Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekonstruksi Kasus Pengeroyokan saat Konser Musik Dangdut di Wonogiri, Korban Tewas Usai Dipukul Hebel

Kompas.com - 11/10/2022, 15:47 WIB
Labib Zamani,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SUKOHARJO, KOMPAS.com - Satreskrim Polres Sukoharjo melaksanakan rekonstruksi kasus dugaan pengeroyokan hingga mengakibatkan korban Alan Suryawan (28) tewas di perumahan Safira di Kelurahan Giriwono, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, Selasa (11/10/2022).

Ada lima orang tersangka, satu di antaranya diperankan oleh pemeran pengganti dihadirkan dalam rekonstruksi. Mereka adalah Tri Nur Cahyo, Narendra, M Taufik, Budi Sukoco dan Ishariyanto.

Para saksi dalam kejadian tersebut juga diikutkan dalam rangkaian rekonstruksi.

Baca juga: Emosi Saat Konser Dangdut, Warga Wonogiri Dikeroyok hingga Tewas, Jasadnya Dibuang ke Sungai Bengawan Solo

Proses rekonstruksi diawali korban bersama teman-temannya minum minuman keras (miras). Kemudian korban bersama teman-temannya menyaksikan konser musik dangdut perumahan tersebut.

Karena terpengaruh miras korban tidak terkontrol. Akhirnya terjadi perselisihan antara korban dengan tersangka dalam konser musik dangdut. Korban dan teman-temannya mengaku berasal dari sebuah perguruan silat.

Ketika diminta menunjukkan kartu tanda anggota (KTA) perguruan silat korban tidak bisa menunjukkan. Sementara empat orang temannya memiliki KTA sebuah perguruan silat.

Korban yang tidak memiliki KTA perguruan silat akhirnya dianiaya dan dikeroyok oleh tersangka yang emosi dengan ulah korban hingga mengakibatkan korban tewas.

Kasatreskrim Polres Sukoharjo AKP Teguh Prasetyo mengatakan, ada 39 adegan yang diperagakan para tersangka mulai dari awal kejadian pengeroyokan hingga korban tewas dan dibuang ke aliran Sungai Bengawan Solo.

"Ada 39 adegan rekonstruksi yang kita laksanakan. Tujuannya adalah untuk memberikan gambaran maupun keyakinan kepada penyidik dan penuntut umum terkait dengan rangkaian peristiwa adegan-adegan dan juga keterkaitan antara keterangan-keterangan saksi dan keterangan tersangka," kata Teguh usai memimpin jalannya rekonstruksi di perumahan Safira Wonogiri, Jawa Tengah, Selasa.

Baca juga: Prihatin Suporter PSS Sleman Dikeroyok hingga Tewas, Sultan: Kenapa Kekerasan yang Diutamakan

Menurut dia korban pada saat dibuang ke aliran Sungai Bengawan Solo sudah dalam keadaan meninggal dunia. Adapun penyebab korban meninggal karena dipukul kepalanya dengan menggunakan bata ringan atau hebel.

"Keterkaitan antara hasil visum et repertum dan juga tadi pada saat rekonstruksi dimungkinkan akibat (pukulan) dari batu tadi atau hebel," kata dia.

Sebelum dibuang ke aliran Sungai Bengawan Solo, jasad korban sempat disembunyikan para tersangka di salah satu rumah kompleks perumahan Safira. Para tersangka kemudian kembali menyaksikan musik dangdut.

Baca juga: Santri Dikeroyok hingga Tewas di Ponpes Cipondoh, Motif Pelaku: Tersinggung Dibangunkan Pakai Kaki

Setelah konser musik dangdut tersebut selesai sekitar dini hari. Tiga orang tersangka membawa korban dengan mengendarai sepeda motor menuju ke Sungai Bengawan Solo. Korban dibuang ke Sungai Bengawan Solo dengan tujuan menghilangkan jejak.

"Korban dibuang ke aliran Sungai Bengawan Solo sekitar pukul 3 dini hari. Dari keterangan saksi setelag semua acara selesai baru mereka membawa korban ke aliran Sungai Bengawan Solo," ungkap Teguh.

Para tersangka dijerat Pasal 170 ayat (2) ke-3 KUHP dan atau Pasal 351 ayat (3) KUHP, berbunyi barang siapa dengan terang-terangan dan dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan terhadap orang atau barang yang mengakibatkan maut dan atau penganiayaan yang mengakibatkan mati diancam dengan pidana penjara paling lama 12 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gempa Garut M 6,5 Terasa sampai Kota Serang Banten

Gempa Garut M 6,5 Terasa sampai Kota Serang Banten

Regional
Gempa M 6,5 Guncang Garut, Terasa sampai Jakarta

Gempa M 6,5 Guncang Garut, Terasa sampai Jakarta

Regional
Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo, Gibran: Diundang Datang, Semua Teman

Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo, Gibran: Diundang Datang, Semua Teman

Regional
Kesaksian Pengelola Parkir Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Menembak Setelah Mintai Karcis

Kesaksian Pengelola Parkir Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Menembak Setelah Mintai Karcis

Regional
Buka Manasik Haji, Bupati Arief: Pemkab Blora Siap Dukung Jemaah dari Persiapan hingga Kepulangan

Buka Manasik Haji, Bupati Arief: Pemkab Blora Siap Dukung Jemaah dari Persiapan hingga Kepulangan

Regional
Bupati Dadang Supriatna Apresiasi Peran FKDT dan Fokus Sejahterakan Guru Mengaji

Bupati Dadang Supriatna Apresiasi Peran FKDT dan Fokus Sejahterakan Guru Mengaji

Regional
Gibran Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo

Gibran Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo

Regional
Mengenal Kain Tenun Motif Renda yang Dibeli Sandiaga Uno di Bima

Mengenal Kain Tenun Motif Renda yang Dibeli Sandiaga Uno di Bima

Regional
Asyik Judi Online, Oknum PNS di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Asyik Judi Online, Oknum PNS di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Regional
Maksimalkan Potensi Blora, Bupati Arief Minta Masukkan dari Kemenko Perekonomian dan Guru Besar Unnes

Maksimalkan Potensi Blora, Bupati Arief Minta Masukkan dari Kemenko Perekonomian dan Guru Besar Unnes

Regional
5 Tradisi Pacuan Tradisional di Indonesia, Tidak Hanya Karapan Sapi

5 Tradisi Pacuan Tradisional di Indonesia, Tidak Hanya Karapan Sapi

Regional
Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto yang Tewas Ditembak Baru Bekerja Seminggu

Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto yang Tewas Ditembak Baru Bekerja Seminggu

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Maluku, BPBD: Tak Ada Kerusakan

Gempa M 5,2 Guncang Maluku, BPBD: Tak Ada Kerusakan

Regional
Bandara Supadio Hanya Layani Penerbangan Domestik, Warga Pontianak Merasa Dirugikan

Bandara Supadio Hanya Layani Penerbangan Domestik, Warga Pontianak Merasa Dirugikan

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Tanimbar Maluku, Tak Berpotensi Tsunami

Gempa M 5,2 Guncang Tanimbar Maluku, Tak Berpotensi Tsunami

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com