Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

196 Ton Ikan Siap Panen di Waduk Kedung Ombo Mati, Kerugian Capai Rp 5,3 Miliar

Kompas.com - 03/01/2023, 10:37 WIB
Labib Zamani,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

BOYOLALI, KOMPAS.com - Sebanyak 196 ton ikan di Keramba Jaring Apung (KJA) Waduk Kedung Ombo (WKO) Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu, Boyolali, Jawa Tengah mati akibat fenomena upwelling.

Kematian ikan secara massal membuat 37 petani KJW Waduk Kedung Ombo Desa Wonoharjo terdampak. Adapun kerugian yang dialami akibat fenomena itu mencapai Rp 5,3 miliar.

Kepala Bidang Perikanan Dinas Peternakan dan Perikanan Boyolali, Nurul Nugroho mengatakan, fenomena upwelling yang menyebabkan ratusan ton ikan KJA Waduk Kedung Ombo mulai Sabtu (31/12/2022) pukul 07.00 WIB dan berlangsung hingga Senin (2/1/2023).

Baca juga: Air Mata Marno Menetes, Ribuan Ikannya di Waduk Kedung Ombo Mendadak Mati, Kerugian Capai Rp 500 Juta

"Rata-rata yang mati itu sudah ukuran konsumsi. Baik ikan nila maupun ikan karper. Karena komunitas di sana ikan nila dan ikan karper," kata Nugroho dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (3/1/2023).

Menurut Nugroho, kematian massal ikan karena fenomena upwelling merupakan siklus tahunan dan sering terjadi dihampir semua waduk dengan budidaya ikan KJA. Upwelling terjadi karena ada pencemaran lingkungan yang disebabkan limbah pakan dan kotoran ikan.

Fenomena ini biasanya terjadi pada Juli dan Agustus atau saat pergantian musim. Tetapi tahun ini karena cuaca yang tidak menentu sehingga fenomena upwelling terjadi di bulan Desember.

"Cuaca seminggu tanpa sinar matahari sehingga kondisi air permukaan waduk dingin, terjadi fenomena upwelling dan drop oksigen (DO)," ungkap dia.

"Sangat perlu pendampingan dan penyadaran kepada kelompok KJA akan pentingnya monitoring kualitas air, pengendalian budidaya KJA dan penerapan teknologi ramah lingkungan dalam budidaya KJA," sambung Nugroho.

Dikatakannya, upaya yang sudah dilakukan adalah dengan cara memindahkan karamba ke titik yang aman dari upwelling. Kemudian, dipompa pakai diesel air untuk menaikkan oksigen.

Di samping itu, pihaknya juga meminta petani karamba untuk melakukan panen ikan yang sudah masuk ukuran jual. Kemudian melakukan pemantauan kualitas air secara berkala, efisiensi pemberian pakan ikan di KJA WKO, rasionalisasi jumlah KJA di WKO, rezonasi KJA di WKO dan aplikasi sistem Smart KJA untuk budidaya ikan yang ramah lingkungan di WKO.

Baca juga: Ribuan Ikan di Telaga Ngebel Ponorogo Mendadak Mati Diduga karena Belerang, Petani Rugi Jutaan

"Kami melakukan pendataan dan verifikasi jumlah ikan yang mati serta jumlah pembudidaya terdampak," kata dia.

Pihaknya juga melakukan koordinasi dengan pimpinan dan pihak terkait untuk penanganan lebih lanjut. Termasuk melaporkan kejadian tersebut ke Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jateng dan Bupati Boyolali.

"Kami sudah koordinasi stakeholder terkait. Kami juga sudah mengirimkan surat ke kementerian dan provinsi untuk meminta program kegiatan yang bisa disalurkan ke KJA Wonoharjo untuk meringankan beban teman-teman yang kemarin terdampak. Misalnya bantuan bibit, bantuan pakan itu kemungkinan akan kami komunikasikan kementerian dan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jateng," kata Nugroho.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

Regional
Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Regional
Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Regional
Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Regional
Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Regional
Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Regional
Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com