Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lukas Enembe Belum Bisa Jalani MRI meski Disarankan, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 12/10/2022, 18:24 WIB
Dhias Suwandi,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Dokter spesialis jantung dan dokter internis yang didatangkan dari Singapura untuk memeriksa kesehatan Gubernur Papua Lukas Enembe, menyarankan agar yang bersangkutan diperiksa dengan Magnetic Resonance Imaging (MRI).

Namun, Lukas yang sudah dijadikan tersangka kasus gratifikasi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) belum dapat melakukan MRI.

Penyebabnya karena massa dan keluarga yang menjaga rumah Lukas, belum mengizinkan dirinya keluar dari rumah.

Baca juga: Tim Dokter dari Singapura Selesai Periksa Kesehatan Lukas Enembe, Begini Hasilnya

"Ada anjuran untuk dilakukan MRI yang rencana dilakukan kemarin malam (11/10/2022), namun tidak bisa dilakukan karena keputusannya harus diambil oleh pasien dan keluarga," ungkap Dokter Pribadi Gubernur Papua Anton Mote, di Jayapura, Rabu (12/10/2022).

Menurut Mote, tim dokter dari Singapura melihat indikasi pelemahan pada suara dan gerak Lukas Enembe yang diduga disebabkan adanya gangguan pada keseimbangan saraf.

Baca juga: Tuntas Memeriksa, Dokter Lukas Enembe Kembali ke Singapura

Untuk memastikan harus tersebut maka diperlukan pemeriksaan MRI yang alatnya ada di RSUD Jayapura dan tidak bisa dibawa ke kediaman pribadi Lukas di Koya Tengah, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura.

"Tadi malam seluruh keperluan sudah disiapkan di rumah sakit namun belum bisa dilaksnakan. Kami akan berupaya beberapa waktu ke depan agar MRI ini dapat dilaksanakan," kata Mote.

Diakuinya bahwa ada rencana mendatangkan dokter spesialis saraf dari Singapura ke Jayapura untuk memeriksa Lukas, namun hal tersebut bisa dilakukan setelah yang bersangkutan diperiksa menggunakan MRI.

"Tunggu MRI dulu baru dokternya datang," kata dia.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanah Orangtua Dijual Tanpa Sepengetahuannya, Adik Bacok Kakak di Kampar

Tanah Orangtua Dijual Tanpa Sepengetahuannya, Adik Bacok Kakak di Kampar

Regional
Warga Cianjur Kaget Wanita yang Dinikahinya Ternyata Seorang Pria

Warga Cianjur Kaget Wanita yang Dinikahinya Ternyata Seorang Pria

Regional
Saiful Tewas Usai Ditangkap Polisi, Istri: Suami Saya Buruh Tani, Tak Terlibat Narkoba

Saiful Tewas Usai Ditangkap Polisi, Istri: Suami Saya Buruh Tani, Tak Terlibat Narkoba

Regional
KLB Diare di Pesisir Selatan Sumbar, Ada 150 Kasus dan 4 Orang Meninggal

KLB Diare di Pesisir Selatan Sumbar, Ada 150 Kasus dan 4 Orang Meninggal

Regional
Guru Honorer di Maluku Dipecat Setelah 11 Tahun Mengabdi, Pihak Sekolah Berikan Penjelasan

Guru Honorer di Maluku Dipecat Setelah 11 Tahun Mengabdi, Pihak Sekolah Berikan Penjelasan

Regional
Pikap Pelat Merah Angkut Ribuan Liter Miras di Gorontalo

Pikap Pelat Merah Angkut Ribuan Liter Miras di Gorontalo

Regional
Pengantin Wanita Tak Datang di Pernikahan, Pria di Lamongan Rugi Rp 24 Juta, Kenal di Medsos

Pengantin Wanita Tak Datang di Pernikahan, Pria di Lamongan Rugi Rp 24 Juta, Kenal di Medsos

Regional
Sempat Tertutup Longsor, Jalur Ende-Wolotopo NTT Sudah Bisa Dilalui Kendaraan

Sempat Tertutup Longsor, Jalur Ende-Wolotopo NTT Sudah Bisa Dilalui Kendaraan

Regional
Kronologi Pembunuhan Wanita PSK di Kuta Bali, Korban Ditikam dan Dimasukkan dalam Koper

Kronologi Pembunuhan Wanita PSK di Kuta Bali, Korban Ditikam dan Dimasukkan dalam Koper

Regional
7 Bacalon Bupati dan Wakil Bupati Daftar di PDI-P untuk Pilkada Pemalang

7 Bacalon Bupati dan Wakil Bupati Daftar di PDI-P untuk Pilkada Pemalang

Regional
Kades Terdakwa Kasus Pemerkosaan di Mamuju Divonis Bebas, Kejari Ajukan Kasasi

Kades Terdakwa Kasus Pemerkosaan di Mamuju Divonis Bebas, Kejari Ajukan Kasasi

Regional
Kakak Angkat di Ambon Bantah Telantarkan Adik di Indekos

Kakak Angkat di Ambon Bantah Telantarkan Adik di Indekos

Regional
7 Pria Perkosa Anak di Bawah Umur di Bangka, 5 Pelaku Masih Buron

7 Pria Perkosa Anak di Bawah Umur di Bangka, 5 Pelaku Masih Buron

Regional
Ibu dan Anak di Ende Tertimpa Material Longsor, 1 Tewas

Ibu dan Anak di Ende Tertimpa Material Longsor, 1 Tewas

Regional
Diduga Dipukuli Anak Kandung Pakai Kursi, Ibu di Palembang: Lama-lama Saya Bisa Mati karena Dia

Diduga Dipukuli Anak Kandung Pakai Kursi, Ibu di Palembang: Lama-lama Saya Bisa Mati karena Dia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com