Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Nenek 71 Tahun Jadi Tersangka Kecelakaan di Sukabumi | Cerita Aliwafa Gagal Berangkat Umrah dari Bandara Juanda

Kompas.com - 29/09/2022, 06:07 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - EH, nenek berusia 71 tahun ditetapkan sebagai tersangka kecelakaan lalu lintas yang menewaskan 3 orang di Sukabumi, Jawa Barat.

Nenek yang mengendarai mobil matic tersebut menabrak angkutan kota dan warung di depan Perumahan Pesan Cibeureum Permai pada Kamis (22/9/2022).

Sementara itu di Jawa Timur, Aliwafa dan 10 anggota keluarganya asal Jember gagal berangkat umrah dari Bandara Juanda.

Total ada 94 calon jemaah umrah gagal berangkat dan terlantar di Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur Senin (26/9/2022).

Puluhan jemaah umrah yang gagal berangkat itu berasal dari berbagai daerah di Jatim, seperti Probolinggo, Jember, Bondowoso dan Situbondo

Dua berita tersebut menjadi perhatian pembaca Kompas.com dan berikut lima berita populer Nusantara selengkapnya:

1. Nenek 71 tahun jadi tersangka kecelakaan

EH, neneka berusia 71 tahun ditetapkan ditetapkan sebagai tersangka kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan tiga orang tewas di Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (27/9/2022).

Nenek yang mengendarai mobil matic itu menabrak angkutan kota (angkot) dan warung di Jalan RA Kosasih, Desa/Kecamatan Sukaraja, tepatnya di depan Perumahan Pesona Cibeureum Permai, Kamis (22/9/2022) pukul 10.00 WIB.

Kepala Unit Penegakan Hukum Satuan Lalu Lintas Polres Sukabumi Kota, Ipda Jajat Munajat menjelaskan kondisi kesehatan tersangka masih dalam perawatan di rumah sakit.

Namun secara fisik sudah berangsur membaik, hanya mungkin psikisnya yang masih turun naik.

"Kadang sempat drop, kadang kembali lagi normal. Hal tersebut disampaikan dokter dari rumah sakit," jelas dia.

Baca juga: Nenek 71 Tahun Pengemudi Xpander yang Tabrak Angkot hingga Tewaskan 3 Orang Ditetapkan Tersangka

2. Kekerasan dibalas kekerasan

Tersangka dan saksi pengeroyokan driver ojol diamankan di Polrestabes Semarang, Selasa (27/9/2022).KOMPAS.COM/Titis Anis Fauziyah Tersangka dan saksi pengeroyokan driver ojol diamankan di Polrestabes Semarang, Selasa (27/9/2022).
Kasus penganiayaan terhadap driver ojol di sebuah SPBU di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), menjadi perbincangan di media sosial.

Buntut kejadian itu, salah satu pelaku berinisial KP tewas dikeroyok rekan korban.

Peristiwa kekerasan dibalas kekerasan tersebut terjadi pada Sabtu (24/9/2022).

Saat itu pengemudi ojol bernama Hasto Priyo Wasono (54) dianiaya oleh dua orang berinisial KP dan AP di SPBU Majapahit, Kecamatan Pedurungan.

Usai insiden itu, rekan-rekan korban sempat memburu pelaku dan ditemukan di Jalan Nogososro, Kelurahan Tlogosari Kulon, Semarang.

Saat akan dibawa ke polisi, KP malah melawan dengan menodongkan pisau sangkur. Hingga akhirnya terjadi pengeroyokan yang berujung dengan tewasnya KP.

Baca juga: Saat Kekerasan Dibalas Kekerasan, Awalnya Aniaya Driver Ojol di Semarang, KP Tewas Dikeroyok Rekan Korban...

3. Aliwafa dan 10 aggota keluarga gagal umrah

Aliwafa (60), salah satu jemaah umrah asal Jember, Jawa Timur, yang gagal berangkat ke Mekkah akibat tak ada petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya Wilayah Kerja Juanda yang melakukan validasi di Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur.KOMPAS.COM/GHINAN SALMAN Aliwafa (60), salah satu jemaah umrah asal Jember, Jawa Timur, yang gagal berangkat ke Mekkah akibat tak ada petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya Wilayah Kerja Juanda yang melakukan validasi di Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur.
Aliwafa (60) dan 10 anggota keluarganya asal Jember, Jawa Timur gagal umrah dari Bandara Juanda.

Mereka adalah bagian dari 94 calon jemaah umrah gagal berangkat dan terlantar di Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur Senin (26/9/2022).

Puluhan jemaah umrah yang gagal berangkat itu berasal dari berbagai daerah di Jatim, seperti Probolinggo, Jember, Bondowoso dan Situbondo.

Aliwafa bercerita ia dan 10 anggota keluarganya berangkat pada Minggu (25/9/2022) malam dari Jember ke Bandara Internasional Juanda.

Rombongan calon jemaah umroh ini tiba di Terminal 2 Perjalanan Internasonal Bandara Juanda pada Senin (27/9/2022) sekitar pukul 03.00 WIB. Tiba di Bandara Juanda, masalah itu muncul.

Mereka harus menunggu lama karena tak ada petugas dari Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya wilayah Kerja Juanda yang melakukan validasi.

Setelah menunggu lama, maskapai yang hendak membawa mereka sudah terbang. Para rombongan pun terlantar di Bandara Juanda sambil menunggu kepastian keberangkatan menuju ke Tanah Suci.

Baca juga: Cerita Aliwafa dan 10 Anggota Keluarganya Gagal Berangkat Umrah dari Bandara Juanda, Tuntut Ganti Rugi

4. Jadi "tumbal" karena angkut solar ilegal

Ilustrasi penjara seumur hidup.. Ilustrasi penjara seumur hidup.
Udi adalah seorang sopir truk asal Wajok Hilir, Kecamatan Jungkat, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat (Kalbar).

Dia ditangkap Satuan Reserse Kriminal Polres Kabupaten Sekadau karena kedapatan membawa delapan ton bahan bakar minyak (BBM) solar tanpa dokumen alias ilegal pada Kamis (1/9/2022).

Dia mengakui perbuatannya salah dan siap dihukum. Namun ia juga menuntut pihak kepolisian menangkap bisa pemilik solar ilegal itu.

"Ketika berangkat, saya kira pemilik modal dan pemilik minyak ini sudah koordinasi di lapangan. Ternyata tidak. Kalau saya tahu dari awal, saya pasti tidak akan mau berangkat," kata Udi.

Ia bercerita sebelum ditangkap, dihubungi ia seorang pria berinisial RF dan menawarkan membawa delapan ton solar ke Kabupaten Sintang.

Karena Udi juga tidak memiliki pekerjaan tetap, tawaran itu langsung diterima. Setelah mobil tangki diisi muatan, Udi mendapat uang jalan Rp 1,2 juta.

Saat ia ditangkap, pemilik solar sempat datang dan berjanji akan menyelesaikan masalah. Namun KB tak datang lagi dan membiarkan Udi mendekam di tahanan hingga hampir sebulan.

Baca juga: Kisah Udi, Sopir Truk yang Ditumbalkan Bosnya, Ditahan karena Angkut Solar Ilegal, Pemilik Barang Kabur

5. Mantan Panglima OPM minta Lukas Enembe ditindak tegas

Gubernur Papua Lukas Enembe. (KOMPAS.COM/DHIAS SUWANDI) Gubernur Papua Lukas Enembe.
Mantan Panglima Organisasi Papua Merdeka (OPM), Lambert Pekikir mengaku kecewa jika benar Gubernur Papua, Lukas Enembe enyalahgunakan uang ratusan miliar, padahal masih banyak warga Papua yang hidup dalam kesusahan.

Menurut Lambert, situasi ini membuktikan bahwa Papua kini sedang dipimpin oleh orang-orang yang tidak peduli dengan kesejahteraan rakyatnya, termasuk gubernur Lukas Enembe.

Lambert menuturkan, dia pun telah menonton video yang memperlihatkan Lukas Enembe tengah bermain judi di kasino.

"Maka sudah sepantasnya KPK memeriksa Gubernur Lukas Enembe atas dugaan kasus penyalahgunaan uang rakyat," kata Lambert.

Dia menyampaikan, tidak akan muncul gejolak di Papua secara keseluruhan meskipun pemerintah memeriksa dan menindak tegas Lukas Enembe serta pejabat korup lainnya.

Baca juga: Mantan Panglima OPM Tuntut Pemerintah Segera Tindak Tegas Lukas Enembe

“Saat ini hanya lingkungan keluarga Lukas Enembe saja yang membela Lukas. Masyarakat lainnya sedang menunggu, apakah pemerintah bisa bertindak tegas terhadap Lukas Enembe, dan bagaimana Lukas Enembe dapat membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah,” jelasnya.

Kalau pun muncul gejolak dari pihak yang mengatasnamakan OPM akibat penindakan terhadap Lukas Enembe, Lambert memastikan, itu adalah OPM palsu.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Budiyanto, Ghinan Salman, Hendra Cipta | Editor : Reni Susanti, Reza Kurnia Darmawan, Dheri Agriesta, Khairina, Muhamad Syahrial)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akui Tidak Punya Uang, Bernadus Ratu-Albertus Ben Bao Deklarasi Maju Pilkada Sikka dari Jalur Independen

Akui Tidak Punya Uang, Bernadus Ratu-Albertus Ben Bao Deklarasi Maju Pilkada Sikka dari Jalur Independen

Regional
3 Kader Demokrat Berebut Restu AHY di Pilkada Sumsel, Cik Ujang Klaim Sudah Kantongi Rekomendasi

3 Kader Demokrat Berebut Restu AHY di Pilkada Sumsel, Cik Ujang Klaim Sudah Kantongi Rekomendasi

Regional
Eks Komisioner KPU Konsultasi Calon Independen Pilkada Magelang

Eks Komisioner KPU Konsultasi Calon Independen Pilkada Magelang

Regional
Setelah Gerindra, Rektor Unsa Daftar Maju Pilkada ke PSI

Setelah Gerindra, Rektor Unsa Daftar Maju Pilkada ke PSI

Regional
Terima Pendaftaran Pilkada Manokwari, PDI-P: Kami Tak Koalisi dengan PKS

Terima Pendaftaran Pilkada Manokwari, PDI-P: Kami Tak Koalisi dengan PKS

Regional
Sepasang Calon Perseorangan Mendaftar di Pilkada Pangkalpinang

Sepasang Calon Perseorangan Mendaftar di Pilkada Pangkalpinang

Regional
Telan Anggaran Rp 6,79 Miliar, Perbaikan Jembatan Sungai Babon Semarang-Demak Dikebut

Telan Anggaran Rp 6,79 Miliar, Perbaikan Jembatan Sungai Babon Semarang-Demak Dikebut

Regional
5 Orang Diperiksa, Penemuan Pria Berlumpur dan Tangan Terikat di Sungai Semarang Masih Misteri

5 Orang Diperiksa, Penemuan Pria Berlumpur dan Tangan Terikat di Sungai Semarang Masih Misteri

Regional
Rumah Terancam Disita Bank, Korban Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Donasi

Rumah Terancam Disita Bank, Korban Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Donasi

Regional
Cerobong Asap Terbakar, Pabrik Tahu di Kabupaten Semarang Ludes Dilalap Api

Cerobong Asap Terbakar, Pabrik Tahu di Kabupaten Semarang Ludes Dilalap Api

Regional
Pendaftaran PPS 301 Desa di Magelang Diperpanjang, Apa Penyebabnya?

Pendaftaran PPS 301 Desa di Magelang Diperpanjang, Apa Penyebabnya?

Regional
Kaesang Pangarep Tergetkan PSI Menang di Pilkada Solo

Kaesang Pangarep Tergetkan PSI Menang di Pilkada Solo

Regional
4 Hari Kandas, 2 Kapal Kargo di Pelabuhan Pangkalbalam Diselamatkan

4 Hari Kandas, 2 Kapal Kargo di Pelabuhan Pangkalbalam Diselamatkan

Regional
Gunung Ibu Meletus 2 Kali Kamis Petang, Status Siaga

Gunung Ibu Meletus 2 Kali Kamis Petang, Status Siaga

Regional
Makan Tanpa Bayar di Warung, 2 Preman Ngaku yang Punya Lampung

Makan Tanpa Bayar di Warung, 2 Preman Ngaku yang Punya Lampung

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com