Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaji Belum Dibayar, Belasan Buruh Bangunan Demo: Mas Gibran, Tolong Bantu Kami

Kompas.com - 10/12/2022, 13:39 WIB
Fristin Intan Sulistyowati,
Reni Susanti

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Jembatan Mojo penghubung Kota Solo dengan Sukoharjo, sudah bisa dilewati masyarakat. Namun pembangunan jembatan ini menyisakan persoalan. Gaji para pekerja belum dibayar koordinator pekerjaan atau buruh bangunan.

Untuk menyuarakan nasibnya, belasan pekerja bangunan itu menggelar unjuk rasa di atas Jembatan Mojo, Sabtu (10/12/2022).

Terpantau, mereka membentangkan tulisan dari kardus bekas bertuliskan, 'Bosnya Kabur, mana gajiku, taruhannya nyawa', 'Bayar Gaji Kami Untuk Bertahan Hidup', 'Mas Gibran, Tolong Bantu Kami', dan lainnya.

Baca juga: Cucu Jokowi Al Nahyan Merajuk Tak Mau Pakai Beskap

"Dari pihak PT sudah membayarkan ke mandor, tapi setelah uang turun, orangnya (mandor) kabur. Jadi kita tidak dibayarkan," kata Koodinator pekerja bangunan, Sandi di sela-sela aksi.

Total ada 13 pekerja yang tak dibayarkan gajinya dengan total sekitar Rp 70 juta. Jumlah tersebut untuk gaji pengerjaan Jembatan Mojo selama 3 pekan. 

Sandi menjelaskan, pembangunan Jembatan Mojo dilakukan sejak Juni 2022. Dengan perjanjian awal, pembayaran dilakukan setiap 2 pekan dengan nominal Rp 30 juta yang dibagi rata pada 13 pekerja.

Baca juga: Momen Gibran Memperkenalkan Kaesang kepada Keluarga Erina Gudono

Namun karena pekerjaan diminta dipercepat, para pekerja diminta lembur dan gaji dibayar pasca-jembatan rampung.

"Diresmikan tanggal 2 Desember, katanya tanggal 7 gajian, tapi sampai sekarang tidak ada uang yang diserahkan kepada kami," beber dia.

Hingga aksi ini, belasan orang itu tidak dibayar gajinya. Mereka mengaku bingung karena tidak punya uang untuk bertahan hidup di Solo. Lantaran, belasan orang itu berasal Jawa Barat.

"Pekerja ada yang dari Karawang, Subang, dan Purwakarta. Mau pulang tidak punya ongkos. Makan hutang di warung sama dibantu warga sini. Sudah coba nelpon mandornya tapi nomornya mati. Mandornya orang Makassar," pungkas Sandi.

Disisi lain, Deni Enrianto, pemilik warung tempat yang biasanya mereka kembali makam mendapatkan  imbasnya.

"Dulu kata dia (mandor) yang penting para tukangnya makan, nanti dihitung belakangan. Awal-awalnya lancar, setiap berapa hari ada uang masuk. Tapi sejak beberapa Minggu lalu sudah tidak ada uang masuk. Padahal saya yang menyiapkan makan dan keperluan lain. Total kerugian sekitar Rp 21 jutaan," tegas Deni Enrianto, Sabtu (10/12/2022).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kisah Siswa SDN 104 Krui, Naik ke Bukit Cari Sinyal Belajar 'Online' Buat Ujian

Kisah Siswa SDN 104 Krui, Naik ke Bukit Cari Sinyal Belajar "Online" Buat Ujian

Regional
Kisruh Penerima KIP Kuliah di Undip Semarang, Ini Penjelasan Pihak Kampus

Kisruh Penerima KIP Kuliah di Undip Semarang, Ini Penjelasan Pihak Kampus

Regional
Korupsi BLT Covid-19, Mantan Kades di Tangerang Divonis 2,5 Tahun Penjara

Korupsi BLT Covid-19, Mantan Kades di Tangerang Divonis 2,5 Tahun Penjara

Regional
28 Calon TKI Ilegal yang Akan Berangkat ke Malaysia Diselamatkan di Pesisir Nunukan

28 Calon TKI Ilegal yang Akan Berangkat ke Malaysia Diselamatkan di Pesisir Nunukan

Regional
Santap Jamur Liar dari Pekarangan Rumah, Sekeluarga di Cilacap Keracunan

Santap Jamur Liar dari Pekarangan Rumah, Sekeluarga di Cilacap Keracunan

Regional
Jalan Rangkasbitung-Bogor Longsor, Kendaraan Roda Empat Dialihkan ke Jalur Alternatif

Jalan Rangkasbitung-Bogor Longsor, Kendaraan Roda Empat Dialihkan ke Jalur Alternatif

Regional
Calon Perseorangan Pilkada Sumbar 2024 Butuh 347.532 Dukungan

Calon Perseorangan Pilkada Sumbar 2024 Butuh 347.532 Dukungan

Regional
Ingin Diresmikan Jokowi, Pembangunan Bendungan Keureto Aceh Dikebut

Ingin Diresmikan Jokowi, Pembangunan Bendungan Keureto Aceh Dikebut

Regional
Rugikan Negara Rp 8,5 Miliar, Mantan Dirut PDAM Kabupaten Semarang Ditahan

Rugikan Negara Rp 8,5 Miliar, Mantan Dirut PDAM Kabupaten Semarang Ditahan

Regional
Kebakaran Kapal Wisata di Labuan Bajo Diduga akibat Korsleting di Ruang Mesin

Kebakaran Kapal Wisata di Labuan Bajo Diduga akibat Korsleting di Ruang Mesin

Regional
Segera Buka Penjaringan Bakal Cawalkot Solo, Gerindra Cari Sosok yang Bisa Lanjutkan Kerja Gibran

Segera Buka Penjaringan Bakal Cawalkot Solo, Gerindra Cari Sosok yang Bisa Lanjutkan Kerja Gibran

Regional
Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Korban Dibunuh di Bandung, Pelaku Ditangkap di Palembang

Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Korban Dibunuh di Bandung, Pelaku Ditangkap di Palembang

Regional
Kantor UPT Pembibitan Pertanian NTT Terbakar, 2 Bangunan dan 4 Mobil Hangus

Kantor UPT Pembibitan Pertanian NTT Terbakar, 2 Bangunan dan 4 Mobil Hangus

Regional
Dinyatakan Bersalah Jadi Sebab Banjir di Kota Serang, BBWSC3 Banding

Dinyatakan Bersalah Jadi Sebab Banjir di Kota Serang, BBWSC3 Banding

Regional
Hari Pertama PDI-P Buka Penjaringan untuk Pilkada Semarang, Belum Ada yang Daftar

Hari Pertama PDI-P Buka Penjaringan untuk Pilkada Semarang, Belum Ada yang Daftar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com