"Setelah melihat kondisinya seperti itu, bidan langsung melakukan proses persalinan," sebut Khaidir.
Ia melanjutkan, pertama kali kaki bayi yang dikeluarkan. Setelah itu, keluar tangan. Namun, ketika kepala bayi masih di dalam sulit dikeluarkan.
"Bidan terus mencoba menarik beberapa kali. Bahkan, ada bidan lainnya harus naik ke atas tempat persalinan. Saat itu saya menyaksikan langsung, badan anak saya terpisah dari kepala. Jadi kepala anak saya masih tertinggal di dalam (rahim). Kepala bayi saya putus," kata Khaidir.
Setelah itu, istrinya dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Puri Husada Inhil, untuk mengeluarkan kepala bayi yang masih tertinggal di dalam rahim.
Baca juga: Kasus Ibu Muda di Surabaya Buang Bayi di Atap Rumah Majikan, Takut Ketahuan Hamil di Luar Penikahan
Petugas medis akan mengambil tindakan operasi untuk mengeluarkan kepala bayi. Namun, kepala bayi keluar setelah sang ibu mengejan sekuat tenaga.
"Setelah istri saya tahu bahwa yang tertinggal itu kepala (bayi), dia mencoba dengan sekuat tenaga (mengejan), dan akhirnya keluarlah (kepala bayi) tanpa harus operasi sesar," sebut Khaidir berlinang air mata.
Melihat kepala bayi yang keluar, kata dia, dokter di UGD RSUD Puri Husada Tembilahan seperti kaget dan langsung terduduk di kursi mengetahui yang tertinggal itu adalah kepala bayi.
Pria yang sehari-hari bekerja sebagai tukang las di sebuah bengkel, mengaku syok dengan kejadian yang menimpanya.
Khaidir berharap ada keadilan dengan kejadian ini.
"Saya bingung kenapa istri saya tidak di operasi jika (posisi bayi) tidak normal, dan membahayakan. Tapi, saya masih bersyukur istri saya masih diberikan keselamatan dan sudah keluar dari rumah sakit pagi tadi," ujar Khaidir.
Ia mengaku geram melihat bidan puskesmas yang tidak ada upaya untuk menyatukan kepala dengan badan mayat bayi tersebut.
Khaidir mengaku membawa mayat bayinya pulang dalam keadaan terpisah antara kepala dan badan. Sehingga dimakamkan kepala dan badannya tidak tersambung.
"Tidak ada niat bidan untuk menjahit menyatukan kepala dengan badan anak saya. Siapa yang tidak sedih menyaksikan anaknya seperti itu," ucap Khaidir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.