Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Program Magang ke Jepang Dibuka Kembali, Pemprov Jateng Seleksi 275 Peserta

Kompas.com - 17/10/2022, 21:47 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Khairina

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com-Setelah program magang ke Jepang vakum selama pandemi covid-19, kini Dinas Tenaga Kerja dan Tragsmigrasi (Disnakertrans) Jawa Tengah membuka kembali dan menyeleksi 275 peserta.

Sekretaris Disnakertrans Jateng Defransisco Dasilva Tavares mengatakan rangkaian seleksi dimulai (10/10/2022) diikuti pelatihan. Kemudian pemberangkatan direncanakan awal tahun 2023.

Program khusus warga Jawa Tengah diikuti sebanyak 496 orang. Sedangkan yang berhasil melalui tahap seleksi sejumlah 275 orang.

Baca juga: Sepekan Hilang, Siswa Magang di Jambi Ditemukan Meninggal, Polisi Lakukan Otopsi

"Program magang ke Jepang ini diprioritaskan untuk orang kurang mampu, karena ini semua tahapan kan free, tidak ada pungutan apapun," jelasnya dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Senin (17/10/2022).

Hal itu sejalan dengan upaya pengentasan kemiskinan Pemprov Jateng.

Abdul Rosyid, calon peserta asal Pemalang itu mendapat informasi program ini dari Lembaga Pelatihan Kerja (LPK). Ia bertekad mengikuti seleksi untuk mewujudkan mimpinya memiliki bengkel dan membuka toko sembako.

"Saudara saya juga pernah mengikuti magang ke Jepang ini juga, katanya kerja di Jepang itu nyaman. Sudah terbukti saudara saya sudah punya usaha dari upah magang di Jepang. Nah saya juga ingin mengumpulkan modal," jelasnya.

Baca juga: 4 Hari Siswa Magang Hilang di Pertambangan, Polisi dan Warga Sekitar Susur Lokasi

Kepala Bidang Pelatihan Kerja dan Produktivitas Disnakertrans Jateng Masduqi mengatakan, para peserta yang lolos juga akan dibekali Latihan fisik, keterampilan bahasa dan budaya Jepang.

"Mereka akan kerja di berbagai sektor contohnya pertanian, konstruksi manufaktur, hingga care giver atau perawat. Jadi di Jepang mereka akan bekerja selama 3 tahun," jelasnya.

Selama persiapan peserta dibiayai oleh APBD Jateng. Mulai dari penginapan, hingga pelatihan. Sedangkan biaya transportasi pemberangkatan ke Jepang dan pengecekan kesehatan ditanggung para peserta.

"Tes fisik pelatihan bahasa selama lebih kurang sepuluh bulan di Jateng. Jika lolos mereka kemudian difasilitasi Kementerian Tenaga Kerja sifatnya gratis," terangnya.

Masduki mengakui pekerja asal Jawa Tengah disukai oleh pemberi kerja di Jepang lantaran etos kerja dan tingkah laku yang baik.

"Sebulan paling tidak pekerja magang bisa mendapatkan upah Rp 10 juta. Belum ditambah lembur. Tahun pertama belum ada lembur, tahun kedua ketiga sudah ada lembur," pungkasnya.

Sebagai informasi, tahun 2018 pekerja Jateng yang diberangkatkan ke Jepang mencapai 144 orang di tahap 1 dan 233 di tahap 2. Sementara, pada 2019 dari 185 orang yang lolos di tahap 1 separuhnya lebih diberangkatkan ke Jepang. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

4 Pelaku Pencabulan Ditangkap di Riau, Ada yang Pura-pura Tolong dan Antar Korban ke Kantor Polisi

4 Pelaku Pencabulan Ditangkap di Riau, Ada yang Pura-pura Tolong dan Antar Korban ke Kantor Polisi

Regional
Pejabat Kemenkop-UKM Saefudin Ikut Ramaikan Pilkada Banyumas, Daftar ke PKB dan Gerindra

Pejabat Kemenkop-UKM Saefudin Ikut Ramaikan Pilkada Banyumas, Daftar ke PKB dan Gerindra

Regional
Gunung Ibu Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu 7.000 Meter

Gunung Ibu Kembali Meletus, Tinggi Kolom Abu 7.000 Meter

Regional
Badak Jawa  'Bara' dan 'Jara' Jadi Maskot Pilkada Banten 2024

Badak Jawa  "Bara" dan "Jara" Jadi Maskot Pilkada Banten 2024

Regional
Gunung Marapi Erupsi Lagi, Statusnya Level III Siaga

Gunung Marapi Erupsi Lagi, Statusnya Level III Siaga

Regional
Video 2 Bocah Diduga Ditelantarkan di Bolaang Mongondow, Polisi Sebut Sang Ibu Masih 18 Tahun

Video 2 Bocah Diduga Ditelantarkan di Bolaang Mongondow, Polisi Sebut Sang Ibu Masih 18 Tahun

Regional
Turis Asal Swiss Terjatuh di Jurang Jalur Pendakian Bukit Dara Lombok

Turis Asal Swiss Terjatuh di Jurang Jalur Pendakian Bukit Dara Lombok

Regional
Baliho Jokowi Restui 'Crazy Rich' Grobogan Pimpin Jateng Tersebar, Ini Penjelasan Joko Suranto

Baliho Jokowi Restui "Crazy Rich" Grobogan Pimpin Jateng Tersebar, Ini Penjelasan Joko Suranto

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 2 Juni 2024, dan Besok : Siang Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 2 Juni 2024, dan Besok : Siang Ini Hujan Ringan

Regional
Caleg Terpilih Tersangka Kasus TPPO di Sikka Belum Ditahan karena Riwayat Penyakit

Caleg Terpilih Tersangka Kasus TPPO di Sikka Belum Ditahan karena Riwayat Penyakit

Regional
Kapolda Papua Sebut Siap Maju Pilkada 2024

Kapolda Papua Sebut Siap Maju Pilkada 2024

Regional
Sudah Bekerja 7 Tahun, PNS Pakai Ijazah Palsu di Sumut Rugikan Negara Rp 278,2 Juta

Sudah Bekerja 7 Tahun, PNS Pakai Ijazah Palsu di Sumut Rugikan Negara Rp 278,2 Juta

Regional
2 Ruko di Bengkalis Riau Terbakar, 4 Orang Tewas

2 Ruko di Bengkalis Riau Terbakar, 4 Orang Tewas

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 2 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 2 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 2 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 2 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com