Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Tragis Perempuan Asal Serang, Dinikahi Paman Sendiri lalu Dibunuh, Mayatnya Dibuang di Tumpukan Sampah

Kompas.com - 03/08/2022, 07:20 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Warga dihebohkan dengan penemuan mayat perempuan dalam karung di tumpukan sampah di Kampung Jongjing, Desa Cerukcuk, Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang, Banten pada Sabtu (30/7/2022).

Belakangan diketahui jika mayat tersebut adalah Junaesih (37), yang tinggal di salah satu kontrakan di Kampung Jati Lio, Desa Jatiwaringain, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang.

Ia ditewas dibunuh suaminya sendiri, PW alias Adi (37). Ironisnya, Adi adalah paman Junaesih yang hidup dengan korban sejak lima tahun lalu.

Baca juga: Fakta di Balik Kasus Suami Bunuh dan Buang Mayat Istri Dalam Karung di Banten, Ternyata Paman dan Keponakan yang Tak Direstui

Pernikahan tak disetujui keluarga

Kabid Humas Polda Banten Kombes Pol Shinto Silitonga membenarkan jika korban dibunuh oleh suaminya sendiri yang juga berstatus sebagai paman.

Karena PW adalah sang paman, pernikahannya dengan Junaesih tak sah secara agama maupun negara.

Mereka berdua hidup bersama sejak lima tahun lalu dan tanpa mendapat restu orangtua. Saat menjalin hubungan dengan PW, Junaesih berstatus sebagai istri sah dari seorang pria dan memiliki dua anak.

"Diperoleh fakta bahwa PW juga merupakan paman kandung dari korban. Sehingga, pernikahan korban tersebut tidak mendapat restu dari keluarga," kata Shinto pada Selasa (2/8/2022).

Baca juga: Kasus Mayat Dalam Karung di Banten: Kisah Cinta Paman dan Keponakan yang Berakhir Tragis

Selama lima tahun bersama PW, Junaesih melahirkan dua anak orang. Anak terakhirnya masih berusia 40 hari.

Sehari-hari, mereka menyewa rumah di Kampung Jati Lio, Desa Jatiwaringin, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang.

Junaesih tinggal di rumah mengurus anak, sementara PW bekerja sebagai buruh di sebuah pabrik koveksi.

Walau terlihat harmonis, PW dan Junaesih kerap cekcok karena masalah ekonomi keluarga. Junaesih saat masih hidup kerap mengatakan PW tak bertanggung jawab menafkahi keluarganya.

Baca juga: Motif Suami Bunuh dan Buang Mayat Istrinya dalam Karung di Banten

Umpatan dan makian dari Junaesih, membuat PW emosi.

"Percekcokan di antara mereka sering terjadi dan bersitegang karena pelaku tidak bertanggung jawab dalam menafkahi keluarga, sehingga umpatan dan makian dari istri membuat pelaku sakit hati," ujar Shinto.

 

Dibunuh saat bayinya menangis

Polda Banten memaparkan kronologis pembunuhan yang mayatnya dibuang menggunakan karung di Serang BantenKOMPAS.COM/RASYID RIDHO Polda Banten memaparkan kronologis pembunuhan yang mayatnya dibuang menggunakan karung di Serang Banten
Puncak kekesalan PW terjadi pada Jumat (29/7/2022) dini hari.

Saat itu bayi mereka yang masih berusia 40 hari menangis. PW kemudian membangunkan Junaesih dan memintanya untuk memberikan ASI.

Ternyata Junaesih tak merespons. Mereka pun kembali cekcok terkait masalah ekonomi. Saat itu korban menyebut PW sebagai kepala rumah yang tak bertanggungjawab atas nafkah keluarga.

PW yang emosi kemudian memindahkan bayinya yang ada di samping korban. Ia lalu membekap kepala korban dengan tilam serta menindih tubuh korban.

Baca juga: Pembunuh Perempuan yang Ditemukan Dalam Karung Ajak Anak Saat Buang Korban

Tindakan tersebut membuat korban kehabisan napas dan tewas.

"Selama lebih dari dua menit korban dibekap dan ditindih hingga korban tidak dapat bergerak dan kehabisan napas sampai akhirnya korban meninggal dunia," ujarnya.

Korban yang panik kemudian membungkus perempuan yang sudah memberinya dua anak dengan dua karung plastik besar.

Ia kemudian menyimpan mayat perempuan 37 tahun itu di dalam rumah selama satu hari.

Pada Sabtu (30/7/2022) dini hari, ia bersama anak perempuannya yang berusia 5 tahun keluar naik motor membawa karung berisi mayat Junaesih.

Baca juga: Mayat Perempuan Dalam Karung di Serang Ternyata Dibunuh Suaminya

"Pelaku dan sang anak perempuan berusia lima tahun membawa karung keluar kontrakan lalu dibuang ke lokasi penemuan," kata Shinto.

Saat itu PW masih belum tahu kemana mayat tersebut akan dibuang. Ia kemudian memasukkan peralatan dan barang bekas ke dalam karung berisi mayat itu.

Tujuannnya untuk mengaburkan jika isi dalam karung itu adalah sampah.

"Ketika melintas ada tumpukan sampah maka dalam benak pelaku identik dengan barang dia bawa. Jadi konteknya automatice ketika berada pada jalur jalan yang dilewati ada tumpukan sampah pelaku membuang jenazah," kata dia.

Baca juga: Identitas Mayat Dalam Karung di Serang Banten Terungkap, Warga Tangerang

PW pun berhasil diamankan Polres Serang. Ia kemudian dijerat pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman pidana 15 tahun penjara.

Saat ini, lanjut Shinto, penyidik Satreskrim Polres Serang bersama dengan P2TP2A Kabupaten Serang akan memulihkan kondisi psikologis anak korban.

"Anak korban ini juga mengetahui peristiwa pembunuhan, dan untuk dapat merawat anak korban yang masih bayi," tandasnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Rasyid Ridho | Editor : Reni Susanti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Regional
Pilkada Banten 2024, Gerindra-Demokrat Ingin Lanjutkan KIM di Banten

Pilkada Banten 2024, Gerindra-Demokrat Ingin Lanjutkan KIM di Banten

Regional
Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Regional
Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Regional
Pagi Berdarah, Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri di Jalan Desa

Pagi Berdarah, Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri di Jalan Desa

Regional
Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Regional
SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

Regional
Tantang Mahyeldi pada Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Tantang Mahyeldi pada Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Regional
Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Regional
Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Regional
Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Regional
Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Regional
Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Regional
Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com