Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang Tuntut Keadilan: Saya Disiksa, Disundut, hingga Ditelanjangi

Kompas.com - 04/10/2022, 17:57 WIB
Aji YK Putra,
Reni Susanti

Tim Redaksi

 

PALEMBANG, KOMPAS.com - Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang, ALP (19), mengaku disiksa para seniornya ketika mengikuti Pendidikan Dasar (Diksar) Unit Kegiatan Mahasiswa Khusus (UKMK) Litbang.

Pengakuan tersebut dibuat ALP melalui video yang beredar di media sosial. Dalam rekaman itu, ALP mengaku menjadi korban kekerasan para seniornya

“Saya merupakan korban kekerasan pada saat Diksar UKMK Litbang.  Hari ini 3 Oktober 2022 saya menyatakan bahwa benar, ada Diksar UKMK Litbang tersebut. Saya dikeroyok, diancam, disiksa, disundut api rokok hingga ditelanjangi,” kata ALP.

Baca juga: Kisah Pilu Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang, Ditelanjangi, Dianiaya 10 Senior, Dibedaki lalu Dipaksa Bikin Video Maaf

ALP pun mengklarifikasi video sebelumnya yang mana saat itu korban mengaku telah menyebarkan kabar hoax terkait kegiatan Diksar UKMK Litbang hingga membuat kegaduhan.

Menurutnya, video tersebut dibuat di bawah ancaman para seniornya. Sehingga, ia pun meminta kepada pihak berwenang untuk mengusut tuntas para pelaku penganiayaan terhadap dirinya.

“Terkait beredarnya video saya sebelumnya, video tersebut dibuat dengan paksaan dan tekanan dari pihak panitia. Oleh sebab itu, saya meminta keadilan kepada pihak yang berwenang,” jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, MM (50) ibu dari ALP  juga mengakui bahwa video pengakuan itu dibuat korban atas dasar paksaan dari para seniornya setelah putranya tersebut dipukuli hingga babak belur.

Baca juga: Pengakuan Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang Korban Kekerasan Senior: Saya Dikeroyok, Disiksa, dan Ditelanjangi

Bahkan, sebelum video itu dibuat wajah ALP yang dalam kondisi memar dirias menggunakan bedak agar tidak terlihat.

“Anak saya dipaksa, wajahnya dipakaikan bedak biar tidak terlihat memar. Video itu dibuat setelah anak saya dipukuli,” kata MM.

MM sendiri mendapatkan cerita itu langsung dari ALP. Akibat video tersebut, keluarga mereka pun sempat takut ketika hendak melapor ke polisi.

“Karena mereka menjadikan video tersebut sebagai bukti kalau anak saya yang menyebar hoax, padahal tidak seperti itu,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com