Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beragam Manfaat Pohon Sapu-sapu, dari Obat Herbal hingga Bahan "Essential Oil"

Kompas.com - 04/02/2023, 14:52 WIB
Heru Dahnur ,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANGKA, KOMPAS.com - Pohon sapu-sapu banyak tumbuh di wilayah Kepulauan Bangka Belitung. Tanaman bernama latin Baeckea frutescens ini termasuk golongan tumbuhan semak cemara yang tinggi pohonnya bisa mencapai 8 meter.

Masyarakat setempat ada yang menyebut tanaman ini dengan nama cucur atap atau ujung atap.

Bentuk daunnya bulat seperti berpilin dengan ranting-ranting kecil menghinggapi seluruh pohonnya.

Baca juga: Wowon Ungkap Alasan Bunuh 9 Orang Termasuk Istri dan Mertua: Kemasukan Setan

Warga Belilik, Bangka Tengah, Firman mengatakan, masyarakat setempat menyebut pohon sapu-sapu karena dulunya memang digunakan sebagai sapu pembersih ruangan.

"Satu dahan kan banyak ranting kecil-kecil dan daunnya. Kemudian diikat sebagai sapu, banyak dulunya digunakan di rumah-rumah," kata Firman kepada Kompas.com, Jumat (3/2/2023).

Selain sebagai alat pembersih ruangan, tanaman pohon sapu-sapu juga digunakan sebagai obat herbal. Daunnya bisa diseduh dan dikonsumsi seperti meminum air teh.

Baca juga: Badan Jalan di Bangka Belitung Amblas Terkena Abrasi Sungai, Warga Gotong Royong Pasang Tiang Pancang dari Kayu

Daun pohon sapu-sapu juga bisa digunakan sebagai obat gosok pada bagian kulit yang gatal.

"Diremas daunnya bisa langsung tercium aroma wangi seperti minyak angin," ujar Firman.

Hal senada diungkapkan Ardian Eka yang tinggal di Mentok, Bangka Barat.

Menurut dia, pohon sapu-sapu sudah dikenal masyarakat sebagai obat tradisional. Selain itu juga bisa dijadikan tanaman hias dalam bentuk bonsai.

"Pohon sapu-sapu merupakan salah satu endemik Babel," ujar Eka.

Pohon sapu-sapu diketahui mudah tumbuh di dataran rendah seperti pesisir pantai dan juga lereng-lereng perbukitan.

Selain di kawasan Asia Tenggara, pohon sapu-sapu juga tersebar di daratan China dan Australia bagian utara.

Belakangan ini pohon sapu-sapu menjadi kian populer karena menjadi salah satu komoditas untuk mendapatkan minyak atsiri. Minyak hasil penyulingan yang menjadi bahan baku berbagai kosmetik termasuk deodorant.

Dosen Institut Pertanian Bogor yang juga ketua dewan Atsiri Indonesia Irdika Mansur mengatakan, pohon sapu-sapu menambah daftar komoditas yang bisa digunakan sebagai bahan esensial oil.

Saat ini pohon sapu-sapu masih menjadi tanaman liar yang tumbuh subur di Bangka Belitung. Ke depan bisa dijadikan tanaman budidaya yang diselaraskan dengan program reklamasi pascatambang.

"Ini potensi yang ada dan harus dikembangkan. Karena bisnis dari esensial oil ini sangat menjanjikan dengan nilai ekspor Rp 10 triliun per tahun," ujar Irdika saat kunjungan ke Pangkalpinang, pekan lalu. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sepekan Pantura Sayung Banjir Rob dan Jalan Demak-Kudus Tersendat, Sopir Truk: Lelah, Boros Solar

Sepekan Pantura Sayung Banjir Rob dan Jalan Demak-Kudus Tersendat, Sopir Truk: Lelah, Boros Solar

Regional
Simpan Narkoba di Rumah Dinas, Oknum Camat Ditangkap Polisi

Simpan Narkoba di Rumah Dinas, Oknum Camat Ditangkap Polisi

Regional
Semarang Night Carnival, Lalu Lintas di Jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran Dialihkan

Semarang Night Carnival, Lalu Lintas di Jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran Dialihkan

Regional
PDI-P Solo Minta Cawalkot yang Diusung Bertanggung Jawab Sejahterakan Masyarakat dan Tak Pindah Parpol Lain

PDI-P Solo Minta Cawalkot yang Diusung Bertanggung Jawab Sejahterakan Masyarakat dan Tak Pindah Parpol Lain

Regional
Terima Penghargaan dari Pemprov Jateng, Kota Semarang Jadi yang Terbaik dalam Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka

Terima Penghargaan dari Pemprov Jateng, Kota Semarang Jadi yang Terbaik dalam Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka

Regional
APBD Kalteng Meningkat 2 Kali Lipat dalam 8 Tahun, Capai Rp 8,79 Triliun pada 2024

APBD Kalteng Meningkat 2 Kali Lipat dalam 8 Tahun, Capai Rp 8,79 Triliun pada 2024

Regional
Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak

Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak

Regional
Pegawai Bea Cukai Ketapang yang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Burung Dicopot

Pegawai Bea Cukai Ketapang yang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Burung Dicopot

Regional
Kelola Air Tanpa Izin di Gili Trawangan, 2 Direktur Perusahaan Jadi Tersangka

Kelola Air Tanpa Izin di Gili Trawangan, 2 Direktur Perusahaan Jadi Tersangka

Regional
Diprotes, Unsoed Keluarkan Aturan Baru soal UKT, Diklaim Terjangkau

Diprotes, Unsoed Keluarkan Aturan Baru soal UKT, Diklaim Terjangkau

Regional
Pilkada Bangka Selatan, PDIP Berpotensi Usung Kembali Petahana Riza-Debby

Pilkada Bangka Selatan, PDIP Berpotensi Usung Kembali Petahana Riza-Debby

Regional
Puluhan Sopir Angkut Barang di Pelabuhan Pangkalbalam Kehilangan Pekerjaan

Puluhan Sopir Angkut Barang di Pelabuhan Pangkalbalam Kehilangan Pekerjaan

Regional
KKB Kabur Saat Pasukan TNI dan Polri Tiba di Homeyo Intan Jaya

KKB Kabur Saat Pasukan TNI dan Polri Tiba di Homeyo Intan Jaya

Regional
KPU Wonogiri Tetapkan 50 Caleg DPRD Terpilih, 6 Mengundurkan Diri

KPU Wonogiri Tetapkan 50 Caleg DPRD Terpilih, 6 Mengundurkan Diri

Regional
Banjir dan Tanah Longsor Terjadi di 5 Kabupaten di Sulsel, Pj Bahtiar: Turut Berduka Cita

Banjir dan Tanah Longsor Terjadi di 5 Kabupaten di Sulsel, Pj Bahtiar: Turut Berduka Cita

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com