Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Abu Bakar Ba'asyir Akui Pancasila Dasar Negara Indonesia

Kompas.com - 04/08/2022, 10:29 WIB
Labib Zamani,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SUKOHARJO, KOMPAS.com - Pendiri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Mukmin Ngruki, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, Abu Bakar Ba'asyir (ABB) mengakui Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.

Pernyataan itu disampaikan ABB dalam sebuah video berdurasi sekitar 40 detik yang beredar di media sosial (medsos) Facebook. Video itu diunggah oleh pemilik akun Facebook @KataKita dua hari lalu.

Hingga Kamis (4/8/2022), video itu telah disukai lebih dari 5.000 pengguna Facebook dan mendapat lebih dari 1.100 komentar.

Baca juga: 4 Anggota Khilafatul Muslimin di Singkawang Ikrar Setia NKRI dan Pancasila

Dengan menggunakan mikrofon, ABB menyampaikan Pancasila sebagai dasar negara karena berdasarkan Tauhid.

"Indonesia berdasarkan Pancasila itu mengapa disetujui ulama? Karena dasarnya Tauhid. Ketuhanan Yang Maha Esa," ucap ABB dalam video tersebut.

ABB melanjutkan dirinya sempat menganggap Pancasila itu syirik. Namun, setelah mempelajarinya, ia mengakui Pancasila sebagai dasar negara.

"Dulunya saya, Pancasila itu syirik. Saya begitu dulu. Tapi setelah saya pelajari selanjutnya, ndak mungkin ulama menyetujui dasar negara syirik. Itu ndak mungkin. Karena ulama itu mesti niatnya ikhlas," ungkapnya.

Terpisah, putra ABB Abdul Rohim saat ditemui di Ponpes Al Mukmin pada Kamis (4/8/2022) membenarkan, bahwa video yang beredar di medsos tersebut adalah ABB. Dirinya tidak mengetahui persis video itu kapan dibuat.

Seingat dia pernyataan itu disampaikan ABB pada bulan Ramadhan lalu dan kemungkinan ada yang merekam.

"Jadi memang benar itu video Ustaz ABB. Itu beliau memandang Pancasila. Itu beliau memandang Pancasila. Dahulu beliau berpandangan Pancasila itu dibuat bertentangan dengan Islam. Dia tidak kelop dengan Islam. Tapi ternyata para pendiri bangsa itu merumuskan Pancasila sebagai jalan, sebagai legitimasi kaum muslimin secara mutlak, secara kafah. Di mana Ketuhanan Yang Maha Esa itu prinsipnya ketauhidan. Beliau melihatnya dari situ. Beliau jelaskan lagi ke masyarakat supaya tidak terjadi kesalahpahaman," kata Abdul Rohim.

Dia menambahkan ABB sebenarnya tidak menolak konsep apapun sepanjang tidak bertentangan dengan syariat Islam. Termasuk dasar negara Pancasila.

"Pada prinsipnya beliau tidak menolak konsep apapun. Asal tidak bertentangan dengan syariat Islam dan konsep Islam. Tapi kalau suatu konsep itu dibuat berhadapan dengan Islam, beliau akan menolak hal tersebut. Siapapun yang menerimanya dianggap sebagai orang yang melakukan kesalahan. Sebab prinsipnya tauhid," terang dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Regional
2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

Regional
HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

Kilas Daerah
Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Regional
Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Regional
Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Regional
Tujuan Pria di Semarang Curi dan Timbun Ratusan Celana Dalam Perempuan

Tujuan Pria di Semarang Curi dan Timbun Ratusan Celana Dalam Perempuan

Regional
Banjir Rob Demak, Kerugian Petambak Ikan Capai 14 Miliar Setahun Terakhir

Banjir Rob Demak, Kerugian Petambak Ikan Capai 14 Miliar Setahun Terakhir

Regional
Sebelum Meninggal, Haerul Amri Keluhkan Mata Perih dan Kebas

Sebelum Meninggal, Haerul Amri Keluhkan Mata Perih dan Kebas

Regional
Bukan Fenomena 'Heat Wave', BMKG Sebut Panas di Jateng Disebabkan Hal Ini

Bukan Fenomena "Heat Wave", BMKG Sebut Panas di Jateng Disebabkan Hal Ini

Regional
301 KK Warga Desa Laingpatehi dan Pumpente di Pulau Ruang Akan Direlokasi, Pemprov Sulut: Mereka Siap

301 KK Warga Desa Laingpatehi dan Pumpente di Pulau Ruang Akan Direlokasi, Pemprov Sulut: Mereka Siap

Regional
Jumlah Siswa Tak Sebanding dengan Sekolah, Mbak Ita Akan Tambah 3 SMP pada 2025

Jumlah Siswa Tak Sebanding dengan Sekolah, Mbak Ita Akan Tambah 3 SMP pada 2025

Regional
Guru PPPK di Semarang Mengeluh Gaji Belum Cair, Wali Kota: Laporan Belum Masuk

Guru PPPK di Semarang Mengeluh Gaji Belum Cair, Wali Kota: Laporan Belum Masuk

Regional
3 Eks Pegawai BP2MI Bandara Soekarno-Hatta Dituntut 1,5 Tahun Penjara

3 Eks Pegawai BP2MI Bandara Soekarno-Hatta Dituntut 1,5 Tahun Penjara

Regional
Saat Keluarga Dokter Wisnu Titip Surat untuk Presiden Jokowi, Minta Bantuan Pencarian

Saat Keluarga Dokter Wisnu Titip Surat untuk Presiden Jokowi, Minta Bantuan Pencarian

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com