di Tatakra," kata Pratu Firman, Jumat (10/2/2023).
Baca juga: Oknum TNI Diduga Aniaya 3 Anak di Keerom, Komnas HAM: Kondisi Korban Luka Memar di Sekujur Tubuh
Anggota TNI asal Garut, Jawa Barat, tersebut mengaku sudah berbulan-bulan membantu mencukur rambut warga, khususnya anak-anak di Pos Penjagaan Perbatasan RI-Papua Nugini di Kampung Tatakra.
Kegiatan itu biasanya dilakoninya dua minggu sekali.
"Kebanyakan anak-anak yang kita cukur rambut ketika ditanya cita-citanya menjadi apa mereka menjawab ingin jadi TNI sehingga kita cukur rambut mereka seperti anggota TNI juga," katanya.
Namun, sering anak-anak menginginkan potongan rambut seperti pemain bola dengan sejumlah variasi.
Pratu Firman pun membujuk mereka supaya bersedia rambutnya dicukur dengan model yang rapi.
"Kadang kalau kita cukur rambut tidak sesuai permintaan biasanya marah, tapi kita kasih susu, buah, atau gula-gula sehingga anak-anak luluh," kata dia.
Baca juga: 10 Daftar Alat Musik Papua dan Cara Memainkannya, Selain Tifa
Komandan Pos (Danpos) Tatakra Satgas Pamtas Yonif 143/TWEJ Letda Inf Michael Erlangga mengungkapkan, ada empat anggotaTNI yang biasanya membantu warga menggunting rambut.
"Sehingga kita programkan dua minggu sekali memotong rambut anak-anak, bahkan masyarakat yang ada di Tatakra," kata dia saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon seluler.
Dia bercerita, mulanya kegiatan tersebut hanya dilakukan pada sejumlah anak di sekolah. Namun, rupanya antusiasme warga sangat baik.
Baca juga: Bertahun-tahun Warga Kampung Baburia di Keerom Nantikan Air Bersih
"Sehingga, anak-anak dan masyarakat selalu datang untuk dibersihkan atau dipotong rambutnya," ujarnya.
Biasanya dalam satu kali pertemuan, para prajurit bisa memotong rambut lima hingga enam orang.
“Program potong rambut ini kami sudah berkoodinasi dengan kepala suku atau ondoafi, aparat kampung dan masyarakat," papar dia.
Kedekatan ini, ujarnya, memunculkan rasa saling memiliki antara anggota TNI dan masyarakat.
Tak heran jika banyak warga yang membawa hasil kebunnya untuk para prajurit.
Baca juga: Pesawat Susi Air Dibakar KKB, Wapres Minta Aparat Jaga Tempat Strategis di Papua
"Ada masyarakat yang datang selalu bawa hasil kebun seperti ubi-ubian, sayur-sayuran kepada kami," katanya.
Sebaliknya, jika anggota TNI mendapat kiriman barang dari kota, mereka selalu menyisihkannya untuk warga sekitar.
"Inilah gambaran kedekatan kami dengan masyarakat di Tatakra," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.