Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Perjuangan Mbah Sani Jalan Kaki 30 Km Demi Tanah Miliknya | Pembunuh PSK Menyesal Saat Tahu Korban Punya Bayi

Kompas.com - 08/01/2023, 06:00 WIB
Maya Citra Rosa

Editor

KOMPAS.com - Sosok Mbah Sani menjadi sorotan dengan aksinya berjalan kaki sejauh 30 kilometer dari rumah ke Gedung DPRD Pati.

Nenek berusia 64 tahun ini meminta pertolongan karena tanah yang sudah ditempati selama 30 tahun rencananya akan diekskusi oleh Pengadilan Negeri (PN) Pati pekan depan.

Selain itu, pelaku pembunuhan pekerja seks komersial (PSK) berinisial RAPB (26) mengaku menyesal membunuh korbannya AS.

Hal ini karena pelaku tidak mengetahui bahwa AS memiliki bayi perempuan yang masih berusia dua bulan.

Dua artikel berita di atas menjadi perhatian pembaca Kompas.com, serta beberapa sajian berita lainnya yang dirangkum dalam lima berita Populer Nusantara, Sabtu (7/1/2023) sebagai berikut:

1. Mbah Sani perjuangkan tanah 1.000 meter persegi

Baca juga: Tangis Mbah Sani Jalan Kaki 30 Km, Perjuangkan Tanah 1.000 Meter Persegi Miliknya yang Diklaim Tetangga

Mbah Sani, seorang buruh tani berjalan dari rumahnya di Desa Ngemplak Lor, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, untuk meminta pertolongan ke DPRD Pati, Jumat (6/1/2023) sore.

Dia sudah tak tahu harus mengadu kepada siapa karena pengadilan bersiap mengosongkan lahan seluas 1.ooo meter dan rumah kecil yang ditempati Mbah Sani seorang diri.

Berdasarkan putusan Pengadilan Negeri (PN) Pati No. 42/Pdt.G/2017/PN.Pti, gugatan tetangga Mbah Sani, yaitu Srigati, Hariyati, Haryanto, dan Haryatun, dikabulkan.

Dalam putusan pengadilan itu, tanah beserta rumah Mbah Sani masuk menjadi bagian dari Sertifikat Hak Milik (SHM) Nomor 320 atas nama Kahar yang merupakan orangtua para penggugat.

"Saya bingung dan hanya datang duduk di pengadilan beberapa kali. Saya tak mampu sewa pengacara saat sidang, sedangkan mereka pakai jasa pengacara," tutur Mbah Sani, dengan logat Jawa yang kental.

Pihaknya berharap DPRD Pati bisa membantu Mbah Sani yang menjadi korban ketidakadilan hukum yang patut dibela dan diluruskan.

RAPB tampak pasrah duduk di kursi roda saat hadir dalam konferensi pers kasus pembunuhan wanita yang ditemukan tewas terjerat kabel di sebuah kamar kos di Denpasar, Bali, yang digelar di Mapolresta Denpasar pada Jumat (6/1/2023). Kompas.com/ Yohanes Valdi Seriang GintaYohanes Valdi Seriang Ginta RAPB tampak pasrah duduk di kursi roda saat hadir dalam konferensi pers kasus pembunuhan wanita yang ditemukan tewas terjerat kabel di sebuah kamar kos di Denpasar, Bali, yang digelar di Mapolresta Denpasar pada Jumat (6/1/2023). Kompas.com/ Yohanes Valdi Seriang Ginta

2. Penyesalan pembunuh PSK di Bali

Baca juga: Pelaku Pembunuhan PSK di Bali Tak Tahu Korban Punya Bayi, Mengaku Menyesal

RAPB mengaku menyesal membunuh AS. AS sebelumnya ditemukan tewas dalam kondisi terjerat kabel di sebuah sebuah rumah kos, Jalan Tukad Batang Hari I, Kelurahan Panjer, Denpasar, Bali.

"Saya kecewa, sampai sekarang saya masih kepikiran, saya sungguh menyesali sekali atas perbuatannya saya," kata RAPB, saat dihadirkan dalam konferensi pers di Mapolresta Denpasar pada Jumat (6/1/2023).

"Belum tahu (korban memiliki bayi), baru tahu setelah saya sudah di sini (ditangkap polisi)," ujar dia, di hadapan polisi dan sejumlah awak media.

Pria asal Blitar, Jawa Timur itu juga menyampaikan permintaan maaf kepada keluarga korban.

"Untuk keluarga korban saya mohon maaf sebesar-besarnya atas perbuatan saya, saya mendoakan semoga arwah beliau diterima di sisinya dan tenang di alam sana," kata pelaku.

Kapolres Gresik AKBP Mochamad Nur Azis (tengah) memberi keterangan, penetapan Ahmad Nasrullah (memakai kopyah) sebagai tersangka dalam kasus pemukulan 15 siswi MTs Nurul Islam di Mapolres Gresik, Jawa Timur, Sabtu (7/1/2023).KOMPAS.COM/HAMZAH ARFAH Kapolres Gresik AKBP Mochamad Nur Azis (tengah) memberi keterangan, penetapan Ahmad Nasrullah (memakai kopyah) sebagai tersangka dalam kasus pemukulan 15 siswi MTs Nurul Islam di Mapolres Gresik, Jawa Timur, Sabtu (7/1/2023).

3. Kepala MTs yang pukul 15 siswi jadi tersangka

Baca juga: Pemukulan 15 Siswi MTs di Gresik oleh Kepala Sekolah, Pihak Yayasan: Kami Hormati Proses Hukum

Ahmad Nasrullah (51) ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pemukulan terhadap 15 orang siswi di lingkup Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nurul Islam di Kecamatan Manyar, Gresik, Jawa Timur.

Kepala Polres Gresik AKBP Mochamad Nur Azis mengatakan, penetapan tersangka terhadap pria yang menjabat sebagai kepala MTs Nurul Islam tersebut berdasarkan bukti dan hasil penyelidikan yang telah dilakukan oleh pihaknya.

"Ditetapkan sebagai tersangka atas nama AN. Ini setelah kami lakukan serangkaian interogasi, bukti di lapangan dan hasil penyelidikan yang telah kami lakukan," ujar Nur Azis di hadapan awak media di Mapolres Gresik, Sabtu (7/1/2023).

Dari hasil penyelidikan yang sudah dilakukan oleh pihak kepolisian, tersangka terbukti melakukan tindak kekerasan dengan cara memukul para korban dalam kejadian Selasa (3/1/2023) tersebut.

Bahkan, pemukulan yang dilakukan oleh tersangka menyebabkan empat orang siswi di antaranya sempat pingsan.

"Setelah ada laporan pemukulan atau penganiayaan terhadap 15 siswi, kami lakukan pemeriksaan terhadap saksi dan para korban. Jumat (6/1/2023) dari Polsek Manyar dilakukan pelimpahan. Setelah itu, tadi malam dilakukan pengamanan," tutur Nur Azis.

Suasana Balai Desa Bumiayu, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, saat ada pertemuan pemuda dan tokoh masyarakat, untuk membahas kasus perselingkuhan yang melibatkan Kades setempat, Jumat (6/1/2023).KOMPAS.COM/IKA FITRIANA Suasana Balai Desa Bumiayu, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, saat ada pertemuan pemuda dan tokoh masyarakat, untuk membahas kasus perselingkuhan yang melibatkan Kades setempat, Jumat (6/1/2023).

4. Kades yang selingkuh dengan guru SD dituntut minta maaf

Baca juga: Warga Tuntut Kades Selingkuh dengan Guru SD di Magelang Minta Maaf secara Terbuka

Usai kepergok selingkuh dengan guru SD, mantan kepala Desa (Kades) Bumiayu berinisial BS dituntut warga untuk meminta maaf secara terbuka.

Hal itu disampaikan Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Bumiayu, Muh Tamhid, usai melakukan musyawarah pemuda Bumiayu, Kecamatan Kajoran,Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jumat (6/1/2023) sore.

"(Mantan) Kades harus minta maaf dihadapan perwakilan warga. Nanti diagendakan, tapi kami belum berkonsultasi dengan yang bersangkutan," ujar Tamhid.

Meski begitu, masyarakat mengapresiasi BS yang sudah sukarela mengundurkan diri dari jabatannya pada 5 Januari 2023. Tamhid memastikan, pengunduran diri BS atas inisiatifnya sendiri atau tidak ada intervensi dari pihak mana pun.

"Kami menyetujui (pengunduran diri BS), tapi itu tidak ada yang mengintervensi atau memerintah. Itu kemauan sendiri," tandas Tamhid.

Ilustrasi trauma. Kepala sekolah MTs di Gresik memukul 15 siswi, Selasa (3/1/2023). Pihak yayasan menyebut bahwa banyak korban mengalami trauma akibat peristiwa itu.ake1150sb Ilustrasi trauma. Kepala sekolah MTs di Gresik memukul 15 siswi, Selasa (3/1/2023). Pihak yayasan menyebut bahwa banyak korban mengalami trauma akibat peristiwa itu.

5. 15 Siswi korban pemukulan kepala MTs di Gresik trauma

Baca juga: Para Siswi Alami Trauma Usai Dipukul Kepala MTs di Gresik, Yayasan Minta Maaf Datangi Rumah Korban

Para siswi yang menjadi korban pemukulan Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, mengalami trauma.

Sebelumnya, kejadian pemukulan itu dilakukan terhadap 15 siswinya lantaran ketahuan jajan di luar sekolah pada Selasa (3/1/2023). Bahkan, empat siswi di antaranya sempat pingsan.

Ketua yayasan yang menaungi MTs, Ali Muchsin, mengatakan, pihaknya mendapat informasi bahwa banyak korban yang mengalami trauma.

Sehingga, yayasan akan bekerja sama dengan psikolog untuk memberikan trauma healing bagi para siswi korban pemukulan.

"Mereka rata-rata kelas IX, saya khawatir psikis mereka terganggu, sehingga pembelajaran dan kelulusan juga terganggu," kata dia, Kamis.

Baca juga: Kampung Ketandan, Kawasan Pecinan di Yogyakarta yang Sudah Ada Sejak Abad ke-19

Selain karena dugaan penganiayaan, pihak yayasan mengambil keputusan memberhentikan AN demi proses trauma healing siswa yang menjadi korban.

"Kalau beliaunya (AN) masih di sini nanti tidak bisa trauma healing, sebab anak-anak masih bertemu," kata dia.

Sumber: Kompas.com (Penulis Kontributor Grobogan, Puthut Dwi Putranto Nugroho, Kontributor Bali, Yohanes Valdi Seriang Ginta, Kontributor Gresik, Hamzah Arfah, Kontributor Magelang, Ika Fitriana | Editor Robertus Belarminus, Khairina, Andi Hartik, Riska Farasonalia)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jumlah Pengangguran di Banten Tertinggi se-Indonesia

Jumlah Pengangguran di Banten Tertinggi se-Indonesia

Regional
Konten Judi 'Online' dan Hoaks Pemilu Terdeteksi, Kapolda Lampung: Akun Palsu Cari Keuntungan Trafik

Konten Judi "Online" dan Hoaks Pemilu Terdeteksi, Kapolda Lampung: Akun Palsu Cari Keuntungan Trafik

Regional
Ditinggal Berkebun, Rumah Warga Kabupaten Semarang Ludes Terbakar

Ditinggal Berkebun, Rumah Warga Kabupaten Semarang Ludes Terbakar

Regional
Jateng Mulai Kemarau Bulan Mei, Pemprov Antisipasi Risiko Kekeringan

Jateng Mulai Kemarau Bulan Mei, Pemprov Antisipasi Risiko Kekeringan

Regional
Tingkatkan Kesejahteraan ASN-Pensiunan, Pemprov Sumut dan Taspen Sosialisasikan Program JKK hingga JKM

Tingkatkan Kesejahteraan ASN-Pensiunan, Pemprov Sumut dan Taspen Sosialisasikan Program JKK hingga JKM

Regional
Guru di Pontianak yang Cabuli Siswinya hingga Hamil Divonis 12 Tahun Penjara

Guru di Pontianak yang Cabuli Siswinya hingga Hamil Divonis 12 Tahun Penjara

Regional
Dukung Bupati Blora, FKDT Siap Laksanakan Program 'Sekolah Sisan Ngaji'

Dukung Bupati Blora, FKDT Siap Laksanakan Program "Sekolah Sisan Ngaji"

Regional
Misteri Kematian Dimas di Kayong Utara, Polisi Pastikan Kecelakaan Tunggal

Misteri Kematian Dimas di Kayong Utara, Polisi Pastikan Kecelakaan Tunggal

Regional
Pejabat DKP Banten Ditetapkan Tersangka Korupsi Breakwater Cituis

Pejabat DKP Banten Ditetapkan Tersangka Korupsi Breakwater Cituis

Regional
Ambil Formulir Pendaftaran PDI-P, Ketua DPRD Banyumas Siap Maju Pilkada Lagi

Ambil Formulir Pendaftaran PDI-P, Ketua DPRD Banyumas Siap Maju Pilkada Lagi

Regional
Viral, Video Anggota Satpol PP Makassar Dipukul Saat Razia 'Manusia Silver'

Viral, Video Anggota Satpol PP Makassar Dipukul Saat Razia "Manusia Silver"

Regional
Sepekan Banjir Rob Sayung Demak, 273 Hektar Sawah Terancam Gagal Panen

Sepekan Banjir Rob Sayung Demak, 273 Hektar Sawah Terancam Gagal Panen

Regional
Mayat Wanita Ditemukan Membusuk di Rumah Kontrakan Mataram NTB

Mayat Wanita Ditemukan Membusuk di Rumah Kontrakan Mataram NTB

Regional
Polisi Cari Pelaku dan Penyebar Video Adegan Oral Seks di Tempat Wisata Air Panas di Maluku Tengah

Polisi Cari Pelaku dan Penyebar Video Adegan Oral Seks di Tempat Wisata Air Panas di Maluku Tengah

Regional
Lerai Teman Berkelahi karena Masalah Asmara, Pemuda di Bangka Barat Tewas

Lerai Teman Berkelahi karena Masalah Asmara, Pemuda di Bangka Barat Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com