Usai rekan seprofesinya, Hasto Priyo Wasono (54), dikeroyok dua orang di sebuah SPBU di Kota Semarang, Sabtu (24/9/2022), sejumlah driver ojol langsung memburu pelaku.
Ketika mengantar Hasto ke kantor Polsek Pedurungan, rekan korban mendapat kabar keberadaan pelaku telah terdeteksi. Rekan korban lantas meluncur ke Jalan Nogososro, Kelurahan Tlogosari Kulon, Kota Semarang.
Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar mengungkapkan, saat ditemui driver ojol dan hendak dibawa ke Polsek Pedurungan, pelaku melakukan perlawanan dengan mengeluarkan pisau. Dia juga sempat melukai seorang driver ojol yang hendak menangkapnya.
Hingga akhirnya pengeroyokan terjadi. Pelaku penganiaya driver ojol itu pun tewas.
“Jadi di sini ada dua kasus yang saling berkaitan,” terangnya, Selasa.
Baca selengkapnya: Cerita Para Pengeroyok Pria yang Pukuli Driver Ojol di Semarang, Awalnya Berniat Bawa Pelaku ke Polsek
Mutiara Wulan Saum, seorang CPNS Kota Semarang, merasa kesal karena namanya dicatut menjadi anggota parpol.
Perempuan ber-KTP Banyumas, Jateng, ini mengaku baru mengetahui namanya terdaftar dalam sistem informasi partai politik (Sipol) sebagai anggota Partai Rakyat Adil Makmur (Prima) pada awal September ini.
"Saya iseng cek NIK, ternyata nama saya kecatut di situ. Langsung saya nge-twit, enggak ada respons, sampai saya twit ketua parpolnya, yang merespon hanya Bawaslu," jelasnya di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Banyumas, Selasa (27/9/2022).
Ia menyatakan bahwa dirinya sama sekali tidak pernah mendaftar atau mengikuti anggota parpol mana pun.
Sebagai CPNS, Mutiara harus melakukan klarifikasi. Namun, proses klarifikasi yang hanya bisa dilakukan secara offline itu merepotkannya karena harus bolak-balik Semarang-Purwokerto dengan mambawa anak yang masih balita.
Baca selengkapnya: Kesal Namanya Dicatut Jadi Anggota Parpol hingga Harus Bolak-balik untuk Klarifikasi, CPNS Semarang: Karier Saya Terancam
NS, seorang honorer di Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD Buol), Sulawesi Tengah, kaget saat mengetahui saldo rekening tabungannya menjadi Rp 14,8 triliun.
Peristiwa tersebut bermula saat NS hendak mengurus pencairan Bantuan Subsiddi Upah (BSU) menggunakan rekening lamanya. Rekening itu terakhir aktif pada 2018. Untuk mengaktivasi, ia menyetorkan uang Rp 100.000.
Beberapa saat kemudian, ia kaget lantaran saldo di rekeningnya mencapai Rp 14,8 triliun.
Terkait kejadian tersebut, Lodewyck ZS Pattihahuan selaku pimpinan bank tempat NS menabung, menyampaikan bahwa pihaknya akan memperbaiki pencetakan buku tabungan milik NS.
"Kami telah mendapatkan laporan tentang pencetakkan angka tidak wajar pada buku tabungan nasabah kami. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanannya," paparnya.
Baca selengkapnya: Honorer DPRD Buol Kaget Saldo Rekeningnya Berubah Jadi Rp 14,8 Triliun
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Kendal, Slamet Priyatin; Kontributor Sukabumi, Budiyanto; Kontributor Semarang, Titis Anis Fauziyah; Kontributor Banyumas, Fadlan Mukhtar Zain | Editor: Dita Angga Rusiana, Reni Susanti, Ardi Priyatno Utomo, Rachmawati)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.